Mohon tunggu...
Cathleen LivelyLawadihardja
Cathleen LivelyLawadihardja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masalah Tunawisma di Lapangan Banteng

29 Agustus 2024   10:48 Diperbarui: 29 Agustus 2024   10:48 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penulis - Lapangan Banteng

Pada masa sekarang ini, di tengah silaunya lampu dan gedung-gedung tinggi kota Jakarta, potret yang berbeda muncul di area Lapangan Banteng, salah satu ruang terbuka hijau yang menjadi paru-paru ibu kota dan oasis bari warganya. Namun, di balik keindahannya dan sejarahnya, lapangan banteng kini menyimpan potret yang memprihatinkan, yaitu meningkatnya jumlah tunawisma yang menjadikan Lapangan Banteng sebagai tempat tinggal. Para tunawisma tersebut tersebar di berbagai area lapangan banteng dan berada di fasilitas-fasilitas yang ada di sana sambil duduk atau tiduran. 

Lapangan Banteng yang seharusnya menjadi ruang publik di Jakarta yang dikenal akan keindahan dan sejarahnya menjadi memiliki tantangan yang cukup signifikan, yaitu keberadaan dan meningkatnya angka tunawisma yang berkeliaran di Lapangan Banteng. 

Tunawisma di area ini, baik pria maupun wanita, tua maupun muda, berasal dari berbagai latar belakang. Hal ini tentu menjadi suatu hal yang memprihatinkan dan mengganggu fungsi utama dari adanya fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah. Mereka hidup dalam ketidakpastian, menghadapi panas dan hujan, serta ancaman penggusuran. Meningkatnya jumlah tunawisma yang berada di sekitar lapangan banteng membawa keresahan bagi masyarakat.

 Fenomena ini mencerminkan permasalahan sosial yang lebih dalam, di mana ruang publik yang seharusnya menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi, kini menjadi saksi dari kesenjangan sosial yang semakin meluas di Jakarta. 

Dokumentasi Penulis - Seorang Tunawisma sedang Beristirahat di Area Lapangan Banteng
Dokumentasi Penulis - Seorang Tunawisma sedang Beristirahat di Area Lapangan Banteng

Bila dikaitkan dengan fungsi sosial dalam masyarakat, isu ini merupakan bentuk permasalahan sosial manifes. Fungsi manifes adalah fungsi yang dilakukan secara sadar dan langsung oleh masyarakat. Keberadaan tunawisma yang semakin meningkat di area ini menggambarkan masalah sosial yang memerlukan perhatian segera dan intervensi yang efektif. Isu ini mempengaruhi banyak orang dan memerlukan perhatian segera dari pemerintah dan masyarakat sekitar untuk ditangani.

Kemiskinan sebagai akar permasalahan utama

Isu meningkatnya angka tunawisma disebabkan oleh mereka yang memiliki masalah krisis ekonomi, yakni kemiskinan. Para tunawisma yang mengalami kemiskinan tidak memiliki tempat tinggal sehingga mereka menetap pada tempat-tempat yang mudah dijangkau atau mudah untuk dikunjungi sekitar. Harga kebutuhan pokok di Indonesia semakin naik setiap tahunnya, tetapi banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Para masyarakat tersebut berakhir mengorbankan kebutuhan pokoknya yang lain, yaitu tempat tinggal.

Dampak psikologis dan stigma sosial 

Faktor lain yang merupakan penyebab utama dari isu tunawisma ini adalah psikologis. Orang Indonesia juga cenderung menolak untuk berusaha memahami masalah psikologis seperti stres, depresi, bipolar, dan masih banyak lagi. Terdapat stigma atau labelling yang dibuat oleh masyarakat mengenai orang-orang yang mengalami masalah mental. Akibatnya, banyak penderita masalah psikologis yang diusir dari rumah atau dijauhi oleh keluarga dan komunitas mereka karena adanya rasa malu dan takut dijauhi oleh masyarakat di sekitarnya. Para tunawisma kemudian berakhir terpaksa hidup di jalanan.

Ketidakpedulian masyarakat

Berdasarkan observasi penulis, masyarakat cenderung tidak peduli terhadap tunawisma yang tersebar di sekitar Lapangan Banteng. Walaupun tidak sedikit orang yang merasa terganggu akan keberadaan mereka, tidak terlihat satupun masyarakat yang berusaha untuk memperbaiki situasi, membiarkan para tunawisma bersinggah di area Lapangan Banteng. Masyarakat cenderung lebih fokus pada dampak langsung yang mengganggu kenyamanan mereka, tanpa mempertimbangkan bahwa tunawisma adalah hasil dari masalah yang luas dan memerlukan solusi yang dalam dan berkelanjutan. Dari permasalahan ini, tercermin kurangnya empati, solidaritas sosial dan pemahaman terhadap akar penyebab kenaikan angka tunawisma. 

Kegagalan kebijakan publik 

Isu ini juga membuktikan bahwa pemerintah yang seharusnya membuat kebijakan publik gagal untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.  Kebijakan publik yang ada seharusnya bisa menyediakan perumahan yang terjangkau dan layanan sosial yang memadai. Hal ini cenderung terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah sekitar dan banyaknya korupsi yang terjadi di pemerintahan Indonesia. Korupsi dana yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan rakyat membuat rakyat menderita di bawah kemakmuran para tikus birokrasi.

Akibat

Selain membuat banyak orang merasa terganggu dan tidak nyaman saat beraktivitas, peningkatan jumlah tunawisma di Lapangan Banteng memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup individu dan fungsi ruang publik. Para tunawisma membuat banyak orang merasa terganggu saat beraktivitas di area Lapangan Banteng. Masyarakat kesulitan untuk lewat dan bahkan ada beberapa yang pengunjung yang menjadi korban catcalling. Hal ini mencerminkan adanya krisis sosial yang dalam dan ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan perumahan yang layak dan memadai.

Isu ini juga memperburuk stigma dan diskriminasi terhadap individu yang memiliki gangguan mental, memperburuk isolasi sosial yang mereka hadapi. Kegagalan kebijakan publik dalam mengatasi masalah tunawisma menunjukkan bahwa diperlukan solusi perumahaan yang efektif dan dukungan sosial yang terintegrasi. Hal ini mencerminkan krisis sosial yang mendalam, dengan ketidakmampuan sistem untuk menyediakan perumahan yang layak dan memadai. Tanpa adanya upaya nyata untuk memahami dan mengatasi masalah ini, tunawisma akan terus menjadi tantangan besar yang mengancam stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Solusi

Penting bagi kita untuk menerapkan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini. Perlu adanya usaha dari pihak masyarakat, komunitas, dan pemerintah agar masalah tunawisma dapat terselesaikan, khususnya di Lapangan Banteng. Berikut merupakan contoh solusi yang dapat dipertimbangkan: 

  1. Usaha preventif: mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah terjadinya masalah sosial tunawisma.

  • Menyusun program pendidikan dan penyuluhan

Memberi kesadaran kepada masyarakat mengenai risiko tunawisma cara manajemen dan perencanaan keluarga serta keterampilan hidup yang baik.

  • Mempermudah akses ke bantuan sosial secara terbuka

Bantuan sosial tersebut dapat mencakup bantuan tunjangan pengangguran, akses kesehatan, dan bantuan pangan. 

  • Menyediakan lapangan kerja yang luas, inklusif, dan adil
    Membuka lapangan kerja yang adil dan memiliki kebijakan upah layak, memastikan bahwa pendapatan perseorangan memenuhi biaya hidup dan perumahan.

  1. Usaha represif: mengendalikan konflik yang menyebabkan/memperburuk situasi tunawisma.

  • Melakukan mediasi konflik perumahan

Menyediakan layanan mediasi antara penyewa dan pemilik properti untuk mengurangi adanya penggusuran.

  • Mengadakan resolusi konflik dalam komunitas masyarakat

Membuka kesempatan masyarakat setempat untuk berdialog, menyelesaikan konflik dalam komunitas seperti diskriminasi dan ketidakadilan dalam akses perumahan.

  • Membangun fasilitas penampungan darurat yang aman dan layak

Fasilitas penampungan darurat bisa dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara dalam proses mencari solusi jangka panjang.


Lapangan Banteng merupakan tempat untuk para pengunjung melihat keindahannya, berolahraga, dan aktivitas lainnya. Terdapat beberapa masalah banyak di Lapangan Banteng, salah satu yang paling mencolok adalah banyaknya tunawisma. Meningkatnya jumlah tunawisma ini perlu kita perhatikan karena dapat menyebabkan berbagai masalah kompleks dalam lingkungan sekitar kita. Hal ini, dikarenakan mengganggu aktivitas serta keseharian masyarakat. Lapangan Banteng yang seharusnya dijadikan sebagai tempat rekreasi dan berolahraga, pertumbuhan tunawisma berdampak negatif bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitarnya.

Maka itu, kita perlu ditindak lanjuti dengan mencegah pertumbuhan tunawisma. Selain itu kita perlu mencegah pertumbuhan tersebut dengan cara yang tidak memperburuk situasi atau kondisi dari tunawisma tersebut. Dengan menyediakan tempat tinggal, layanan kesehatan dan mengedukasikan tunawisma maupun seluruh masyarakat yang ada. Dengan ini, Lapangan Banteng dan lingkungan sekitarnya akan lebih adil bagi seluruh masyarakat dengan rasa yang aman, nyaman dan tentram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun