Dari penambangan ini rata rata mereka bisa menghasilkan Rp. 100.000 – 200.000 per-hari. Nilai penghasilan yang sangat memadai dan menjanjikan di luar  pekerjaannya sebagai buruh dan petani. Hasil ini juga sangat tergantung pada musim. Pada musim penghujan tentu lahar hujan ini akan banyak terjadi. Dengan demikian sirtu juga akan banyak terbawa dan mengendap di bawah. Pada musim penghujan secara otomatis penghasilan para penambang juga akan meningkat, karena ketersediaan sirtu yang juga melimpah.
Truk-truk yang mengambil Pasir ini membeli dari para penambang dengan harga antara Rp. 100.000 – 150.000/ truk. Harganya tergantung pada lokasi  penambangan. Lokasi yang dekat sekali dengan hulu akan semakin rendah harganya. Sedangkan yang sudah jauh menjadi mahal antara Rp. 130.000 – 150.000. Hal ini disebabkan karena faktor keamanan dan bahan bakar. Di hulu akan semakin berbahaya karena truk-truk pengangkut sering terancam hanyut oleh lahar hujan yang datang tiba-tiba.Â
Dan bahan bakar juga semakin boros karena lokasinya jauh dan jalannya menanjak sampai ke hulu sungai di lereng Merapi. Disamping itu penambang yang relatif jauh dari hulu karena sudah tertranportasi jauh maka proses pencucian material juga terjadi. Dan Pasirnya juga semakin bersih dari lumpur. Namun ketersediaanya juga tidak sebanyak yang dekat dengan hulu.
Truk-truk pembawa Pasir ini juga akan terkena tarikan retribusi dari Pemerintah Kabupaten atau Desa setempat. Jumlah dan besarnya tarikan sangat bervariasi dari berbagai tempat yang berbeda. Misalnya Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman pengusaha pasir dibebani tarikan uang sebesar Rp55.000 untuk setiap satu truk pasir. Rincian penggunannya, Rp. 15.000 disetor Pemkab, Rp. 40.000 untuk kas desa. Dari Rp. 40.000 itu, Rp24.000 masuk kas desa dan Rp16.000 dibagikan langsung kepada masyarakat yang rumahnya tertimbun lahar. Sedangkan dana yang di setor ke Pemkab digunakan untuk perbakan jalan yang rusak oleh adanya truk pengangkut sirtu. (sumber)
Kegiatan truk-truk pemuat Pasir dari penambang ini bisa berlangsung dalam 24 jam penuh. Sehingga satu truk bisa mengambis sirtu 2-4 kali pengambilan. Dari truk ini bisa langsung disetorkan pada pedagang atau langsung ke proyek dengan harga Rp.300.000 – 500.000 tergantung juga jaraknya. Yang disetor pada proyek langsung bisa digunakan, sedangkan yang masuk pada pedagang akan lebih besar harganya. Harga Pasir Merapi per m3 bisa mencapai Rp. 175.000. satu truk bisa terisi 7 – 8 m3. Sehingga satu truk harganya berkisar Rp. 1.225.000 – 1.400.000. untuk ukuran Tronton bisa memuat 20 – 30 m3. Dan minimal pemesanan menggunakan Tronton sebanyak 24 m3.
Memang keberadan Gunung Merapi menimbulkan dua sisi yang saling berlawanan. Satu sisi ada ancaman bahaya yang begitu menakutkan jika terjadi erupsi. Namun dari sisi yang lain hasil erupsinya bisa menyuburkan tanah-tanah pertanian. Dan materialnya bisa dimanfaatkan untuk kehidupan dan penghidupan. Perjalanan Pasir Merapi dari awal terbentuknya hingga sampai pada kita telah banyak mengangkat kesejahteraan bagi masyarakat di lereng atau yang berada jauh dari Merapi. Dan kemudian perjalanan Pasir Merapi ini berakhir menjadi hunian tempat tinggal kita atau infrastruktur yang tanpa kita sadari telah lama kita nikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H