Kebersihan menjadi gaya hidup hotelier
Penilaian terpenting sebagai prioritas adalah tentang kebersihan. Menjaga kebersihan menjadi gaya hidup setiap karyawan hotel. Apalagi semasa virus corona mewabah.
Seluruh karyawan berseragam rapih dan bersih, termasuk menjaga keharuman badan yang netral. Artinya bila memakai pewangi lebih disukai harum natural. Itu semua tercantum dalam hand book.
Karyawan back office harus well groom, baju jas masuk masuk laundry setelah 2 kali pakai. Demikian menimbulkan percaya diri seluruh karyawan dalam beraktifitas sehari-hari. Berseragam hotel rapih dan bersih, akan meningkatkan brand dan image hotel.
Dalam hal estetika, dahulu mencat kuku dilarang. Kini, mencat kuku bagi karyawan putri back diijinkan asalkan cat kuku berwarna natural sesuai warna yang telah ditentukan. Dahulu harus memakai stocking bagi karyawan putri back office, kini lebih luwes dan bukan keharusan. Yah, generasi milenial selalu ingin tampil modis.
Kerja bakti di seluruh area hotel
Kebersihan memberi dampak positif terhadap keseharian kita. Kami melakukan kerja bakti (general cleaning) termasuk kantor setiap departemen.
Seluruh area hotel mesti dijaga kebersihannya. Bila lengah, bukan saja mengundang nyamuk, kecoa, rayap, tapi juga tikus. Ya tikus. Apalagi di hotel yang menua, akan menjadi ladang tikus. Hiii.. (I'm not joking, this is true!)
Fatal! Ya akibatnya fatal. Seekor kecoa saja dalam kamar, nama hotel tercoreng. Oh no.
Menjaga kebersihan sejatinya dimulai sejak kanak. Meletakkan kaos kaki, sepatu, tas sekolah sepulang sekolah. Semasa kanak, usia mudah dibentuk, semakin besar akan sulit mengubahnya.