Berjuang supaya terbebas dari perilaku ego, dan dari nafsu keakuan, serta dari nafsu sanubarinya dengan membangun perilaku akhlak kepada sesamanya dan adab kepada alam lingkungan dan lingkungan masyarakatnya, membangun, meningkatkan perilaku ‘kemaslahatan’ ummat. Membantu dan menolong kepada sesama walaupun berbeda agama dan keyakinannya apalagi hanya perbedaan suku bangsa. Karena sadar hamba dalam penghambaannya; memanfaatkan waktu kosong dan longgarnya untuk melakukan aktifitas mengisi lahan-lahan sempit dan lahan sela, dan sekaligus dijadikan sebagai alat untuk membangun perilaku gotong royong, kebersamaan dan membangun keluarga dalam kekeluargaan.
https://www.youtube.com/watch?v=s193YrtVdto.
Yang ketiga, saya bersyukur karena dilahirkan di bumi Nusantara, untuk berbuat dan beraksi bersama dengan orang-orang yang berbuat dan beraksi serta berjuang.
Maka,
Pertama syukur adalah membangun sikap, watak dan perilaku terbuka, membuka dalam perilaku hamba dalam penghambaannya maka, akan Allah buka anugerahNya.
Kedua, shalawat adalah mengkait-sambung, melebur, menyatu; dengan perilaku kesadaran “antumul fuqara ilallah” sadar sebagai hamba yang feqir, kuat kebutuhannya untuk memproses diri dengan perilaku kesalehan-keselamatan rasa hati nurani dengan pembuktian “aksi”: memberdayakan anugerah akal-pikiran, organ dan indera; membangun kemaslahatan, berbuat kebaikan, memakmurkan bumi milik Allah.
Ketiga, islam adalah perilaku selamat dan menyelamtakan: mendamaikan, menyejukkan, menentramkan, serta menyamankan, baik bagi diri, keluarga dan lingkungan serta masyarakatnya. Perilaku kearifan.
Semoga kita semua dalam cakupan ampunan maghfirah-Nya dalam keselamatan lahir dan batin; keselamatan dunia dan akherat.
By. M. Tanjung sulaeman kurdi Abdullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H