Mohon tunggu...
Fiksiana

Ulasan Tokoh Bumi Manusia

20 Februari 2016   07:16 Diperbarui: 1 April 2017   09:04 3629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Saya mengulas beberapa tokoh dari buku yang berjudul “Bumi Manusia” karangan Pramoedya Ananta Toer. Buku ini menceritakan tentang cikal bakal nasionalisme di Indonesia pada abad ke-20 pada saat zaman Belanda. Saya tertarik dengan tokoh utama bernama Minke, Robert Suurhof, dan keluarga Mellema yang merupakan pernikahan antara orang Belanda (Herman Mellema) dengan orang Pribumi (Nyai Ontosoroh). Karena menikah campuran maka anak ini disebut sebagai anak peranakan.

Mereka memiliki anak yang bernama Robert Mellema dan Annelies Mellema. Keluarga ini memiliki perusahaan pertanian sebesar 180 hektar, yang dikelola oleh Nyai Ontosoroh dengan anaknnya Annelies. Perusahaan yang awalnya kecil lama-lama menjadi besar dan sukses. Perusahaan ini berdiri di kota Wonokromo, Surabaya. Perusahaan ini juga memiliki seorang tukang pukul bernama Darsam, yang mengabdi pada Nyai Ontosoroh.

Minke adalah seorang pribumi, dengan etnis jawa dan beragama islam. Dia lupa dengan nama aslinya sendiri, yang ternyata dia adalah seorang anak raden yang akhirnya tidak diakui akibat kesalahan yang fatal. Dia memiliki sifat yang baik hati, rendah hati, pantang menyerah, pekerja keras, nasionalisme dan penyabar. Kelebihannya lagi, dia berpendidikan pengetahuan Eropa, memiliki pengetahuan umum yang luas dan bersekolah di HBS. 

Dia sangat menyukai dunia percetakan terutama Zincografi, sedangkan potret yang paling dikaguminya Sassus (Seorang dara, cantik, kaya, berkuasa, gilang gemilang, seorang pribadi yang memiliki segalanya, kekasih para dewa). Dia juga suka menulis iklan dan artikel pendek untuk Koran Lelang. Karena gurunya, Magda Peters, dia juga tidak mempercayai Astrologi yang menurutnya hanya sebuah omong kosong, karena tidak pernah menjadi petunjuk untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Sehingga dia lebih percaya kepada ilmu pengetahuan, karena memiliki kepastian. Dia menjual perabotan rumah tangga, terutama mebel untuk kelas atas dan mencari order lukisan potret. Dapat dilihat dia memiliki nasionalisme yang tinggi ketika dia dikucilkan oleh Amanda dan saudaranya, dia marah karena dihina bahwa dia orang pribumi. Dia menyukai Annelies Mellema dan memanggil Nyai Ontosoroh dengan sebutan “Mama”. Nyai Ontosoroh memberikannya bendi dan kuda, untuk dapat pulang-pergi sendiri.

Minke memiliki nama samaran untuk artikel pendek “Max Tollenaar” di Koran S.N. v/d D. Pantang menyerah dan kesabarannya diuji ketika terjadi kematian Herman Mellema, keluarganya dicercah oleh Robert Suurhof di artikel sebuah koran. Konflik ini menyebabkan Minke dikeluarkan dari sekolah HBS. Koran milik orang Eropa-pun membela Minke adalah Kommers. Kemudian Minke juga menerbitkan tulisan “Totok, Indo, dan Pribumi.”. 

Akhirnya membuahkan hasil, sepuluh hari kemudian dia diterima kembali menjadi murid HBS setelah dibantu oleh dua orang sarjana dan tuan assiten residen protes. Dengan syarat dia harus menikah dengan Annelies setelah lulus dari HBS. Cobaan tidak berhenti sampai disitu saja, sampai suatu hari Annelies harus pergi ke Belanda sebagai anak perwalian akibat perusahaan pertaniannya sudah jatuh ke tangan Maurist Mellema. Yang akhirnya Minke ditinggal pergi oleh Annelies dan katanya tidak akan pernah untuk kembali ke rumah.

Kemudian tokoh Nyai Ontosoroh bukanlah nama asli. Nama aslinya ialah Sanikem. Kakak laki-lakinya bernama Paiman. Sedangkan ayahnya bernama Sastrotomo yang artinya juru tulis yang utama. Ayahnya ingin menjadi juru bayar atau kasir, yaitu suatu jabatan yang dapat mengangkat derajat keluarga besarnya dengan cara menyogok Herman Mellema. Sampai suatu hari Herman Mellema datang untuk berkunjung ke rumah Sanikem.

Tiga hari kemudian ayahnya menyuruh dia untuk berkemas memakai koper ibunya dan tidak akan kembali lagi ke rumahnya. Sanikem dan orang tuanya tiba di rumah Herman Mellema, dan ayahnya menerima satu amplop dan selembar surat. Sejak itu dia menjadi gundik dari Herman Mellema dan lebih dikenal sebagai Nyai Ontosoroh. Dia adalah orang yang pandai, baik hati, menawan dan mudah menggenggam hati orang, pandai berbahasa Belanda serta bertingkah laku layaknya orang Eropa. 

Dia bekerja sebagai pekerja kantor di perusahaan tersebut dan berbagi tugas dengan anaknya Annelies. Dibawah pimpinan Nyai Ontosoroh perusahaan ini-pun menjadi maju, bertransaksi dengan orang Belanda dan orang pribumi yang menjadi pekerjanya. Kebaikan hatinya dapat dilihat dari saat dia menolong Darsam orang Madura yang babak belur akibat dipukuli. Baiklah kita untuk mengikuti kebaikan Nyai Ontosoroh yang menolong orang yang sedang kesusahan, tanpa mengharapkan imbalan. 

Sejak saat itulah dia bekerja sebagai tukang pukul di perusahaan pertanian Mellema. Karena hutang budi dia menjadi sangat setia kepada Nyai Ontosoroh dan Annelies Mellema. Darsam-pun akhirnya juga setia kepada Minke, karena Nyai Ontosoroh percaya kepadanya. Bisa dilihat betapa dia sangat setia kepada Nyai Ontosoroh dan Annelies, ketika Annelies ingin dibawa pergi ke Belanda. Sikap yang kita dapat tiru dari Darsam adalah kita harus setia kepada atasan kita, dan tidak harus disuruh-suruh dahulu baru menjalankan suatu tugas. Dan juga kita harus memiliki inisiatif sendiri, seperti membuat suatu yang kreatif untuk memajukan Negara kita. 

  Dengan inisiatif diri sendiri, dia menggerakkan orang-orang Madura untuk melawan pemerintah Belanda. Pemberontakkan ini menimbulkan banyak korban jiwa, pemberontakan ini berakhir ketika dia ditangkap dan dipenjara seumur hidup oleh Belanda. Nyai Ontosoroh juga sudah berusaha untuk menjadi seorang ibu yang baik. Pada saat Annelies jatuh hati kepada Minke dia berusaha menyatukan mereka berdua demi kebahagiaan anaknya. Kita juga dapat melihat dari dia berusaha menyelamatkan Annelies dari masalah, ketika anaknya harus pergi ke Belanda.

Berikutnya Robert Mellema yang adalah anak sulung dari keluarga ini. Memiliki teman baik bernama Robert Suurhof yang merupakan orang Belanda asli. Robert Mellema tidak membantu ibunya menjalankan perusahaan. Melainkan hanya suka bermain, terutama sepak bola, berburu dan berkuda. Dia sangat tidak peduli dengan sekelilingnya baik terhadap ibu atau adiknya, karena dia sangat ridak suka dengan pribumi. Dia beranggapan bahwa dia memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan pribumi / peranakan, karena itulah dia sangat mengidolakan ayahnya. 

Yang paling parah, dia telah memperkosa adiknya sendiri. Ibunya tidak mengetahui kejadian tersebut. Dia juga sangat membenci Minke, dia tidak rela jika adiknya ini jatuh hati pada pribumi. Sehingga dia dengan teganya menyuruh Darsam yang merupakan tukang pukul keluarganya ini, untuk membunuh Minke. Seperti ada pepatah mengatakan, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, diapun juga mencontoh perbuatan ayahnya yang sering pergi ke rumah pelesiran. Rumah pelesiran ini milik Ah Tjong,

Robert-pun jatuh cinta dengan salah satu pelacur jepang yang bernama “Maiko” yang ternyata mengidap penyakit kelamin yaitu sipilis Birma. Ketika ayahnya meninggal, dia juga berada di pelisiran dan ketahuan oleh ibunya. Akhirnya dia melarikan diri dari rumah entah kemana.

Dia memandang dirinya bagaikan keturunan murni Eropa, sedangkan dia hanyalah seorang peranakan. Yang artinya di mata orang Belanda dia tetaplah lebih rendah dari pada orang Eropa asli. Dia sangat mengidolakan ayahnya sehingga apapun yang dilakukan oleh ayahnya, dia akan menirunya. Seharusnya walaupun kita mengidolakan seseorang, tidak seharusnya sifat atau sikap yang buruk juga ditiru oleh kita. Dia membenci pribumi, bukankah darah yang mengalir didalam tubuhnya juga ada darah pribumi? Tanpa disadari sebenarnya dia membenci dirinya sendiri. Tidak habis pikir bahwa ternyata dia juga membenci ibunya sendiri. Orang tua kita adalah wakil Tuhan. Tidak peduli betapa buruknya orang tua kita, mereka tetaplah orang tua kita. 

Annelies Mellema adalah anak bungsu dari keluarga Mellema. Dia memiliki sifat yang kekanak-kanakan, manja, egois, dan keras kepala. Sangat menyukai Minke karena dia-lah satu-satunya orang yang memujinya cantik. Annelies bekerja membantu ibunya sebagai seorang pengawas di perusahaan keluarganya. Dia adalah seorang anak yang baik, mau membantu orang tuanya. Sampai-sampai dia mau untuk turun ke lapangan langsung untuk membantu ibunya. Hal ini patut kita tiru atau ajarkan pada anak-anak kita.

Akhirnya dia menikah dengan Minke, setelah Minke dipaksa oleh Dokter Martinet yang merawat Annelies saat sakit, agar berjanji untuk menikahinya. Padahal Annelies ini bukanlah seorang perawan, karena telah di perkosa oleh Robert Mellema, saudara kandungnya sendiri. Awalnya dia tidak mau menceritakan kepada Minke, akhirnya dia mengaku setelah Minke memaksanya. Dapat dilihat mengapa dia Kekanak-kanakan dan keras kepala, dilihat dari saat ibunya dengan mati-matian menolong dia untuk tidak pergi ke Belanda, dia malah marah kepada ibunya dan berkata tidak akan pernah kembali lagi.

Annelies bagaikan anak kecil di tubuh orang dewasa, meskipun dia sudah besar tetapi semua harus berjalan sesuai keinginannya. Jika tidak, dia akan tertekan dan tidak dapat berbuat apa-apa yang akhirnya hanya bisa bergantung dan menyalahkan orang lain saja, seperti ibunya. Bukankah kita bisa melihat kesamaan antara ibunya dengan Annelies, yang sama-sama tidak mau kembali ke rumah orang tuanya ? Bedanya ibunya karena dijual orang tuanya sendiri, sedangkan dia karena ibunya sudah tidak dapat menolongnya lagi. Sifat kekanakan dan egoisnya ini juga berdampak bagi suaminya, Minke ditinggal pergi olehnya yang hanya memikirkan perasaannya sendiri dan tidak memikirkan orang lain. Menurut saya, seharusnya Annelies yang sedang ditimpa masalah berat, tidak menggelapkan mata dan menutup telinga atas saran orang lain. Baiknya ia berpikir dengan kepala dingin dan mendengarkan saran orang lain.

Sang antagonis, Robert Suurhof adalah orang Belanda asli yang bersekolah di HBS. Dia memiliki sifat yang sombong, iri hati, pandai menghina, mengecilkan, melecehkan, dan menjahati orang. Dia sangat menyukai Annelies, tetapi belum pernah bertemu. Karena tahu Minke teman sekolahnya dan Annelies saling menyukai, dia menyebarkan kabar yang kurang menyenangkan seperti Minke itu menjadi simpanan dari seorang Nyai. 

Dia juga menjadi penulis di Koran ‘skandal’ yang disalah satu artikelnya dia menjelek-jelekan Minke, yang menyebabkan Minke dijauhi oleh orang-orang disekitarnya. Akhirnya setelah dia sadar bahwa perbuatannya salah, dia meminta maaf kepada Minke dan Annelies pada saat hari pernikahan mereka. Diapun memutuskan untuk pergi berlayar kembali ke Eropa untuk meneruskan pendidikan hukum.

Seharusnya kita tidak boleh membeda-bedakan SARA, keburukan Suurhof ini kebanyakan akibat dia merasa dia lebih tinggi derajatnya dari pada pribumi. Sehingga ketika Minke mendapatkan hal yang tidak dapat dimilikinya mulailah dia berbuat tidak baik. Jika kita memiliki rasa solidaritas yang tinggi antar sesama manusia maka tidak akan terjadi yang namanya konflik dalam masyarakat. Sehingga masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan tentram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun