Dalam pertemuan kedua antara Indonesia vs Libya, muncul pertanyaan, apakah Timnas Indonesia masih melakukan permainan coba-coba seperti yang terlihat pada pertandingan sebelumnya?
Pertemuan Indonesia vs Libya akan kembali berlangsung nanti malam, Jumat, 5/1 pukul 20.00 WIB di Antalya, Turki.
Namun, untuk pertandingan Indonesia vs Libya jilid kedua, tujuan utamanya bukanlah hasil akhir, namun lebih kepada bagaimana cara bermain yang rapi dan terorganisir.
Penting untuk menghindari kekalahan yang terlalu telak, karena hal tersebut dapat berdampak negatif pada mental para pemain, terutama setelah kekalahan 4-0 di pertandingan pertama.
Pentingnya permainan yang rapi, dengan sinkronisasi pergerakan antara pemain yang menguasai bola dan yang melakukan pergerakan tanpa bola, sinergi antar lini, serta konektivitas, sangatlah krusial.
Performa yang kurang baik dalam uji coba dapat membawa dampak buruk ke Piala Asia.
Dalam pandangan Binder Singh, untuk pertandingan jilid kedua, fokusnya seharusnya pada permainan yang rapi, tanpa terlalu memikirkan hasil akhir, dilansir dari YouTube Bola Bung Binder.
Meskipun kalah bukanlah masalah besar, namun perlu dihindari kekalahan yang terlalu mencolok agar tidak merusak psikologis para pemain.
"...jadi untuk pertandingan Jilid kedua besok yang saya harapkan permainan rapi aja, enggak perlu bermain indah juga, enggak menang juga enggak masalah, kalah pun enggak masalah, tapi ya jangan dibantai juga dong Bos, kan kalau dibantai yang saya khawatir jangan sampai kena ke mental para pemain," harap Binder Singh sambil mengingatkan.
Pertandingan kedua ini memiliki signifikansi yang sama pentingnya, di mana permainan yang lepas tetapi tetap serius menjadi kunci.
"Mereka (Libya) juga mengubah formasi di babak kedua, mereka justru pakai satu striker di babak kedua, sama di babak pertama, tapi midfieldnya tambah, jadi dari empat midfielder di babak pertama jadi lima midfielder di babak kedua, tapi kan permainan mereka rapi...," tegasnya.
Pentingnya pola permainan tetap harus dicoba saat melawan Libya, karena ini menjadi landasan bagi terbentuknya chemistry tim untuk pertandingan di Piala Asia.
Meskipun tantangan di atas kertas mungkin sulit, bermain dengan rasa percaya diri dan tanpa beban diharapkan dapat menghasilkan performa yang positif saat melakoni tiga pertandingan fase grup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H