Â
Di hari kedua saya diajak oleh induk semang saya untuk belajar membuat besek di rumah tetangga yang berada di depan rumah induk semang saya. Disana saya mempelajari cara pembuatan besek. Besek adalah keranjang berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu.Â
Besek biasanya dipakai untuk tempat makanan seperti gudeng , makanan ringan ,sayur dan juga lauk pauk.Kami melihat sekaligus mencoba membuat besek dari awal yaitu dari proses pemilihan panjang bambu dan proses penganyamannya hingga menjadi besek.
Besek adalah salah satu sumber penghasilan warga Sendang Mulyo selain bertani .Setelah itu saya ditunjukan cara pembuatan stagen.Stagen adalah semacam korset berbentuk kain yang pemakaiannya dililitkan ke perut.
Proses nya cukup susah dibandingkan pembuatan besek.Dalam membuat stagen kita harus bisa teliti dan terampil.Â
Saya juga diajak untuk melihat proses pembuatan tempe.Tempatnya tidak jauh dari pembuatan stagen, kami cukup berjalan sekitar 1 sampai 2 menit saja. Proses pembuatan tempe lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan pembuatan besek dan stagen karena kita hanya menuang kedelai sesuai ukuran yang telah ditentukan yaitu sekitar satu sendok makan dan membungkusnya dengan daun pisang lalu mengikatnya dengan ujung daun pisang.
Setelah dibungkus tempe ini dibiarkan selama semalam dan pada pagi harinya tempe ini siap untuk dijual ke pasar.
Setelah itu saya akhirnya pulang kerumah Bapak Munasir.Ternyata Pak Munasir telah menyiapkan wadah yang berisi banyak buah-buahan yang akan dibuat menjadi rujak dan dimakan bersama.Pada malam hari saya berkumpul di rumah Bapak Ngatijo yang berada di desa Slarongan untuk belajar gamelan bersama dengan teman-teman sekaligus para muda mudi dan tetangga sekitar untuk menambah pengalaman.Â
Dirumah Pak Ngatijo saya dan teman-teman bukan hanya belajar gamelan , kami bermain dan saling berkenalan dengan warga desa Slarongan dan para OMK.Selesai acara saya kembali ke rumah untuk beristirahat agar bias mengikuti kegiatan di hari esok dengan maksimal.
Pada hari ketiga saya dan teman kelompok saya diajak oleh Bapak Munasir untuk pergi ke sawah dan melihat proses membajak sawah menggunakan traktor. Kami juga diperbolehkan untuk mencoba membajak sawah menggunakan traktor dengan syarat tidak boleh melewati batas yang sudah ditentukan.Â
Hasil membajak sawah dengan traktor lebih menguntungkan karena jauh lebih cepat dan lebih praktis dibanding menggunakan hewan seperti sapi atau kerbau. Kami tidak terlalu lama beraktifitas di sawah karena saya harus bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta. Sehingga setelah selesai membajak sawah saya langsung kembali kerumah untuk mandi dan makan. Setelah itu saya merapikan kamar ,membereskan barang dan bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta.Â