Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Prospek Industri Hotel Tahun 2021

1 Januari 2021   21:58 Diperbarui: 1 Januari 2021   22:03 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelancong (foto CelestineP)

Berbicara tentang hotel, bergantung terhadap klasifikasi hotel masing-masing. Pemasaran hotel bintang 4 dan 5 tentu berbeda dengan kelas di bawahnya. Seorang pemerhati bisnis hotel sejatinya cermat menganalisa dari sudut pandang mana ia melihat. 

Seorang hotelier menjelaskan, hotel okupansi YTD mencapai 60% di tahun 2020. Benarkah? Saya sempat terkecoh. Hotel sekelas Marriott kah?. Dalam keadaan normal bisa saja sebesar itu bahkan lebih dari itu. Ternyata data kedapatan dari hotel budget.

Pergerakan industri hotel ditunjang kuat airlines. Okupansi hotel di seluruh Indonesia dipengaruhi perjalanan orang melalui jasa penerbangan. Ketika publik menyerbu bandara, disanalah kesibukan yang mendatangkan keuntungan.

Kini bepergian memerlukan administrasi tambahan. Pelancong harus mengeluarkan biaya ekstra untuk rapid test dan PCR test. Apabila kedapatan hasil reaktif, membuat rencana bubar.

Meskipun industri hotel terpuruk saat pandemi, jumlah hotel di Jakarta bertambah 6.47%. Penambahan 20 hotel dari jumlah 309. Diprediksi 329 hotel  siap berkompetisi tahun ini. Beberapa hotel menunda pembukaannya tahun lalu.

Begitu pula penambahan kamar sebesar 8.19% menjadi 58.635 kamar. Hal ini membuat persaingan hotel semakin ketat, karena itu hotel yang kreatif, yang menerapkan gaya hidup higienis lebih menyerap para tamu.

Negara tetangga

Di Australia, sektor perhotelan tumbuh 40% pada kuarta IV 2020. Kenaikan ini mulai terjadi di kota Hobart, ibukota negara bagian Tasmania, disusul Melbourne, Sydney dan Brisbane karena dibukanya kembali sejumlah perbatasan di kota tersebut. Diperkirakan kenaikan 70% pada pertengahan tahun 2021

Negara tetangga Singapore membuka jalur khusus untuk turis bisnis. Selama berada di Singapore para turis harus melakukan test rapid berbasis antigen di hari ke 3, 5, 7 dan ke 11 setelah kedatangan mereka.

Jalur baru ini memang akan menghambat pergerakan turis bisnis di Singapore. Memuluskannya dengan cara mengijinkan semua turis bisnis dari seluruh negara untuk datang selama tidak lebih dari 14 hari.

Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kesibukan di Bandara Cangi, dimana sekitar 15% turis masuk ke Singapore sebelum covid 19 adalah turis bisnis.

Penurunan turis yang masuk ke negara ini sebesar 99.8%. Singapore sebagai ke-5 destinasi wisata global hanya berharap pada turis domestik saat ini menyusul larangan masuknya turis dari negara tetangga.

Halnya dengan Malaysia, kebijakan menurunkan pajak turis sebesar RM 1 per kamar per malam dari RM 10 bertujuan untuk memberi keringanan para turis. Kemudian disusul permintaan keringanan pajak bagi pebisnis hotel.

Dampak dari lock down beberapa bulan di Malaysia sangat memukul industri perhotelan. Hingga saat ini masih melakukan pengetatan terhadap keluar masuk warga Indonesia.

Sebelum pandemi Malaysia, negara tetangga sebagai penyumbang besar pendapatan pariwisata kepada Indonesia. Begitu pula kedatangan grup turis Indonesia membanjiri Malaysia. Tengok saja kota Medan, Pontianak, Aceh, Pekanbaru, kota yang disinggahi kebanyakan turis dari negara itu.

Hibah pariwisata

Sebagai contoh okupansi hotel kota Pontianak YTD 2020 sebesar 40.80%. Sedangkan hotel budget di bilangan Jakarta barat sekitar 26 - 35%. (Data hotel di Pontianak dan Jakarta berdasarkan data YTD 2020 dari hotel yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya)

Peningkatan okupansi hotel tidak lepas dari perhatian pemerintah terhadap sektor pariwisata. Diantaranya dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun sebagai penambah modal kerja dan investasi tetap kepada pelaku bisnis hotel, restoran dan pemerintah daerah. Dana ini guna  meningkatkan kesiapan destinasi dalam penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).

Keadaan ini mulai menunjukan tumbuhnya bisnis perhotelan walau dibayangi kekuatiran. Beberapa operator hotel menerapkan diskon sebesar 10 hingga 20% sebagai stimulus.

(ilustrasi by CelestineP)
(ilustrasi by CelestineP)

Hotel lokal berwawasan global

Dampaknya hotel-hotel lebih memilih chains branded hotel yang dipercaya menerapkan jaminan protokol kesehatan dibanding hotel lokal. Menyontek istilah dari Hermawan Kartajaya yaitu hotel lokal yang global, diantaranya fokus pada digital marketing. Dengan kata lain, hotel lokal yang berwawasan global.

Hotel-hotel membiasakan adaptasi dengan keadaan baru, kebiasaan baru dan menjadikan hotel higienis sebagai gaya hidup terbarukan. Demikian pula hotel yang menjaga kebersihan super lebih meyakinkan para tamu. Menjadikan kebersihan sebagai gaya hidup, bukan slogan semata.

Ketika okupansi menunjukan kenaikan hingga Desember 2020, maka tahun 2021 masa melangkah menuju perbaikan. Tidak perlu menggapai rembulan, namun jika okupansi hotel merangkak naik perlahan, itulah tanda-tanda perubahan. Terlebih pemerintah telah menaikkan Rp. 4,1 triliun alokasi dana APBN bagi sektor pariwisata.

Sejak kemarin, 31 Desember 2020, WNI yang tiba dari luar negri melakukan karantina selama 5 hari di berbagai hotel di Jakarta. Kedatangan para penumpang itu membutuhkan 1500 hingga 2000 kamar per hari. Hal ini menyebabkan naiknya okupansi hotel-hotel selama 5 hari ke depan.

Industri travel dan leisure sebagai the first loser semasa pandemi mengharuskan hotelier bekerja lebih giat. Market yang  bergairah menunjukan pertumbuhan walau kecil. Tahun ini adalah tahun perbaikan industri pariwisata.

Meningkatkan pendapatan tidak selalu diikuti penurunan harga kamar. Menurunkan harga kamar biasa dilakukan sebagai daya tarik pembeli namun harga yang terlalu rendah berakibat munculnya prasangka buruk dari pasar. Hal ini diperlukan strategi khusus dalam E-commerce atau pemesanan kamar secara online.

Dampak menurunkan harga kamar dapat memancing tanda tanya terhadap pasar. Apalagi harga yang dapat dijangkau daya beli remaja, selain membuka peluang terbukanya kenakalan remaja, juga  rentannya muncul penyakit masyarakat seperti prostitusi.

Contohnya dapat ditengok pada unggahan Instagram Pemkot Pontianak @tkp_pontianak dua hari lalu. Video razia hotel-hotel penyebab maraknya prostitusi belakangan ini.

Selain menggencarkan e-commerce, strategi lain yaitu membuat harga paket kamar di luar susunan harga (rate structure) sebagai variasi pilihan  pembeli. Untuk itu media sosial menjadi media pilihan utama berpromosi yang cukup terjangkau.

Saatnya bekerja lebih giat bagi hotelier. Tahun baru, harapan baru.

Salam hospitality.

Referensi  1 , 2 ,  3 , 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun