Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Boleh Sempit, Pikiran Jangan

4 Januari 2020   07:38 Diperbarui: 4 Januari 2020   07:44 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang picik biasanya punya banyak masalah hidup yang membuatnya sulit untuk bahagia. Hal itu membuatnya mulai membangun benteng-benteng pertahanan di sekelilingnya agar tidak tersentuh.

2. Kurangnya rasa percaya diri

Orang picik hanya berani bermain di zona aman. Ketika ada perubahan, atau pendapat lain yang berbeda, orang picik akan berusaha menolak sepenuhnya. Miskinnya ilmu dan pengalaman membuat mereka takut untuk mengintip isi kepala orang lain. Takut kalah duluan sebelum bertanding.

3. Sakit mental

Sempitnya cara berpikir mungkin disebabkan oleh mental yang sakit. Mungkin di masa lalu orang tersebut adalah korban bully, sering terhina dan rendah diri. Bila yang terjadi seperti ini, kesadaran darinya untuk menyembuhkan diri mutlak diperlukan. Hanya orang yang sadar bahwa dirinya sakit lah yang akan mencari obat.

Keluasan cara berpikir sesungguhnya adalah kekayaan yang tak terbeli dengan uang. Hal itu didapat dari banyaknya pengalaman yang sudah dilewati. Keluasan berpikir juga adalah gerbang yang membawa seseorang menemukan lebih banyak lagi hal luar biasa dalam hidupnya.

Bayangkan jika kamu punya pikiran yang luas, kamu tentu akan menerima perbedaan dengan gembira, karena itu akan memperkaya pengalamanmu. Kamu juga akan jadi orang yang senang mendengar sharing dari orang lain. Berapa banyak ilmu yang akan kamu dapat dari itu. Belum lagi keinginanmu untuk mencoba hal baru, menapaki daerah baru, mencicipi makanan baru. Semua itu akan membuatmu menjadi orang yang sangat kaya.

Rumah boleh sempit, dompet boleh tipis, tapi pikiran dan pengalaman harus lebih luas dari samudra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun