Mohon tunggu...
Cecev Handoyo
Cecev Handoyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizen Journalism

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Polemik Pemain U23 yang Tidak Dilepaskan, Siapa yang Salah, Klub, PSSI, atau Pelatih?

1 Maret 2024   08:51 Diperbarui: 1 Maret 2024   08:59 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik seputar pemain U23 yang tidak dilepaskan untuk timnas di Piala Asia U23 menjadi sorotan utama dalam dunia sepak bola Indonesia.

Pertanyaan mengenai siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas masalah pemain U23 ini, apakah klub, PSSI, ataukah pelatih, menjadi fokus perdebatan yang memanas.

Keputusan dari sejumlah klub yang tidak melepas pemain U23 mereka memicu pertanyaan lebih lanjut terkait koordinasi dan prioritas antara kepentingan klub dan timnas.

Menurut pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana dalam kanal YouTube pribadinya, ada empat klub liga 1 yang dia baca tidak melepas pemainnya.

Dari sudut pandang Shin Tae-yong, dia bingung karena sebagai selektor, dia hanya ingin memilih pemain terbaik, namun pemain tidak dilepas.

Enam pemain yang bermain di luar negeri juga belum tentu dilepas oleh klubnya.

Dikarenakan kondisi ini, PSSI akhirnya akan mengambil langkah untuk mencari solusi melalui inisiatif kompromi.

Pertanyaannya, bagaimana sebaiknya pendekatan ini dilakukan?

Setelah pertemuan dengan Erick Thohir (Ketua Umum PSSI), terungkap bahwa targetnya tidak mudah.

Shin Tae-yong dan Erick Thohir sepakat bahwa timnas harus lolos dari grup, sementara Shin Tae-yong lebih optimis mencapai empat besar.

Sebagai netizen dan penonton, kita harus menerima bahwa hal seperti ini bisa terjadi.

Untuk pengambilan keputusan, keberanian menandatangani kesepakatan, Shin Tae-yong yakin dengan performa pemainnya.

Namun, tiba-tiba muncul pernyataan bahwa beberapa klub tidak melepas pemainnya, seperti Persija, PSS Sleman, dan Borneo FC.

Klub-klub ini mungkin membutuhkan pemainnya mengarungi liga, sehingga pemain U23 miliknya tidak dilepas.

Rahmad Darmawan mengatakan bahwa liga dibentuk untuk timnas, dan ini wajar karena di liga pemain dibimbing agar bisa masuk timnas.

Namun, Shin Tae-yong merasa bingung karena dia hanya ingin memilih pemain terbaik, sementara klub tidak melepas pemainnya.

Ini bukan agenda FIFA, dan sekarang muncul pertanyaan, siapa yang salah, klub, PSSI, atau pelatih?

Shin Tae-yong dan klub mungkin memiliki alasan masing-masing, seperti Borneo FC  yang sedang bersaing untuk menjadi juara liga.

Namun, sebagai negara, kita ingin memiliki timnas yang baik dan memberikan jam terbang kepada pemain muda.

Inisiatif kompromi harus diambil untuk menemukan solusi.

Komunikasi antara klub, PSSI, dan pelatih sangat penting agar semua pihak saling mengerti.

Meskipun Shin Tae-yong tidak bisa berbahasa Inggris, upaya komunikasi dan solusi harus dicari untuk kepentingan timnas.

Semua pihak harus melunak dan mencari solusi bersama demi kepentingan timnas.

Semoga egonya semua bisa sedikit mereda, karena tanpa kompromi, tidak ada manfaat bagi PSSI dan timnas.

Harapan kita semua adalah adanya solusi yang menguntungkan semua pihak agar para pemain U23 bisa tampil di Piala Asia U23.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun