Mohon tunggu...
Cecylia Rura Patulak
Cecylia Rura Patulak Mohon Tunggu... -

An amateur writer, literally in love with writing and capturing moments that won't be forgotten but have never been addicted read academic journal. Enjoy mine and let's brain storming together! My other half writing on https://cecxc.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Marendeng Marampa' Jo Toraya

11 Februari 2016   19:35 Diperbarui: 14 Februari 2016   14:27 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Rambu Solo', ritual Rambu Tuka dilakukan saat masyarakat Toraja berkumpul dalam suasana gembira. Misalnya saat upacara pernikahan, perkumpulan ikatan keluarga Toraja di tanah perantauan, dan peresmian rumah atau tongkonan baik yang baru dibangun maupun yang sudah selesai direnovasi. Untuk memeriahkan acara ini, tarian Pa gellu' yang dibawakan oleh gadis-gadis Toraja juga diturunkan bersama dengan para Pa'gandang (baca: pemukul gendang yang mengiringi tarian) lengkap dengan busana khas yang berhiaskan kandaure. Ketika tarian Pa gellu' dimulai, semua masyarakat Toraja akan meneriakkan Aihi! sebagai ungkapan kegembiraan.

[caption caption="Tarian Pa gellu' | Sumber: indonesiakaya.com"]

[/caption]

Ma' Nene

Dari semua ritual yang ada di Toraja, Ma' Nene sempat menggemparkan masyarakat Indonesia karena dianggap kurang lazim. Mitos yang menyebutkan mayat berjalan hingga kini masih simpang siur kebenarannya, namun ritual Ma' Nene itu sendiri sebenarnya bukan mayat hidup yang berjalan. Upacara ini biasanya dilakukan setiap 2 tahun sekali setelah tutup usia. Tubuh mendiang yang telah tutup usia sengaja disimpan dan diawetkan bersama peti mati di dalam rumah karena dianggap masih ada.

Untuk itu, anggota kelaurga masih menyiapkan makanan dan rokok yang diletakkan di dekat peti mati. Anggota keluarga akan mengajaknya berjalan-jalan bersama seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kini, ritual tersebut sudah jarang terlihat dan hanya dilakukan oleh masyarakat Toraja yang masih kental dengan nilai-nilai adat.

[caption caption="Ma' Nene | Sumber: nydailynews.com"]

[/caption]Dalam upacara Rambu Solo' dan Rambu Tuka, keduanya masih memiliki kasta sosial tersendiri sehingga ada beberapa ritual yang membedakan masing-masing Rambu bagi kaum ningrat dan kaum masyarakat umum yang melakukan ritual. Rambu Solo' diartikan sebagai upacara yang mengiringi terbenamnya matahari, sementara Rambu Tuka sebagai pengiring matahari yang akan terbit.

Selain upacara Rambu Solo', pihak keluarga umumnya akan menyediakan rumah khusus yang nantinya diisi oleh peti mati mendiang sekeluarga atau disebut dengan Patane. Hal ini biasanya sudah diamanatkan sebelum tutup usia. Oleh karena itu, upacara adat kematian Toraja membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Jika dilihat dari kasta sosial, masyarakat Toraja yang menggunakan Patane sebagai tempat peristirahatan terakhir digolongkan sebagai masyarakat menengah. Sementara masyarakat dengan kasta terendah dikubur dalam liang tanah pada umumnya. Bagaimana dengan kasta yang tertinggi atau disebut sebagai kaum ningrat di Tana Toraja?

Nah, kasta ini biasanya akan menggunakan bukit-bukit yang ada di pegunungan Tana Toraja untuk dibuatkan sebuah ruang khusus berdasarkan pesanan. Salah satu makam Toraja yang masih terkenal hingga saat ini adalah Goa Londa, yang kini menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Kasta ini sebenarnya digolongkan berdasarkan kemampuan ekonomi dan finansial masyarakat. Sebenarnya agak menyimpang jika dilihat berdasarkan nilai keharmonisan dan kesetaraan penduduk. Namun, inilah fenomena budaya yang terjadi di tengah masyarakat Toraja.

Tidak hanya ritual budayanya yang menarik, Toraja juga memiliki destinasi wisata yang sayang jika dilewatkan. Beberapa diantaranya yaitu:

[caption caption="Goa Londa : Dok: Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun