Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampai Kapan

19 September 2018   12:11 Diperbarui: 19 September 2018   12:50 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kapan kegelisahan ini kututupi dengan ketegaran. Sementara rintihan rasa sakit kadang tak bisa lagi kau tahan.

Sampai kapan kesedihan ini bisa kututupi dengan senyuman. Sementara kepiluanmu selalu tampak di depan pandangan.

Kau terus berusaha untuk menjadi dirimu yang dulu. Meski rasa sakitmu kian lama kian menyayat bagai irisan sembilu. Kau tetap terlihat penuh semangat, meski rasa sakit kian hari kian menyayat.

Kau tetap berusaha menghiasi bibirmu dengan senyuman. Senyuman yang dulu selalu kau lemparkan ke setiap orang tanpa membedakan. Meski rasa sakit menghantui seluruh tubuh dan pikiran.

Kini, hanya seikat doa dan sekeranjang kasih sayang yang bisa ku persembahkan. Semoga selalu menjadi pelipur lara dan penyembuh luka yang sedang kau rasakan.

#CG @Karawang, 19-09-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun