Mohon tunggu...
Catellia Auliany Achyar
Catellia Auliany Achyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Biokimia IPB

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bisakah Anak dari Keluarga Double Income Mendapat Pengasuhan yang Baik?

28 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 28 Mei 2023   15:00 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Keluarga double income merupakan keluarga dengan istri yang ikut bekerja dalam membantu suami untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Keluarga tipe ini disebut juga sebagai dual earner family dimana tipe keluarga ini dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan penghasilan keluarga yang dapat mendorong meningkatnya kualitas kesehatan keluarga, kualitas pendidikan anak, serta kemampuan untuk investasi jangka panjang. Namun, tipe keluarga ini seringkali mendapatkan pandangan yang negatif terutama terkait pola pengasuhan anak. 

Kedua orang tua yang bekerja memiliki waktu yang sangat terbatas untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya, sehingga hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesejahteraan psikologis anak, seperti mood yang buruk, depresi, kecemasan, mudah marah, bersifat agresif, sikap buruk terhadap sekolah, dan beberapa perilaku negatif lainnya. 

Dampak negatif tersebut yang berkelanjutan dapat menimbulkan beragam jenis masalah di masyarakat seperti konsumsi narkotika, seks bebas, tawuran, hingga meningkatnya kriminalitas. Oleh sebab itu pola pengasuhan bagi keluarga double income perlu diperhatikan agar tidak berdampak negatif terhadap psikologis anak dan keeratan hubungan antara orang tua dan anak-anaknya.

Kesejahteraan keluarga double income 

Kesejahteraan telah menjadi titik ukur masyarakat dalam melihat kondisi sejahtera suatu keluarga. Sifatnya yang subjektif memberikan nilai yang berbeda mengenai faktor penentu kesejahteraan. Dalam keluarga double income, suami maupun istri memiliki karir/pekerjaan yang sama-sama penting untuk menemukan keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dampak positif yang terlihat dari keluarga double income yaitu peningkatan income keluarga sehingga perekonomian dapat semakin baik. 

Alasan kuat mengapa perempuan turut terlibat dalam berbagai sektor ekonomi yaitu perekonomian keluarga yang rendah, mengisi waktu luang, dan keperluan ekonomi akibat tingginya jumlah tanggungan keluarga. Namun, keluarga dengan pendapatan tinggi belum tentu memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi pula. Hal tersebut diketahui melalui dilema perempuan dalam tingkat pengasuhan anak akibat adanya peran ekonomi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kesejahteraan dalam keluarga double income diperlukan adanya kerja sama dan komunikasi antar seluruh anggota keluarga.

Pengaruh orang tua bekerja terhadap pola asuh anak

Pola asuh orang tua yaitu bentuk interaksi antara anak dengan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan setempat dan masyarakat. Anak yang terbiasa jauh dari orang tua, serta orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan bisnis serta tuntutan pekerjaan sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk anak-anaknya juga bisa menyebabkan anak memiliki kepribadian yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena kebutuhan anak akan kasih sayang dan perhatian tidak terpenuhi dan tidak mereka dapatkan dari kedua orang tuanya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan pola asuh yang baik untuk anak sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik pula. 

Meskipun demikian, tidak semua keluarga double income memiliki permasalahan seperti yang telah disebutkan. Penelitian yang telah dilakukan kepada 5 keluarga dengan sektor pekerjaan di lingkungan pedesaan menunjukkan bahwa hubungan antara orang tua dan anak memiliki kondisi yang cukup bervariasi. Misalkan, keluarga 1 dan 5 sudah terjalin hubungan yang harmonis, walaupun kedua orang tuanya sama-sama memiliki pekerjaan. Sama halnya dengan keluarga 2 yang cukup harmonis, hanya terdapat kendala akibat anak yang berada di perantauan sehingga komunikasi antar anak dan orang tua menjadi renggang. Keluarga 4 memiliki hubungan antara ibu dan anak yang sudah terjalin cukup baik, tetapi peran bapak pada keluarga tidak terlalu menonjol karena perannya yang menuntut untuk selalu bekerja diluar rumah. Hal tersebut menyebabkan anak-anak dari keluarga 4 tidak memiliki hubungan yang erat dengan bapaknya. 

Sementara itu, anak sulung pada keluarga 2 sangat jarang berkomunikasi dengan keluarganya karena merantau sehingga hubungan antar keluarga tersebut tidak cukup baik. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan keluarga double income tidak selalu menjadi penyebab berjaraknya hubungan antara anak dan orang tua, justru akibat anak yang pergi jauhlah yang menyebabkan hubungan kedua pihak menjadi merenggang. Seluruh orang tua pada keluarga tersebut pun mengakui bahwa telah memberi stimulus perkembangan dan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya baik berupa pendidikan, perhatian, dan ekonomi.

Solusi

Ditinjau dari kesejahteraan keluarga, keluarga double income di pedesaan memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup baik. Hal tersebut ditunjukkan pada kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan dasar dan keinginannya. Berdasarkan jawaban dari responden, sebagian besar responden berada pada golongan keluarga sejahtera 1. Keluarga Sejahtera 1 merupakan keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya namun belum mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologi. Kontribusi istri dalam kesejahteraan keluarga double income terbilang cukup besar, yakni sekitar 35% hingga 60% dari total pendapatan keluarga. Oleh karena itu, peran istri bekerja pada keluarga double income terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga secara signifikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pola asuh pada anak dari keluarga double income di pedesaan tidak selalu dipengaruhi oleh kesibukan orang tua pada pekerjaannya. Hal tersebut disebabkan oleh orang tua yang cenderung bekerja tidak jauh dari tempat tinggal sehingga masih dapat memberi perhatian dan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya. Walaupun begitu peran bapak dalam pengasuhan pada keluarga pedesaan masih terbilang kecil karena lingkungan yang masih memegang teguh bahwa tugas pengasuhan sepenuhnya menjadi tugas dari ibu. Hal tersebut menyebabkan anak tidak punya kedekatan yang cukup dengan sosok bapak di keluarga.

Solusi yang dapat ditawarkan dari permasalahan mengenai pola asuh dari keluarga double income ialah dengan melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan baik. Menurut Fadillah et al. (2013), sumber daya keluarga mencakup sumber daya manusia dan sumber daya materi. Sumber daya manusia meliputi keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan anggota keluarga sedangkan sumber daya materi meliputi barang/harta, jasa, waktu, dan energi. Pengelolaan sumber daya keluarga dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. 

Pengelolaan sumber daya keluarga dapat meliputi segala bentuk kesadaran, sikap, dan perilaku untuk merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan memantau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu contoh dari manajemen sumber daya keluarga ialah memaksimalkan peran kedua orang tua dalam pengasuhan. Suami dan istri dapat membagi tugas dalam mengasuh anak-anaknya. Selain itu pemanfaatan teknologi dapat dilakukan seperti menggunakan aplikasi belajar sambil bermain di gadget.

Daftar Pustaka 

Fadillah D, Lasmanawati E, Yuliawati E. 2013. Penerapan hasil belajar manajemen sumberdaya keluarga pada pengelolaan keuangan mahasiswa pendidikan tata boga. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner.  2(1): 16-23.

Ditulis oleh: Laila Najmi (G8401211069), Liana Noviantitan (G8401211072), Kayla Rizky Amalia Putri (G8401211080), Catellia Auliany Achyar (G8401211088), Tobias Hezkel Siregar (G8401211096).

Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (FEMA IPB):

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA 

Ir. MD. Djamaludin, M.Sc

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun