Tahun 2013 yang lalu kau terlahir, atau dipaksa dilahirkan, dengan membawa berjuta harapan. Harapan akan tumbuhnya generasi bangsa yang lebih utuh dan sempurna. Â
Generasi yang memiliki sikap spiritual untuk bekal di akhirat yang kekal. Memiliki sikap sosial yang kental. Hingga mampu menghadapi kehidupan yang terkadang frontal. Memiliki pengetahuan yang tinggi. Hingga kau mampu menjaga diri. Dan memiliki keterampilan yang mumpuni. Hingga kau mampu membawa diri. Â
Tapi perjalananmu tak semulus yang dibayangkan. Garismu tak selurus yang diharapkan, oleh para pakar yang membidani kelahiranmu.
Berapa banyak upaya yang telah dilakukan untuk mempertahankanmu? Instruktur nasional telah dikenalkan, tuk memberikan pembekalan. Â Instruktur provinsi telah diturunkan, tuk melakukan akselerasi. Instruktur kabupatenpun telah diterjunkan, tuk memberikan penajaman.
Berapa banyak usaha yang telah dikerjakan? Tuk menjaga kelangsungan hidupmu. Â Peraturan menteri telah diubah. Buku guru dan siswapun telah direvisi. Agar kau berjalan lebih sempurna tanpa cela di sana sini. Â
Berapa banyak guru yang telah dilatih, agar dapat berjalan denganmu tanpa tertatih.
Kini 4 tahun sudah kau berada di tengah-tengah kami. Tapi kenyataan tak seindah yang dimimpi. Â Mengapa masih banyak guru yang tampak berjalan tertatih hingga letih?
Apa karena sistem penilaianmu, yang masih perlu ditata rapi? Ataukah karena kami, yang masih harus memperbaiki hati dan kompetensi? Agar  masalah dapat segera diatasi. Â
#CG @Karawang, Â 15-12-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H