Mohon tunggu...
Catharina Rosa Aprilysia
Catharina Rosa Aprilysia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just Learn!

Selanjutnya

Tutup

Film

Warkop DKI Reborn Lagi?! Lihat Perbedaannya!

11 September 2022   22:04 Diperbarui: 11 September 2022   22:05 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda yang lahir pada tahun 80an, 90an, hingga 20an, pasti Anda sudah familiar dengan kata "Warung Kopi DKI" atau lebih sering disebut sebagai Warkop DKI. Jika mendengar kata "Warkop DKI", apa yang teringat dalam pikiran Anda? Film komedi? Atau para aktornya, Dono, Kasino, dan Indro?

Berbicara mengenai Film Warkop DKI, siapa sih yang tidak kenal dengan aktor komedi legendaris yang satu ini? Beliau-beliau ini sangat dikenal dengan kelucuan-kelucuan yang ditayangkan sehingga memberi warna bagi perfilman Indonesia pada zamannya. Meskipun dua dari tiga aktor sudah tiada, namun namanya masih terkenang hingga saat ini.

Warkop DKI sangat diminati oleh semua kalangan masyarakat, bahkan tidak pernah terlupakan. Banyaknya peminat Warkop DKI terhadap skenario cerita dalam film, menjadi salah satu alasan di-remake-nya film tersebut (Marhendri, 2021). Kehadiran Film Warkop DKI Reborn menjadi "obat rindu" di saat kita ingin menonton film Warkop DKI.

Kali ini saya tidak akan membahas banyak mengenai isi cerita dalam kedua film tersebut, tetapi saya akan mengajak Anda untuk belajar, melihat dan membandingkan mengenai perbedaan paradigma film dan sub-genre yang terdapat dalam dua film tersebut.

Saya akan membandingkan kedua film Warkop DKI sejak sebelum era 2000 dengan setelah era 2000. Film pertama berjudul "Warkop DKI: Sabar Dulu Dong" (1989) dan film kedua berjudul "Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1" (2016).

Sinopsis

Salah satu scene yang menunjukkan bahwa mereka menjadi petugas hotel (Sumber: Netflix)
Salah satu scene yang menunjukkan bahwa mereka menjadi petugas hotel (Sumber: Netflix)

1. "Warkop DKI: Sabar Dulu Dong" (1989)

Film dari rumah produksi P.T. Soraya Intercine Films ini disutradarai oleh Ida Farida. Film ini menceritakan pada saat liburan tiba, Winny yang merupakan pacar Indro, mengajak empat temannya untuk mengelola sebuah hotel warisan milik ayahnya yang berada di Puncak. Setibanya di tempat, ternyata hotel yang akan dikelolanya merupakan bangunan tua yang sudah lama tidak dipakai sehingga perlu dilakukan perbaikan. Akhirnya, bangunan tua tersebut "disulap" menjadi hotel layak pakai yang indah dan lima orang tersebut menjadi sebuah petugas hotel bersama, mulai dari sinilah banyak kelucuan terjadi.

Salah satu scene yang menunjukkan bahwa mereka sebagai petugas keamanan CHIIPS (Sumber: YouTube Falcon)
Salah satu scene yang menunjukkan bahwa mereka sebagai petugas keamanan CHIIPS (Sumber: YouTube Falcon)

2. "Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1" (2016)

Film dari rumah produksi Falcon Pictures ini disutradarai oleh Anggy Umbara dan diperankan oleh Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G. Bastian sebagai Kasino, dan Tora Sudiro sebagai Indro.

Film ini menceritakan tentang tiga orang petugas keamanan kesatuan CHIIPS (Cara Hebat Ikut-Ikutan Penanggulangan Sosial) yang selalu membuat kekacauan. Hingga akhirnya mereka diputuskan bersalah di pengadilan dan harus membayar denda sebesar Rp 8 miliar atau hukuman penjara selama 10 tahun. Dalam perjalanannya mencari jalan keluar atas masalah tersebut, mereka memiliki misi untuk mencari harta karun.

Paradigma Film

Meskipun kedua film ini memiliki judul yang sama yaitu Warkop DKI, bukan berarti kedua film ini memiliki paradigma yang sama. Menurut Harmon, paradigma adalah cara dasar dalam berpikir, mempersepsi, menilai, dan melakukan tentang realitas (Astuti, 2022, h. 17).

Fungsi paradigma film yaitu untuk melihat sebuah pesan dalam film, membantu merumuskan fokus analisis dari film tersebut, dan mengetahui aturan dalam menginterpretasikan film (Astuti, 2022, h. 20).

"Warkop DKI: Sabar Dulu Dong" (1989) menggunakan paradigma fungsionalisme, yaitu paradigma yang memandang masyarakat sebagai sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan untuk mencari keseimbangan dan harmoni. Paradigma ini juga menjelaskan bagaimana konflik harus dihindari agar harmoni dan integrasi sosial dapat ditegakkan (Astuti, 2022, h. 20).

Dapat dilihat dalam beberapa cuplikan film ini, para pemain selalu berusaha bersama-sama untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, misalnya memperbaiki bangunan tua menjadi hotel yang indah, mencari makanan yang ada racun tikus agar tidak disajikan kepada para pengunjung, menyelidiki hal-hal yang mencurigakan, dan lain sebagainya. Film ini berusaha untuk menyelesaikan masalah dan menegakkan harmoni, sesuai juga dengan ciri-ciri paradigma ini yang membahas mengenai ketertiban sosial, stabilitas sosial, kesepakatan, keterpaduan sosial, kesetiakawanan, pemuasan kebutuhan, dan hal-hal nyata lainnya.

Berbeda halnya dengan "Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1" (2016) karena dalam film ini justru sengaja menciptakan berbagai masalah yang disebabkan oleh perilaku para aktornya. Film ini menggunakan paradigma fenomenologi, yaitu bagaimana manusia menginterpretasikan pengalamannya secara aktif dengan cara memaknai sesuatu yang dialaminya (Astuti, 2022, h. 22).

Dapat dilihat bagaimana film ini banyak menyinggung pengalaman sebagai masyarakat Indonesia terhadap sesuatu yang terjadi di negaranya, misalnya kasus pembegalan, korupsi, demonstrasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan paradigma ini yang berusaha untuk mampu menjelaskan bagaimana fenomena perilaku manusia yang dialami secara sadar.

Sub-Genre

Genre merupakan jenis, gaya, atau klasifikasi yang berfungsi sebagai panduan film berdasarkan penggambaran/potongan cerita dalam film. Menurut Stam, genre dapat dikatakan memiliki tiga pengklasifikasian yang utama yaitu drama, horor, dan laga yang akan dibagi lagi ke dalam sub-genre (Astuti, 2022, h. 26).

Sub-genre sendiri yaitu gaya pembuatan film tertentu yang termasuk ke dalam genre utama di atas. Gaya pembuatan film di sini membahas mengenai hal penceritaan, dialog, gaya visual, dan lain sebagainya (MasterClass, 2021). Setiap genre besar, pasti mencakup beberapa sub-genre (tidak hanya satu).

Kedua film Warkop DKI ini termasuk ke dalam genre utama yang sama, yaitu drama, dan sub-genre komedi, sesuai dengan ciri-cirinya yaitu memiliki alur cerita yang kuat, karakter dan latar waktu yang realistis, emosi para aktor sangat kuat, dapat membangkitkan emosi para penonton, dan mampu menghadirkan tawa (Astuti, 2022, h. 29).

Meskipun demikian, terkadang kita hanya berfokus pada patokan sub-genre yang diberikan (misalnya hanya komedi), tetapi tidak melihat secara luas karena umumnya satu film tidak hanya memiliki satu sub-genre. MasterClass (2021), sub-genre komedi pun memiliki 10 jenis yang berbeda, yaitu slapstick, farce, romantic comedy, black comedy, comedic thrillers, mockumentary, musical comedy, parody, buddy comedy, dan sports comedy. Baca penjelasan dan macam-macam sub-genre lainnya di sini.

"Warkop DKI: Sabar Dulu Dong" (1989) termasuk ke dalam sub-genre romantic comedy karena sebagian kecil dalam cerita film ini mengandung unsur pasangan yang saling cemburu satu sama lain secara tidak langsung dapat dikatakan romantic comedy.

"Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1" (2016) terdapat unsur sub-genre slapstick di mana jenis ini membahas mengenai fisik, contohnya dalam scene saat seorang penagih kredit berkulit hitam datang dan pada saat salah mengambil helm di kepala orang botak.

Jadi, Anda lebih pilih yang mana? Film lama, Warkop DKI? Film baru, Warkop DKI Reborn? Atau bahkan keduanya?

Daftar Pustaka

Astuti, V. (2022). Buku ajar: Filmologi kajian film. Yogyakarta: UNY Press.

Marhendri, D. (2021). Jadi tayangan favorit, ini alasan film Warkop DKI tak lekang oleh waktu. Diakses pada 11 September 2022, dari https://www.merdeka.com/jateng/jadi-tayangan-favorit-ini-alasan-film-warkop-dki-tak-lekang-oleh-waktu.html

MasterClass. (2021). Guide to movie subgenres: 42 subgenres in film. Diakses pada 11 September 2022, dari https://www.masterclass.com/articles/guide-to-movie-subgenres

Sumber Foto:

Netflix https://images.app.goo.gl/6Je3eNRe2PSkNeMv7

Wikipedia: Warkop DKI dan Warkop DKI Reborn

YouTube Falcon https://youtu.be/m3U03b9yHKk 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun