Jika kamu ingin menjadi penulis, maka lakukanlah selama 180 hari dengan menulis 1000 kata per hari. Setelah 180 hari selesai, baca tulisanmu yang pernah ada. Maka kamu akan melihat sesuatu yang berbeda. Di hari pertama, tulisan itu akan membuatmu tertawa karena jeleknya, tulisan selanjutnya akan membuatmu kagum dengan kualitas yang semakin meningkat, dan tulisan di hari ke-180, mungkin bisa kamu kumpulkan menjadi buku, dan menawarkan untuk diterbitkan.
Dan setelah itu, jangan kecewa jika tulisanmu ditolak. Sebagian besar penulis pernah ditolak tulisannya dengan berbagai alasan. Namun, simpanlah tulisan itu. Siapa tahu tulisan itu akan menjadi harta karun di masa depan ketika namamu sebagai penulis naik dengan cepat.
Aku akan menulis sebanyak seribu kata dengan kecepatan yang aku bisa. Aku mulai menulis beberapa menit yang lalu, sekarang aku sudah menghasilkan 400 kata sejak tadi. Targetku tinggal 600 kata lagi.
Ternyata menulis itu menyenangkan, kawan. Kamu bisa berbagi secara tidak langsung, bisa berbagi dengan orang yang ada di masa depan, dan membaca yang ada di masa lalu. Seperti halnya latihan membentuk badan, aku belajar dan terus latihan agar kemampuan menulisku meningkat.
Tapi ada satu hal yang sulit aku bedakan, yaitu bagaimana cara melihat kemampuan menulis ini meningkat atau tidak. Nanti aku akan mencari caranya.Kalau untuk membentuk badan, kita bisa melihat dengan berkurangnya kadar lemak di badan, dan bentuk otot yang sudah mulai kelihatan. Nanti aku akan mencari, apa buktinya kalau tulisan kita meningkat? Atau malah menurun kualitasnya.
Saya sudah melihat beberapa penulis, seperti JS Khairen, Boy Candra, Buya Hamka, Muhammad Hatta, merekaitu berdarah Sumatera Barat, dan mereka asli orang Minang. Aku termotivasi ketika melihat mereka, seperti JS Khairen, yang salah satu novelnya akan dijadikan film oleh orang-orang, judul novelnya ialah "Kami Bukan Sarjana Kertas". Tidak ada yang lebih membuat bahagia para penulis, kecuali banyaknya kata dan pembaca yang bermunculan ketika tulisan selesai.
Memang menjadi penulis tidak bisa menghasilkan harta yang banyak, aku mau kalau nanti mati, aku tetap hidup. Begitu juga prinsip dari Ferry Irwandi, dia termotivasi ketika menonton video anime "One Piece", yang dia jadikan prinsip hidup. Yaitu, manusia itu tidak akan mati kalau ditusuk oleh pedang, tapi manusia akan mati jika dia dilupakan.
Ferry Irwandi adalah youtuber yang berasal dari Minang juga, aku fans banget sama dia. Pemikirannya yang kritis, dan argumennya yang masuk akal, ditambah lagi dengan kerendah hatinya ketika menerima kesalahan orang lain.
Aku bingung jika nanti aku kuliah, apakah aku bisa menyelesaikan tugasku, sedangkan kemampuan menulisku belum sehebat mereka, belum sejago mereka. Aku terus berfikir bagaimana caranya, dan jawabannya aku temukan di video Tere Liye tadi, yaitu banyak-banyak latihan menulis, tulislah sebanyak seribu kata, dan konsistenkanlah dalam 180 hari, biar nanti kamu akan bisa melihat perkembangannya, dan hasilnya akan kamu nikmati di kemudian hari.
Janganlah cari jalan pintas dengan copy paste tulisan orang, itu memang mudah, tapi kemampuan menulis kita akan menjadi menurun, karena mengandalkan tulisan orang lain. Seperti copy paste ChatGPT, dan artikel orang lain.
Bukankah di Alquran Allah sudah berfirman bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan? Ketika kamu merasakan kesulitan menulis, mungkin kamu akan menemukan kemudahan, yaitu kebiasaan dalam menulis. Ini yang paling penting, yaitu kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Menepis kebosanan dan menjadikannya dalam bentuk gaya hidup.