Kejadian ini sering kali saya alami dan herannya mengapa ini terus terjadi. Sejak saya belajar bisnis rempah-rempah terutama untuk memasok pabrik jamu dan minuman sekitar 15 tahun yang lalu, terus berlangsung ketidak akuratan informasi tentang kapasitas produksi suatu rempah-rempah.
Beberapa minggu yang lalu saya dimintai tolong oleh teman yang baru memulai bisnis rempah-rempah. Kata teman, rempah-rempah yang dicarinya dibutuhkan untuk ekspor ke Timur Tengah. Karena dari awal saya berniat ingin membantu maka tanpa sengaja saya pun terlibat di dalam kegiatan teman tersebut.
Rempah-rempah yang dicari adalah kapulaga dan kayu manis. Awalnya saya banyak mendengar pembicaraan teman dengan rekan bisnisnya yang kebetulan masih orang Indonesia (bukan pembeli langsung). Temannya mengatakan kalau dia butuh kapulaga dan kayu manis kualitas. Tapi sebelum dia bicara lebih jauh maka saya memintanya untuk menunjukkan spesifikasi kapulaga dan kayu manis yang diinginkan. Berulang kali saya minta spesifikasinya maka berulang kali juga dia hanya mengatakan pokoknya kapulaga dan kayu manis.
Mendengar temannya tersebut, saya jadi tertawa dalam hati. Bagi saya, temannya tersebut masih bau kencur alias belum pengalaman tapi masih saja ngeyel kalau dia lebih ahli. Ya, sudah dengan sedikit jengkel yang tertahan saya ikuti saja kemauannya. Alasan saya untuk membantah pernyataan temannya tersebut adalah kemungkinan besar banyak gagalnya kalau cara bisnis seperti itu. Biasanya pembeli akan memberikan spesifikasi barang yang dicari dan kita tinggal mencarinya sesuai dengan yang diinginkan.
Benar saja apa yang saya perkirakan. Hal ini mengingatkan saya tentang peristiwa 12 tahun yang lalu dimana pada saat saya sedang mencari kapulaga dan kayu manis untuk kebutuhan jamu dan minuman. Suatu hari ada teman kakak yang dengan mulut besarnya bercerita dan berkesan menggurui saya tentang kedua barang tersebut. Dikatakannya kalau di daerah Majenang (Cilacap) banyak sekali tanaman Kapulaga. Sementara daerah Rembang, Purwokerto Utara banyak ditanam kayu manis. Sempat saya mengingatkan kalau kapulaga dan kayu manis mempunyai banyak jenis. Tetapi tetap saja teman kakak merasa lebih pintar.
[caption id="attachment_174199" align="aligncenter" width="350" caption="kapulaga lokal (tanamanherbal.wordpress.com)"][/caption] [caption id="attachment_174197" align="aligncenter" width="362" caption="kapulaga-sabrang (ditsayur.hortikultura.deptan.go.id)"][/caption]
Untuk itu saya meminta teman kakak untuk mengatarkan ke tempat kapulaga dan kayu manis banyak ditanam. Dengan menggunakan mobil saya berangkat pagi-pagi ke lokasi (Majenang) untuk mencari sumber kapulaga. Sesampainya di lokasi, dengan mantapnya teman kakak mengajak saya ke sebuah bukit yang sepertinya masih areal milik Perhutani. Memang saya mendapatkan informasi kalau dulu ada program tumpang sari antara tanaman kapulaga dengan tanaman hutan milik Perhutani. Tapi apa lacur teman kakak mengajak saya jalan-jalan ke sana kemari. Aduhhhh ini orang sebetulnya tahu atau tidak tentang tanaman kapulaga. Saking kesalnya saya memutuskan berhenti istirahat sambil melihat-lihat sekelilingnya.
" Pak, sebetulnya tahu ga sich tanaman kapulaga " tanya saya.
" Jelas tahulah. Mas tenang saja " jawabnya.
" Hehehehe kayak apa sich Pak tanaman kapulaga itu "
" Ya kayak apa ya nanti kalau lihat tanamannya baru tahu kayak apa wujudnya "
Hehehehehe sambil tertawa saya mengatakan kepada teman kakak.
" Sudahlah Pak ngaku saja terus terang kalau bapak tidak tahu tanaman kapulaga "
" Wah mas mengecilkan saya "
" Bukan mengecilkan bapak. Tahu ga Pak kalau tanaman kapulaga yang kita cari sebenarnya ada di belakang bapak "
" Masa sich "
" Sudahlah Pak "
Langsung saja saya menghampiri tanaman yang berada di belakang teman kakak. Saya tunjukkan bagaimana wujud tanamannya dan kebetulan mulai ada buah kapulaga yang berada di akar dekat sekali dengan tanah.
" Nah Pak, ini yang namanya tanaman kapulaga. "
" Ohhhh ini toh yang namanya tanaman kapulaga. Harus saya bawa pulang nich biar ditanam di rumah "
Nah lho, pikir saya. Tanpa banyak omong langsung saja beberapa tanaman kapulaga dicongkelnya dan disimpan dibungkus plastik untuk ditanam di rumah nantinya.
Saya mengatakan kalau kapulaga ada dua jenis yaitu kapulaga lokal yang biasa dipakai untuk jamu, makanan dan minuman. Kemudian kapulaga sabrang (kapulaga asal India) yang biasa digunakan untuk makanan dan minuman berenergi.
Tetapi masih ada pertanyaan berikutnya yaitu kapulaga yang dibutuhkan adalah kapulaga kering dengan kualitas tertentu. dan dibutuhkan sekian ton untuk memenuhi kebutuhan pabrik tiap bulannya. Kembali lagi masalah informasinya masih menjadi tantangan bagi para pemasok rempah-rempah. Pertanyaannya adalah berapa besar kapasitas produksi kapulaga dalam satu bulan di daerah tersebut. Memang banyak tanaman kapulaga tapi tidak produktif karena masyarakat di daerah tersebut sudah malas memelihara tau menanamnya. Ini disebabkan oleh penanaman kapulaga di areal perhutani hanyalah program mercusuar atau ABS (asal bapak senang) sehingga tercatat di laporan kalau di daerah tersebut telah ditanam sekian hektar. Tujuannya adalah untuk menghabiskan sisa anggaran. Setelah kapulaga mulai panen, tidak ada yang membeli sehingga petani rugi dan membiarkan tanaman kapulaga tanpa perawatan intensif.
[caption id="attachment_174221" align="alignleft" width="113" caption="keningar (utamaspicebali.com)"][/caption]
Hal ini juga terjadi pada tanaman kayu manis terutama di Jawa. Harus diketahui kayu manis di Jawa berbeda jenis dengan kayu manis di Pegunungan Kerinci Sumatera. Kayu manis yang dikenal di Jawa sebenarnya adalah Keningar dengan penampakan kulit kecoklatan pekat dan mempunyai kulit yang tipis sehingga tidak mudah untuk menghilangkan jamur yang melekat di kulit kayu keningar. Keningar peruntukkan lebih banyak buat jamu dan makanan.
Bagaimana dengan kayu manis yang ada di Kerinci ? Kayu manis di pegunungan kerinci mempunyai warna kulit kering coklat kuning cerah dan kulitnya lebih tebal sehingga lebih mudah menghilangkan jamur di kayunya. Biasanya jenis kayu manis ini banyak diekspor untuk keperluan makanan, obat, kosmetik dan lain-lain.
Belum lagi buah pala, ada yang lonjong dan bulat. Semuanya perlu kejelasan spesifikasi untuk memudahkan pemasok memenuhi kebutuhan pembeli. Selain itu perlu ada kevalidan data produksi rempah-rempah dan bukan katanya hehehehehe...
[caption id="attachment_174203" align="aligncenter" width="300" caption="kapulaga lokal kering (id.wikipedia.org)"][/caption] [caption id="attachment_174206" align="aligncenter" width="300" caption="kapulaga sabrang kering (id.wikipedia.org)"][/caption] [caption id="attachment_174213" align="aligncenter" width="306" caption="kayumanis (farrasbiyan.wordpress.com)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H