Malam masih menyisakan kesunyian di ujung perjumpaan. Gelapnya perlahan terusir sinar mentari di ufuk Timur. Tersenyum merekah menyapa pagi.
Embun pagi berusaha tetap bertahan di ujung dedaunan. Namun perlahan melepaskan pegangan tangannya. Meluncur menuju tanah bumi yang siap menyerap kesegaran.
Kicauan burung mulai bersahutan menyambut indahnya pagi. Namun kokok ayam tak terdengar mengantarkan mentari. Mungkinkah terusir oleh kejamnya pembangunan negeri?
Kesibukan pagi hari mulai terasa. Laju kendaraan mulai terlihat saling berkejaran dengan waktu. Para pekerja mulai terlihat menyingsingkan lengannya. Menunggu bis-bis yang akan menerobos kesibukan hari.
Ku tatap mentari yang tersenyum dengan penuh rasa syukur. Terima kasih Tuhan masih memberiku kesempatan menghirup segarnya udara pagi. []
#CG @Karawang, 19-10-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H