"Mereka (Libya) juga mengubah formasi di babak kedua, mereka justru pakai satu striker di babak kedua, sama di babak pertama, tapi midfieldnya tambah, jadi dari empat midfielder di babak pertama jadi lima midfielder di babak kedua, tapi kan permainan mereka rapi...," tegasnya.
Pentingnya pola permainan tetap harus dicoba saat melawan Libya, karena ini menjadi landasan bagi terbentuknya chemistry tim untuk pertandingan di Piala Asia.
Meskipun tantangan di atas kertas mungkin sulit, bermain dengan rasa percaya diri dan tanpa beban diharapkan dapat menghasilkan performa yang positif saat melakoni tiga pertandingan fase grup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H