Hari Sabtu adalah hari yang ditunggu-tunggu bukan hanya oleh masyarakat Fiji tapi juga para ekspatriat termasuk saya. Selain hari libur, Sabtu dimanfaatkan untuk belanja mingguan dan jalan-jalan bersama keluarga. Maka tidaklah mengherankan kota Suva banyak dikunjungi dan tempat belanja bagi orang-orang yang tinggal di Suva maupun di luar Suva.
Kalau dilihat wilayahnya, Caubati (baca: daumbati) sebagai tempat tinggal saya termasuk wilayah Suva atau istilahnya Central Suva. Tetapi kalau mengukur jarak tempuhnya maka tempat tinggal saya termasuk daerah pinggiran (rural area). Setiap hari saya berangkat kerja menggunakan bus umum tetapi tidak seperti Jakarta walaupun jauh, perjalanan menuju kantor membutuhkan waktu 30 menit atau 45 menit pada waktu jam sibuk (jam masuk sekolah). Karena hari Sabtu maka cukup nyamanlah untuk menikmati perjalanan dari Caubati ke Suva. Akhirnya sampailah saya di terminal bus kebanggaan masyarakat Suva.
[caption id="attachment_214666" align="aligncenter" width="463" caption="Suasana terminal bus Suva yang masih lengang pada Sabtu pagi (dok.Cech)"][/caption]
Sebenarnya sudah lama saya ingin menelusuri dan menuliskan apa saja yang ada di satu-satunya pasar tradisional (traditional market) pusat kota Suva. Namun baru kali ini saya memiliki waktu untuk jalan-jalan sekaligus hunting foto di pasar tradisional Suva tersebut.
Apakah ada perbedaan antara pasar tradisional di Fiji dengan Indonesia? Pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan situasi dan kondisi pasar-pasar di Fiji. Yang membedakan adalah mungkin harga dan cara penyajian dagangan pasar. Kalau dibandingkan dengan Indonesia, harga-harga barang di pasar Suva relatif mahal dan sebagian besar penyajian barang dagangannya menggunakan piring. Contohnya satu piring terong dihargai sekian dollar Fiji. Jarang sekali saya menemukan barang dagangan dihargai berdasarkan berat barang (kg atau gram). Tetapi ada juga yang dijual berdasarkan ikatan seperti satu ikat sawi, daun bawang atau dijual per buah seperti buah semangka, mangga, jeruk, apel dan lain-lain.
Banyak pengalaman menarik yang diperoleh dari perjalanan menelusuri pasar tradisional di Suva, Fiji. Lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa foto di tulisan ini.
[caption id="attachment_214667" align="aligncenter" width="384" caption="Berjejer ibu-ibu penjual makanan jajanan khas Fiji dari bahan singkong di luar pasar tradisional (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214669" align="aligncenter" width="512" caption="Ada Falawa, Bila, Tavioka seharga FJ$ 1 per bungkus yang semuanya dibuat dari singkong (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214670" align="aligncenter" width="512" caption="Suasana di dalam pasar yang mulai ramai didatangi pembeli (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214671" align="aligncenter" width="512" caption="Labu, salah satu bahan makanan pokok terutama bagi masyarakat Fiji keturunan Hindi (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214672" align="aligncenter" width="512" caption="Buah nangka mentah untuk bahan makanan khas India (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214673" align="aligncenter" width="512" caption="Buah nangka mentah yang sudah dipotong-potong kecil untuk campuran kari (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214674" align="aligncenter" width="479" caption="Buah semangka yang tumbuh subur dan banyak dijual di pasar Fiji (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214675" align="aligncenter" width="512" caption="Buah mangga yang rasanya manis-manis asam seharga FJ$ 1 per buah (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214676" align="aligncenter" width="512" caption="Sayur-sayuran yang dijual berdasarkan ikatan dan piring seharga FJ$ 1 (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214678" align="aligncenter" width="512" caption="Telur yang dijual berdasarkan tray berisi 20 butir atau lusin berisi 12 butir (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214679" align="aligncenter" width="512" caption="Pisang khas Pasifik Selatan yang sering disebut Vudi (baca:vundi) besar-besar mirip fisik orang pasifik selatan (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214680" align="aligncenter" width="384" caption="Intermezzo sejenak karena ada Ladyboy atau orang Fiji menyebutnya 50 cents yang lewat di depan saya hahaha (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214681" align="aligncenter" width="512" caption="Bagian lain di dalam pasar yang menjual buah kelapa (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214682" align="aligncenter" width="512" caption="Penjual bubuk kava sebagai bahan dasar minuman tradisional grog (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214684" align="aligncenter" width="384" caption="Seorang ibu penjual daun talas yang sangat diminati oleh masyarakat Fiji (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214685" align="aligncenter" width="466" caption="Daun pakis yang banyak dijual dan mudah ditemukan di pasar Fiji tetapi sudah jarang dijual di Indonesia (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214686" align="aligncenter" width="512" caption="Rujak khas Fiji dari bahan rumput laut sea grape yang sangat menyegarkan untuk dikonsumsi (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214687" align="aligncenter" width="512" caption="Satu piring anak gurita yang dijual seharga FJ$ 4 (dok.Cech)"]
[/caption]
[caption id="attachment_214689" align="aligncenter" width="512" caption="Tempat khusus di pasar tradisonal Fiji yang menjual tanaman hias (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214688" align="aligncenter" width="512" caption="Bagi kaum muslim, disinilah tempat membeli daging bersertifikat halal (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214690" align="aligncenter" width="512" caption="Nah disinilah restoran halal dimana saya sering makan siang (dok.Cech) "]
[/caption] [caption id="attachment_214691" align="aligncenter" width="512" caption="Beberapa menu makanan halal yang dijajakan di restoran halal (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214692" align="aligncenter" width="384" caption="Beginilah saya menikmati makan siang di restoran halal dinaungi bendera Fiji dan Australia (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214693" align="aligncenter" width="512" caption="Sebelum pulang, menikmati dulu suasana pelabuhan di Fiji (dok.Cech)"]
[/caption] [caption id="attachment_214694" align="aligncenter" width="512" caption="Kembali menikmati perjalanan pulang dengan bus khas Fiji tanpa jendela (dok.Cech)"]
[/caption]
Bagaimana ? Seru khan !!! Semoga tulisan ini menginspirasi para pembaca untuk datang berkunjung ke Fiji, salah satu negara sentral di kawasan Pasifik Selatan. Bula Vinaka Vakalevu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya