Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kesibukan di Bandara Cangi, dimana sekitar 15% turis masuk ke Singapore sebelum covid 19 adalah turis bisnis.
Penurunan turis yang masuk ke negara ini sebesar 99.8%. Singapore sebagai ke-5 destinasi wisata global hanya berharap pada turis domestik saat ini menyusul larangan masuknya turis dari negara tetangga.
Halnya dengan Malaysia, kebijakan menurunkan pajak turis sebesar RM 1 per kamar per malam dari RM 10 bertujuan untuk memberi keringanan para turis. Kemudian disusul permintaan keringanan pajak bagi pebisnis hotel.
Dampak dari lock down beberapa bulan di Malaysia sangat memukul industri perhotelan. Hingga saat ini masih melakukan pengetatan terhadap keluar masuk warga Indonesia.
Sebelum pandemi Malaysia, negara tetangga sebagai penyumbang besar pendapatan pariwisata kepada Indonesia. Begitu pula kedatangan grup turis Indonesia membanjiri Malaysia. Tengok saja kota Medan, Pontianak, Aceh, Pekanbaru, kota yang disinggahi kebanyakan turis dari negara itu.
Hibah pariwisata
Sebagai contoh okupansi hotel kota Pontianak YTD 2020 sebesar 40.80%. Sedangkan hotel budget di bilangan Jakarta barat sekitar 26 - 35%. (Data hotel di Pontianak dan Jakarta berdasarkan data YTD 2020 dari hotel yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya)
Peningkatan okupansi hotel tidak lepas dari perhatian pemerintah terhadap sektor pariwisata. Diantaranya dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun sebagai penambah modal kerja dan investasi tetap kepada pelaku bisnis hotel, restoran dan pemerintah daerah. Dana ini guna meningkatkan kesiapan destinasi dalam penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).
Keadaan ini mulai menunjukan tumbuhnya bisnis perhotelan walau dibayangi kekuatiran. Beberapa operator hotel menerapkan diskon sebesar 10 hingga 20% sebagai stimulus.
Hotel lokal berwawasan global