Tips Menulis dari Tere Liye, Sang Legenda.
1. Topik apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.
Aku akan menuliskan seribu kata dari tips-tips yang diberikan oleh Tere Liye, sang penulis legendaris. Tips ini berfokus pada sudut pandang kita sebagai penulis. Topiknya terserah apa saja, yang penting kamu bisa mengambil sudut pandang yang bagus dan spesial.
Contohnya, ketika kamu diberikan gambar yang menggambarkan pasar, maka cobalah untuk menuliskan dari sudut pandang yang berbeda. Kebanyakan mungkin akan menulis tentang pasar yang ramai, pembeli yang banyak, dll. Namun, untuk latihannya, carilah sudut pandang yang berbeda. Kamu bisa menggambarkan pasar itu dengan cerita lain, seperti krisis ekonomi dan pengeboman di sebuah pasar.
2. Penuhi amunisi di kepala.
Saya juga punya prinsip untuk mengisi amunisi kepala, dengan kata-kata "teko itu keluar sesuai dengan kapasitasnya, apa yang diisi,itu yang keluar, dan semakin banyak diisi, maka semakin banyak pula yang bisa dikeluarkan.
Jika ingin menjadi seorang penulis, maka banyaklah membaca agar kepala terisi banyak. Cara mengisi kepala bisa dengan banyak hal, seperti membaca buku, melakukan perjalanan, ngobrol dengan orang baru, dan bertanya kepada orang bijak.
3. Mudah, tulislah dengan mudah.
Mulailah dengan kalimat-kalimat yang mudah, seperti menceritakan dengan cara yang menarik, jangan dipersulit. Contohnya, aku ingin pergi ke pasar, di sana banyak sekali penjual yang berteriak-teriak, aku bingung dengan pilihan yang akan kupilih, maka aku kembali lagi ke rumah karena bingung dengan apa yang harus kubeli, begitulah contohnya.
4. Laksanakan selama 180 hari tanpa henti.
Jika kamu ingin menjadi penulis, maka lakukanlah selama 180 hari dengan menulis 1000 kata per hari. Setelah 180 hari selesai, baca tulisanmu yang pernah ada. Maka kamu akan melihat sesuatu yang berbeda. Di hari pertama, tulisan itu akan membuatmu tertawa karena jeleknya, tulisan selanjutnya akan membuatmu kagum dengan kualitas yang semakin meningkat, dan tulisan di hari ke-180, mungkin bisa kamu kumpulkan menjadi buku, dan menawarkan untuk diterbitkan.
Dan setelah itu, jangan kecewa jika tulisanmu ditolak. Sebagian besar penulis pernah ditolak tulisannya dengan berbagai alasan. Namun, simpanlah tulisan itu. Siapa tahu tulisan itu akan menjadi harta karun di masa depan ketika namamu sebagai penulis naik dengan cepat.
Aku akan menulis sebanyak seribu kata dengan kecepatan yang aku bisa. Aku mulai menulis beberapa menit yang lalu, sekarang aku sudah menghasilkan 400 kata sejak tadi. Targetku tinggal 600 kata lagi.
Ternyata menulis itu menyenangkan, kawan. Kamu bisa berbagi secara tidak langsung, bisa berbagi dengan orang yang ada di masa depan, dan membaca yang ada di masa lalu. Seperti halnya latihan membentuk badan, aku belajar dan terus latihan agar kemampuan menulisku meningkat.
Tapi ada satu hal yang sulit aku bedakan, yaitu bagaimana cara melihat kemampuan menulis ini meningkat atau tidak. Nanti aku akan mencari caranya.Kalau untuk membentuk badan, kita bisa melihat dengan berkurangnya kadar lemak di badan, dan bentuk otot yang sudah mulai kelihatan. Nanti aku akan mencari, apa buktinya kalau tulisan kita meningkat? Atau malah menurun kualitasnya.
Saya sudah melihat beberapa penulis, seperti JS Khairen, Boy Candra, Buya Hamka, Muhammad Hatta, merekaitu berdarah Sumatera Barat, dan mereka asli orang Minang. Aku termotivasi ketika melihat mereka, seperti JS Khairen, yang salah satu novelnya akan dijadikan film oleh orang-orang, judul novelnya ialah "Kami Bukan Sarjana Kertas". Tidak ada yang lebih membuat bahagia para penulis, kecuali banyaknya kata dan pembaca yang bermunculan ketika tulisan selesai.
Memang menjadi penulis tidak bisa menghasilkan harta yang banyak, aku mau kalau nanti mati, aku tetap hidup. Begitu juga prinsip dari Ferry Irwandi, dia termotivasi ketika menonton video anime "One Piece", yang dia jadikan prinsip hidup. Yaitu, manusia itu tidak akan mati kalau ditusuk oleh pedang, tapi manusia akan mati jika dia dilupakan.
Ferry Irwandi adalah youtuber yang berasal dari Minang juga, aku fans banget sama dia. Pemikirannya yang kritis, dan argumennya yang masuk akal, ditambah lagi dengan kerendah hatinya ketika menerima kesalahan orang lain.
Aku bingung jika nanti aku kuliah, apakah aku bisa menyelesaikan tugasku, sedangkan kemampuan menulisku belum sehebat mereka, belum sejago mereka. Aku terus berfikir bagaimana caranya, dan jawabannya aku temukan di video Tere Liye tadi, yaitu banyak-banyak latihan menulis, tulislah sebanyak seribu kata, dan konsistenkanlah dalam 180 hari, biar nanti kamu akan bisa melihat perkembangannya, dan hasilnya akan kamu nikmati di kemudian hari.
Janganlah cari jalan pintas dengan copy paste tulisan orang, itu memang mudah, tapi kemampuan menulis kita akan menjadi menurun, karena mengandalkan tulisan orang lain. Seperti copy paste ChatGPT, dan artikel orang lain.
Bukankah di Alquran Allah sudah berfirman bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan? Ketika kamu merasakan kesulitan menulis, mungkin kamu akan menemukan kemudahan, yaitu kebiasaan dalam menulis. Ini yang paling penting, yaitu kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Menepis kebosanan dan menjadikannya dalam bentuk gaya hidup.
Buya Hamka banyak menerbitkan buku karena banyak membaca dan banyak latihan. Isi pelurunya banyak dan latihannya juga sering. Aku tidak boleh berhenti kecuali aku telah menulis sebanyak seribu kata setiap hari, meskipun itu katanya jelek menurut sebagian orang. Tapi menurutku aku sudah berhasil melawan rasa malas yang aku rasakan ketika menulis. Intinya semakin banyak latihan, semoga kemampuan menulis kita semakin meningkat.
Aku bersyukur jika sudah menemukan passionku sekarang. Jadi aku akan bisa berfokus pada yang aku yakini dan apa yang aku sukai. Kamu harus mencari satu yang kamu sukai dan yang ingin kamu tekuni, lalu bersabarlah dalam prosesnya. Seperti aku sekarang, aku sudah berapa menit menulis tanpa henti, yang penting aku menuliskan banyak kata dan tetap melakukannya di kemudian hari.
Banyaknya membaca akan berpengaruh pada hasil sebuah tulisan. Aku mau banget untuk menerbitkan satu buku untuk satu tahun yang telah kulewati, biar umurku tidak terbuang sia-sia, dan aku bisa mendapatkan pahala jariyah dari tulisanku.Â
Ketika menulis, kita juga harus memikirkan apa yang perlu kita tulis dan tujuan kita menulis. Aku menulis apa yang aku hasilkan dari menonton video Tere Liye, dan tujuanku adalah membuat output dari video itu. Aku akan menuliskan seribu kata yang kurangkai dalam bentuk cerita atau tutorial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI