Mohon tunggu...
Cecev Handoyo
Cecev Handoyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizen Journalism

Sehari-hari menjalani kehidupan sebagai petani sambil menulis di media online. Sebelumnya bekerja di beberapa perusahaan swasta di bidang perkebunan yang ada di beberapa provinsi di Indonesia selama puluhan tahun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Netralitas Aparat Dipertanyakan dalam Pemilu, Petisi 100 Usulkan Jokowi Dimakzulkan! Moeldoko Menjawab!

16 Januari 2024   10:34 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontroversi seputar netralitas aparat dalam konteks pemilu menjadi perhatian sebagian pihak, dengan munculnya petisi yang menyerukan pemakzulan Presiden Jokowi.

Lewat petisi yang melibatkan 100 tanda tangan, isu netralitas aparat kini menjadi perdebatan yang hangat.

Dalam masalah netralitas aparat ini, Moeldoko memberikan tanggapannya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

Perhatian sebagian masyarakat terhadap kepemimpinan Pemerintah, khususnya Presiden Jokowi, menjadi sorotan dalam konteks penyelenggaraan pemilu demokratis.

Kontroversi pemakzulan ini bermula ketika sejumlah tokoh yang menyebut diri mereka sebagai Kelompok Petisi 100.

Mereka mengunjungi Menko Polhukam RI, Mahfud MD, untuk melaporkan dugaan kecurangan dalam Pemilu pada hari Selasa, 9 Januari 2024 yang lalu.

Menanggapi hal itu, Moeldoko menekankan pentingnya fokus pada pemilu tanpa terjebak dalam agenda yang dianggap tidak produktif, melansir dari YouTube KOMPASTV (15/1).

Terutama karena Presiden tengah menyelesaikan tugas-tugasnya yang tersisa dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam konteks netralitas aparat, mantan panglima TNI itu menyoroti perubahan signifikan dalam kultur baru di jajaran TNI.

Ia meminta agar persoalan netralitas tidak selalu mengganggu konsentrasi TNI, dan menekankan bahwa TNI yang baik seharusnya tidak terus-menerus diganggu dengan isu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun