Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Generasi Milenial, Kenalilah Rumah Adat Sunda yang Melegenda

27 Oktober 2017   10:38 Diperbarui: 27 Oktober 2017   11:16 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Adat Bumi Ageung (Dokumentasi Pribadi)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memaksa terjadinya perubahan-perubahan dalam berbagai hal atau bidang. Sehingga pada akhirnya hal-hal yang ada dan/atau terjadi di masa lalu sedikit demi sedikit mulai tergeser atau tersisihkan, bahkan tidak mustahil akan dilupakan oleh generasi milenial saat ini. Pun demikian dalam hal budaya. Salah satunya adalah rumah adat.

Generasi milenial yang lahir belakangan ini, ditengarai pengetahuannya sangat terbatas terhadap hal-hal seperti ini. Oleh karena itu, saya mencoba  berbagi pengalaman atau pengetahuan tentang salah satu rumah adat Sunda, yaitu Bumi Ageung.

Pada tanggal 26 Oktober 2017 yang lalu, saya bersama murid-murid SD Puri Artha Karawang mengunjungi salah satu Bumi Ageung yang berada di  Kampung Kahuripan Cirangkong Kabupaten Purwakarta dalam rangka study tour tahun 2017.

Bumi Ageung merupakan salah satu rumah adat Sunda Jawa Barat. Mengapa saya sebut merupakan salah satu? Karena di Jawa Barat terdapat beberapa rumah adat Sunda yang lain, seperti Jolopong, Tagog Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting dan Buka Pongpok. Penamaan ini berdasarkan pada bentuk atap dan pintu rumahnya.

Bumi Ageung adalah salah satu rumah adat Sunda, terutama di daerah Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Bumi Ageung memiliki nilai sejarah yang tinggi dan merupakan saksi bisu perjalanan berdirinya Kabupaten Purwakarta (Sumber).

Bangunan Bumi Ageung berbentuk rumah panggung. Bahan dasar yang digunakan adalah kayu dan bambu. Pilar-pilar dan kusen-kusen Bumi Ageung terbuat dari kayu. Sementara dinding-dindingnya terbuat dari anyaman bilah bambu yang disebut dengan bilik. Selain itu, gentingnya terbuat dari tanah liat.

Setelah kita memasuki pintu Bumi Ageung, Kita akan langsung menemukan sebuah ruang tengah atau ruang tamu yang cukup luas yang disebut dengan Pendapa. Di samping Pendapa, berjajar kamar tidur yang disebut dengan Enggon.

Pendapa dan Enggon (Dokumentasi Pribadi)
Pendapa dan Enggon (Dokumentasi Pribadi)
Di bagian belakang rumah Bumi Ageung, ada sebuah dapur yang disebut dengan Pawon.  Di dalam Pawon, terdapat beberapa peralatan masak tradisional Sunda, seperti Hawu, Aseupan, Seeng, Boboko, Nyiru, Hihid, Gentong, Gayung Batok, dan lain sebagainya.

Pawon atau Dapur (Dokumentasi Pribadi)
Pawon atau Dapur (Dokumentasi Pribadi)
Hawu adalah semacam kompor yang terbuat dari tanah liat dengan bahan bakar kayu bakar. Hawu saat ini sudah sangat sulit ditemukan seiring dengan munculnya berbagai kompor modern yang menggunakan bahan bakar gas.

Hawu (Dokumentasi Pribadi)
Hawu (Dokumentasi Pribadi)
Aseupan adalah alat untuk memasak nasi berbentuk kerucut yang dimasukkan ke dalam Seeng sebagai penanak nasinya. Sementara, Boboko atau Sangku adalah alat penyimpan nasi.  Sedangkan Gentong adalah guci besar terbuat dari tanah liat yang digunakan untuk menyimpan air yang dilengkapi dengan Gayung Batok. Adapun Nyiru adalah alat berbentuk bundar yang terbuat dari anyaman bilah bambu yang digunakan untuk menampi beras. Dan Hihid adalah kipas tradisional yang terbuat dari anyaman bilah bambu.   

Itulah sekilas pengetahuan atau pengalaman tentang Bumi Ageung yang merupakan salah satu rumah adat atau tradisional Sunda Jawa Barat yang melegenda. Semoga para generasi milenial tidak melupakan akar budayanya sendiri yang sarat akan nilai-nilai luhur bangsa.

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Guru Puri Artha Karawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun