Keputusan pelatih Shin Tae-yong sering menjadi pertanyaan, terutama dalam menurunkan pemain.
Perbandingan antara pemain seperti Hokky Caraka dan pemain lainnya menunjukkan adanya pertanyaan tentang favoritisme dan strategi pelatih dalam membangun timnas.
Pelatih harusnya menunjukkan kebijaksanaannya dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk memainkan pemain-pemain tertentu.
Meskipun dalam jumpa pers setelah pertandingan, Shin Tae-yong tidak dapat memberikan penjelasan yang jelas mengenai alasan memainkan Hokky Caraka.
Ada indikasi favoritisme terhadap Hokky dalam pengambilan keputusan, berbeda dengan pemain lain seperti Indra Safri yang lebih mengunggulkan Ramadhan Sananta daripada Hokky.
Namun, ini juga menjadi bahan perdebatan apakah keputusan tersebut didasarkan pada faktor kualitas dan pengalaman.
Meskipun Hokky memiliki potensi yang besar, perlu dipertimbangkan kapan waktu yang tepat bagi dia untuk bermain di level tertentu.
Selain itu, terdapat beberapa keputusan yang menuai kritik, seperti penggunaan formasi tim dan rotasi pemain.
Babak pertama pertandingan tersebut dinilai buruk, terutama karena tim kesulitan dalam menguasai bola dan tidak mampu menunjukkan permainan yang progresif.
Namun, permainan membaik pada babak kedua, yang menunjukkan adanya perubahan taktik yang diambil oleh pelatih.
Meskipun demikian, masih ada kebutuhan untuk menetapkan identitas karakter taktikal yang jelas bagi Timnas Indonesia.