Sebagai netizen dan penonton, kita harus menerima bahwa hal seperti ini bisa terjadi.
Untuk pengambilan keputusan, keberanian menandatangani kesepakatan, Shin Tae-yong yakin dengan performa pemainnya.
Namun, tiba-tiba muncul pernyataan bahwa beberapa klub tidak melepas pemainnya, seperti Persija, PSS Sleman, dan Borneo FC.
Klub-klub ini mungkin membutuhkan pemainnya mengarungi liga, sehingga pemain U23 miliknya tidak dilepas.
Rahmad Darmawan mengatakan bahwa liga dibentuk untuk timnas, dan ini wajar karena di liga pemain dibimbing agar bisa masuk timnas.
Namun, Shin Tae-yong merasa bingung karena dia hanya ingin memilih pemain terbaik, sementara klub tidak melepas pemainnya.
Ini bukan agenda FIFA, dan sekarang muncul pertanyaan, siapa yang salah, klub, PSSI, atau pelatih?
Shin Tae-yong dan klub mungkin memiliki alasan masing-masing, seperti Borneo FC Â yang sedang bersaing untuk menjadi juara liga.
Namun, sebagai negara, kita ingin memiliki timnas yang baik dan memberikan jam terbang kepada pemain muda.
Inisiatif kompromi harus diambil untuk menemukan solusi.
Komunikasi antara klub, PSSI, dan pelatih sangat penting agar semua pihak saling mengerti.