"FOMO merupakan kondisi psikis seseorang yang sangat takut kehilangan momen atau pengalaman sosial. By The Way, kenapa sih bisa sampai segitunya"?
Ada sebuah konsep yang entah datang darimana dan sangat amat melekat pada jiwa orang-orang, khususnya kaum muda-mudi. FOMO (Fear Of Missing Out) alias takut ketinggalan tren teranyar. Seperti yang kita tahu, nggak harus muda tapi yang tua juga bisa bahwa manusia ada kecenderungan untuk ingin selalu update informasi. Mungkin dirasa akan banyak benefit yang didapat saat kita menjadi "Manusia Terkini" misal, diterima di lingkungan, dibutuhin banyak orang, bahkan sekedar dianggap keren saja.
Bicara tentang FOMO, lihat saja kejadian yang masih hangat terjadi beberapa minggu lalu. Ya, konser Coldplay. Sepertinya sih datangnya Coldplay kemarin hype-nya lebih gila daripada BlackPink ya. Orang rela ngerogoh kantong hingga IDR11.000.000 kurang lebih, untuk nonton band kesayangan mereka itu? Beneran kesayangan kah? Urusan belakangan, yang penting Coldplay! Bahkan teman di kantor sampai tega mengabaikan tumpukan email demi war tiket Coldplay.
Lalu salahnya dimana? Dalam konteks Coldplay ini nggak ada salahnya sih. Hak setiap orang mau ngapain, bahkan sampai keluar berjuta-juta sekalipun ya itu kan uang mereka. Hanya saja, orang-orang yang dianggep FOMO perihal Coldplay ini palingan juga akan jadi sasaran empuk Polisi Skena. Ah, itu dia! Siap-siap saja diberondong pertanyaan macam "Sebutkan 5 lagu Coldplay", "Siapa nama Drummer Coldplay" dst. Namun FOMO ini bisa menjadi masalah besar kalau sampai merugikan banyak orang maupun diri sendiri.
Apa Sih Sisi Gelap Seorang Yang FOMO?
Jelas jika mulai merugikan banyak pihak dan diri sendiri. Contohnya, ada orang yang sampai melakukan Pinjaman Online demi dapet tiket konser. Atau misal karena terlalu ingin mengejar sesuatu yang lagi hits, kita malah jadi orang yang nggak fokus bahkan bisa sampai stress kalau kita nggak bisa jadi orang pertama yang tahu segalanya. Memang ada yang sampai kayak gitu? Banyak! Bahkan orang-orang yang tipenya FOMO-an gini, cenderung agak nyebelin sifatnya.
Orang terutama remaja yang dimana kita tahu bahwa mereka adalah pribadi yang sedang angot-angotnya mencari jati diri dan pengakuan, akan jadi target menarik untuk 'Mereka' yang punya kepentingan. Kenapa? Karena para remaja FOMO ini akan rela melakukan apapun juga. Demi dipandang ciamik oleh kawan-kawannya. Karena begini, seorang yang FOMO-an ini secara nggak langsung dia menampilkan suatu pribadi yang jatuhnya ikut-ikutan, nggak punya pendirian, nggak punya prinsip, nggak puguh. Orang kayak gini akan lebih mudah dihasut.
Terus Gimana Biar Nggak FOMO-an Gitu?
Ini perlu latihan mengontrol diri sih, sehingga nantinya akan punya pengendalian diri yang cukup baik. Misalnya kita melihat orang-orang sudah mulai order Iphone 15, lalu kita mau juga dan langsung merasa ketinggalan jaman kalau belum pakai itu. Padahal, keuangan lagi tiris dan tetap maksain. Nah itu yang jadi masalah. Maksain kehendak tanpa mau tahu kondisi seperti apa. Itu baru soal materi, belum lagi kalau kita jadi pribadi yang ngeselin dan suka meremehkan orang lain yang nggak terlalu update seperti kita. Nah, masalah lagi kan?
Geser dikit ke dunia fashion yang juga banyak orang FOMOnya. Berapa banyak sih dari para remaja itu yang follow Selebgram kece Ibukota dengan gayanya yang keren-keren banget? Hampir semua kayaknya punya idolanya masing-masing. Habis itu, mulai deh ikut-ikut gaya Selebgram tersebut atau langsung checkout barang rekomendasi si Selebgram di Toko Oren. Cycle-nya akan begitu terus, dan nanti akan muncul masalah-masalah baru hanya karena takut dianggap nggak keren. Mereka lupa, para Selebgram itu di endorse bukan beli sendiri, bahkan malah dibayar!
Belum lagi, kalau kita berusaha mati-matian meniru gaya orang lain akan berpotensi nggak cocok di kita dan malah kelihatan aneh. Dari bentuk badan, wajah, postur tubuh, bahkan vibes-nya saja sudah beda jauh. Semisal kita niru hanya sebagian looks-nya saja sih masih oke. Lah kalau kita plek-ketiplek niru seseorang dari A-Z tanpa mengkurasi apa yang pas dengan kita atau tidak, jatuhnya justru akan  terlihat tidak bagus dan fake!
FOMO Juga Punya Sisi Baiknya Loh!
Selain akibat yang kurang baik dari sebuah fenomena sosial Bernama FOMO, tetap ada sisi positifnya juga sih. Orang atau para remaja yang FOMO-an itu biasanya suka menggali segala informasi, mencari tahu apapun yang ada di muka bumi ini, dan haus untuk selalu belajar hal-hal baru. Memang sih tujuan awalnya (yang disadari atau tidak) ingin terlihat lebih unggul diantara kawan-kawannya. Tapi dengan begitu, mereka juga mayoritas pintar dan menyenangkan diajak bergaul karena banyak cerita atau gossip yang seru untuk dibawa ke tongkrongan.
Di dalam dunia kerja, orang yang FOMO-an ini biasanya dijadikan andalan untuk mencari kisi-kisi informasi penting seperti info seputar bonus, kenaikan gaji, atau siapa yang akan jadi bos selanjutnya. Si FOMO ini atau julukannya "Si Paling Tahu Segala", akan selalu dikerubutin teman-temannya. Dan biasanya, berita yang dikabarkan olehnya ini valid dan faktual! Gimana nggak disayang orang coba? Selama nggak disalah gunakan sih sah-sah saja ya sebenarnya.
Namun untuk sebagian orang yang cenderung tertutup dan penyendiri serta tidak terlalu menikmati hingar bingar dunia, fenomena FOMO ini cukup sukses membuat tanda tanya besar. Pada mau ngapain sih? Dan mau ngejar apa sih, kok kayak takut banget ketinggalan sesuatu? Nggak capek apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H