Netanyahu menegaskan tekad Israel untuk mencapai "kemenangan total" atas Hamas, meskipun tekanan internasional untuk gencatan senjata semakin meningkat.
Ancaman perang yang lebih luas di kawasan tersebut juga menjadi perhatian, terutama dengan pertempuran melawan milisi Hizbullah di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Sementara itu, kebijakan solidaritas internasional terhadap Gaza semakin kontroversial.
Upaya untuk mengizinkan bantuan ke Jalur Gaza melalui koridor laut dari Siprus telah diumumkan, tetapi pertanyaan tentang kapan dan bagaimana bantuan akan tiba masih belum terjawab.
Pada saat yang sama, situasi di Gaza semakin meresahkan dengan perkiraan bahwa seperempat penduduknya bisa meninggal dalam satu tahun akibat kondisi sulit, termasuk kurangnya sanitasi dan kelaparan.
Pembenahan kesehatan dan rekonstruksi infrastruktur menjadi tuntutan mendesak, tetapi pertempuran terus berlanjut.
Keputusan Netanyahu untuk menolak pertemuan menunjukkan kompleksitas dan ketidakpastian situasi di Gaza.
Meskipun ada upaya mediasi, konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan ini masih belum menemui titik terang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H