Mohon tunggu...
Catra Samoedro
Catra Samoedro Mohon Tunggu... Penulis - Content Strategist

Seorang Pemimpi Yang Suka Berbagi Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Perempuan Itu Gampang-gampang Susah!

29 November 2023   09:41 Diperbarui: 29 November 2023   09:53 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sementara banyak perempuan yang terkesan bebas berekspresi tapi malah lurus-lurus saja hidupnya.

Pertanyaan yang sering muncul di benak adalah, kapan stigma ini berakhir? Kapan seorang perempuan bisa menjalani hidup dengan layak dan bebas seperti laki-laki, yang jarang banget dapat tudingan atas apa yang mereka lakukan? Tapi nih dibalik segala lika-liku menjadi perempuan, ada juga ketidak-adilan yang terjadi dengan dalih "Namanya juga perempuan" misal:

  • Khalayak masih belum sepenuhnya sadar bahwa tentang melecehkan bukan hanya laki-laki yang berpotensi mulai duluan untuk melecehkan. Tapi perempuan juga bisa!
  • Soal tempat duduk di angkutan umum. Katanya kesetaraan gender, mestinya nggak ada dong aturan perempuan harus duduk (kecuali sedang hamil, sakit atau orangtua ya) dan laki-laki berdiri.
  • Tentang perlakuan khusus contohnya, perempuan sebaiknya dibayarin pas kencan, dibukakan pintu mobil, dibawakan barang-barangnya dll. Ini rumus darimana sebenarnya sih?

Dan masih banyak lagi hal-hal yang mestinya 'Tidak Memiliki Jenis Kelamin' tapi masih ada saja gender tertentu, which is, perempuan yang menuntut itu. Repotnya adalah, jika laki-laki atau khalayak luas tidak melakukan hal-hal yang disebutkan diatas, akan muncul tudingan-tudingan baru seperti cowok nggak gentle, cowok nggak modal dsb. Disatu sisi, banyak perempuan yang menuntut kesetaraan gender dengan cara mau dianggap independent, dilihat selalu kuat dan serba bisa dll.

Tapi disisi lain bahkan di waktu yang bersamaan, mereka para perempuan itu juga menuntut untuk diperlakukan special dan dipenuhi hak-haknya sebagai seorang perempuan. Kelihatan kurang sinkron ya? Tapi kenyataannya begitu.

Makanya disini dikatakan bahwa menjadi perempuan itu gampang-gampang susah. Lebih banyak pakem dan aturan yang nggak tertulis dibanding laki-laki, dari segi apapun aspek manapun. Untuk mempermudah menjalani hidup sebagai perempuan mungkin bisa dimulai dari, jalani saja perannya masing-masing sesuai kodratnya. Kodrat perempuan apa sih? Menstruasi setiap bulan, mengandung, melahirkan, dan menyusui. Tidak ada tuh kodrat perempuan harus dirumah saja nggak boleh bekerja, harus jago masak-nyuci-ngepel, harus selalu kalem dan santun, gayanya wajib feminine nggak boleh rock n roll. Jadilah perempuan yang bisa berkarya. Punya prinsip hidup, punya angan dan cita-cita, memberi manfaat kepada orang sekitar, dan yang terpenting adalah punya value dalam dirinya.

Teruntuk kalian terutama yang laki-laki, menurut kalian perempuan itu mestinya gimana sih? Apa iya konsep jadul ala Siti Nurbaya masih harus diterapkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun