Ditinjau dari kesejahteraan keluarga, keluarga double income di pedesaan memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup baik. Hal tersebut ditunjukkan pada kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan dasar dan keinginannya. Berdasarkan jawaban dari responden, sebagian besar responden berada pada golongan keluarga sejahtera 1. Keluarga Sejahtera 1 merupakan keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya namun belum mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologi. Kontribusi istri dalam kesejahteraan keluarga double income terbilang cukup besar, yakni sekitar 35% hingga 60% dari total pendapatan keluarga. Oleh karena itu, peran istri bekerja pada keluarga double income terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga secara signifikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pola asuh pada anak dari keluarga double income di pedesaan tidak selalu dipengaruhi oleh kesibukan orang tua pada pekerjaannya. Hal tersebut disebabkan oleh orang tua yang cenderung bekerja tidak jauh dari tempat tinggal sehingga masih dapat memberi perhatian dan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya. Walaupun begitu peran bapak dalam pengasuhan pada keluarga pedesaan masih terbilang kecil karena lingkungan yang masih memegang teguh bahwa tugas pengasuhan sepenuhnya menjadi tugas dari ibu. Hal tersebut menyebabkan anak tidak punya kedekatan yang cukup dengan sosok bapak di keluarga.
Solusi yang dapat ditawarkan dari permasalahan mengenai pola asuh dari keluarga double income ialah dengan melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan baik. Menurut Fadillah et al. (2013), sumber daya keluarga mencakup sumber daya manusia dan sumber daya materi. Sumber daya manusia meliputi keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan anggota keluarga sedangkan sumber daya materi meliputi barang/harta, jasa, waktu, dan energi. Pengelolaan sumber daya keluarga dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.Â
Pengelolaan sumber daya keluarga dapat meliputi segala bentuk kesadaran, sikap, dan perilaku untuk merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan memantau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu contoh dari manajemen sumber daya keluarga ialah memaksimalkan peran kedua orang tua dalam pengasuhan. Suami dan istri dapat membagi tugas dalam mengasuh anak-anaknya. Selain itu pemanfaatan teknologi dapat dilakukan seperti menggunakan aplikasi belajar sambil bermain di gadget.
Daftar PustakaÂ
Fadillah D, Lasmanawati E, Yuliawati E. 2013. Penerapan hasil belajar manajemen sumberdaya keluarga pada pengelolaan keuangan mahasiswa pendidikan tata boga. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Â 2(1): 16-23.
Ditulis oleh: Laila Najmi (G8401211069), Liana Noviantitan (G8401211072), Kayla Rizky Amalia Putri (G8401211080), Catellia Auliany Achyar (G8401211088), Tobias Hezkel Siregar (G8401211096).
Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (FEMA IPB):
Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSAÂ
Ir. MD. Djamaludin, M.Sc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H