"Planning, also called urban planning or city and regional planning, is a dynamic profession that works to improve the welfare of people and their communities by creating more convenient, equitable, healthful, efficient, and attractive places for present and future generations." (American Planning Association's, 2011)
Pekerjaan perencanaan kota adalah pekerjaan yang berorientasi kepada kepentingan warga kota dan publik secara umum. Walau pernyataan tersebut bisa diputar-putar layaknya pernyataan para politisi, tetapi semua yang pernah mengenyam Pendidikan Teknik Planologi akan paham apa maksud dari kepentingan warga tersebut.
Pemaknaan kepentingan warga dan publik, baik diperhalus maupun diperkuat, tetap akan kembali pada nilai-nilai mengembalikan kesejahteraan warga kota dan memberikan alokasi ruang dengan prinsip berkeadilan, inklusif dan berkelanjutan. Para planolog tidak semata-mata bekerja atas nama kesahihan Analisa dan kecanggihan metode analitik, apabila kesemuanya tidak bisa menjamin alokasi ruang yang berkeadilan.
Mengutip sedikit pernyatan Carmon (2013) " .... society needs a body of knowledge and a group of carriers of this knowledge, who have a holistic view of the many components involved in the planning of the built environment and who can assimilate and integrate them into complex development processes". Pembangunan Perkotaan di Abad 21 yang demikian cepat ditandai dengan arus urbanisasi yang tinggi dan diikuti oleh penurunan kualitas lingkungan hunian semakin menegaskan kebutuhan perencana kota dalam dimensi pembangunan, khususnya di Indonesia
Beberapa tahun ini, bidang ilmu perencanaan kota mengalami berbagai tantangan dimana bidang ini dianggap (i) terlalu generalis dan tidak menyentuh persoalan mendasar; (ii) tidak inovatif dan berorientasi pada metodologi yang membosankan; (iii) hanya bisa merencana tanpa ada aksi; (iv) menghambat perizinan; (v) pekerjaan yang bisa dilaksanakan oleh profesi lain yang sudah baca-baca buku perencaan kota; dan (v) bukan bidang yang relevan dengan keinginan untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
Sejatinya hal itu bukan membuat para lulusan sekolah perencanaan kota maupun inidividu yang berprofesi sebagai perencana kota kemudian berkecil hati maupun bersikap inferior terhadapnya. Sebagai bagian dari evaluasi kiprah para perencana setelah 60 tahun, hal-hal tersebut harus direspon baik dari pendidik di Kampus, organisasi profesi, maupun para individual yang memiliki passion di dunia perencanaan kota.
Menjadi seorang perencana kota tidak hanya mengimplementasikan Analisa-analisa termutakhir, metodologi tercanggih dalam prosesnya atau mempresentasikan secara ciamik. Menjadi Perencana Kota adalah melakukan alokasi sumber daya ruang yang menjamin keadilan seluruh kelompok, mensejahterakan warga kotanya, menghubungkan warga dengan ruang (people and place) dan menjamin keberlanjutan lingkungan.
Selamat Ulang Tahun Pendidikan Teknik Planologi yang ke 60.
The Proud and The Planners
Elkana Catur Hardiansah
Alumni Teknik Planologi