Mohon tunggu...
Cecilia Oktaviana
Cecilia Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Cecilia Oktaviana - 43220010035 Mahasiswa Universitas Mercu Buana Dosen : Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBGG

Cecilia Oktaviana - 43220010035 Mahasiswa Universitas Mercu Buana Dosen Dosen : Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBGG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akutansi Pendekataan Semiotika; Menurut Charles Sander Pierce

22 Mei 2022   20:15 Diperbarui: 23 Mei 2022   20:00 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanda pada ligustik dalam teori Peirce suatu hal yang merupakan penting tetapi bukan berarti satu-satunya yang terpenting. Dari berbagai hal tanda yang terujat pada objeknya menjadi suatu hal bahasan yang pada umumnya ingin diungkapkan pada Peirce. Bahwa pada dasarnya tanda-tanda tersebut diciptakan manusia untuk berkomunikasi dalam rangka representasi atas Bahasa ligustik atau ligustik yang secara umum dapat berlaku.

Klasifikasi Tanda Menurut Charles Sander Peirce. 

Perice menghendaki suapaya teori semiotika  yang telah dibuat menjadi suatu rujukan umum ataupun kajian berbagai tanda-tanda.  Maka dari itu Peirce membutuhkan kajian lebih mendalam mengenai tentang tanda-tanda tersebut, salah satu utamanya adalah mengenai seberapa luas jangkuan pada teorinya. Pada penjelasannya Peirce membagikan dalam beberapa klasifikasi :

A. Berdasarkan Ground

Berdasarkan pada ground berkaitan dengan sesuatu yang menciptakan suatu tanda yang dapat berfungsi . pada hal ini Peirce menglasifikasikan Ground kedalam tiga hal yaitu:

  • Qualisign. 

Qualisign merupakan kuliatas yang berasal dari suatu tanda. Contohnya seperti kualitas kata-kata yang akan digunakan dalam menyertai tanda-tanda tersebut seperti kata-kata yang keras atau bisa juga dengan nada keras atau pun kasar serta lembut. Tidak hanya itu kata-kata dapat menentukan kualitas dari suatu tanda, dapat pula bisa berupa warna yang ditemukan pada gambar yang menyertai tanda tersebut.

  • Sinign.

Sinign merupaka eksitensi serta akutalitas pada suatu benda ataupun peristiwa terhadap pada suatu tanda. Contohnya seperti kata tanah longsor pada kalimat" terjadi bencana tanah longsor " pada kalimat tersebut merupaka suatu peristiwa yang menjelaskan bahwa tanah longsor terjadi diakibatkan karena erosi.

  • Legisign.

Legisign merupakan norma yang memiliki makna pada tanda. Tentunya tanda tersebut berkaitan dengan apa yang boleh ataupun tidak boleh dilakukan.  Contohnya seperti tanda dilarang berhenti menunjukan bahwa saat kita berkendara kita dilarang berhenti dijalan sembarangan, contohnya lagi seperti dilarang membawa minuman keras  maka tanda itu menunjukan bahwa kita dilarang membawa minuman keras saat berada disuatu tempat, atau contoh umunya dilarang merokok yang menunjukan bahwa kita dilarang merokok pada suatu lingkungan dimana tanda tersebut berada.

B. Berdasarkan Objeknya :

Konsep pada semiotika menurut Pierce yaitu memfokuskan terhadap hubungan trikotomi antara tanda-tanda yang merupakan suatu karya sastra. Hubungan yang dimaksud dengan trikotomi yaitu hubungan antara objek, interpretan ataupun representamen. Didalam hubungan antara trikotomi, terbagi antara menjadi 3 bagian yaitu merupakan suatu hubungan tanda yang dapat dilihat berdasarkan persamaan/kesamaan yang terdiri antara unsur-unsur yang di fokuskan yang biasanya disebut dengan ikon, indeks ataupun simbol berikut adalah penjelasan atau definisi 3 bagain tersebut, yaitu :

  • Ikon.

Ikon merupakan tanda yang menyertai berupa bentuk objek aslinya. Hal ini dapat diartikan sebagai hubungan antara tanda ataupun objek yang memiliki sifat kemiripan. Maksud dari ikon tersebut adalah memberikan pesan yang berbentuk pada aslinya. Contohnya seperti  banyak yang kita jumpai tapi tidak kita sadari yaitu peta Indonesia merupakan ikon dari wilayah negara Indonesia.

  • Indeks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun