Guru adalah "orang tua" bagi murid di sekolah, merekapun menjadi orang tua di rumah. Jadi mereka pun harus terus belajar dan bersekolah untuk selalu mengikuti perkembangan zaman.
Faktor utama lainnya adalah peranan orang tua di rumah. Orang tua di rumah harus memahami bahwa teknologi semakin berkembang, tuntutan zaman juga berbeda. Ketika niat baik orang tua untuk selalu memenuhi keinginan anak seperti gadget tanpa adanya pengawasan yang baik tentu saja hanya akan membawa dampak buruk.
 Pihak sekolah tentunya dapat dapat berperan memberikan wawasan pada para orang tua tentang menggunakan gadget yang bijak, mengarahkan dan mengawasi penggunaannya pada anak, bukan tak acuh atau justru sibuk sendiri dengan gadgetnya.Â
Orang tua juga harus kembali menanamkan "unggah-ungguh" dalam bahasa Jawa atau sopan santun dalam masyarakat. Setiap budaya pasti memiliki perbedaan, namun budaya Jawa, Sunda, Minang, Batak dan lain sebagainya pasti memiliki nilai tinggi yang dijunjung seperti bagaimana bersikap terhadap yang lebih tua, berkata yang baik dan santun.
Tidak kalah penting adalah pendidikan pra-nikah. Di Indonesia angka pernikahan pada usia muda masih cukup tinggi, namun tidak diimbangi dengan kemampuan tanggung jawab serta pemenuhan finansial yang baik.Â
Sehingga  angka perceraian tinggi, anak banyak yang mengalami "broken home" akhirnya berdampak pada tingkah lakunya yang kurang baik karena memilih lingkungan yang kurang baik.Â
Pendidikan pra nikah perlu untuk memberikan gambaran serta pengetahuan tentang kehidupan pernikahan dan mendidik anak. Jika pasangan yang merupakan calon orang tua memahami ilmu tentang pernikahan, diharapkan dapat membina keluarga yang harmonis dan bahagia. Secara tidak langsung hal tersebut juga berdampak pada psikologis dan perkembangan anak.Â
Pendidikan pra nikah ini dapat diberikan ketika Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tingkat universitas. Jadi bukan hanya pendidikan seks saja yang penting, pendidikan pra nikah akan membuat anak-anak remaja belajar melihat tanggung jawab.
Dengan demikian, salah satu faktor yang memiliki peran besar atas krisis moral generasi muda saat ini adalah orang tua. Baik orang tua di rumah maupun di sekolah.Â
Sehingga orang tua perlu memiliki kesadaran untuk selalu belajar dan memberikan teladan yang baik. Tentunya pemerintah dan masyarakat hendaknya turut andil dalam mengatasi dan mencegah krisis moral generasi muda yang semakin rusak. Karena generasi muda adalah pewaris negeri ini ke depannya.