Indonesia negeri yang sedang-sedang saja, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Inilah yang harusnya membuat kita selalu bersyukur, meski di Indonesia rakyat kurang makmur, karena korupsi yang makin subur, dan marilah kita doakan agar koruptor itu hancur.
Berbeda dengan negara Yakuts, cuaca -50 adalah hal yang sering terjadi. Anda bisa bayangkan lemari es di Indonesia saja maksimal -19 sampai -20 derajat Celcius. Orang-orang di sini tidak memakai kacamata ketika di luar, jika kamu beranikan, maka kacamata itu menempel dengan kulit ketika kamu ingin mencabutnya.
Air yang mendidih jika dilemparkan ke udara maka seketika itu langsung menjadi kristal es dan daerah ini melewati banyak musim, di musim biasa ia mencapai 19-20 derajat Celcius atau setara dengan dingin ruangan AC. Mamang jualan es tidak laku di sini.
 Skarang kita ambil perbandingan dengan Indonesia, patutah kita untuk bersyukur dan lebih produktif dibandingkan mereka. Orang-orang di sana dalam keadaan seperti itu mereka tetap bekerja, bersekolah tanpa diliburkan, padahal cuaca sangat mematikan, jalan yang licin, dingin yang membunuh, dan harus berhenti setiap 15 menit perjalanan, agar panas tubuh tetap terjaga.
Kebanyakan dari kita lupa dengan nikmat, mahalnya kesehatan akan terasa jika sudah sakit, enaknya makan akan terasa jika sudah sariawan, jangan tunggu mati dulu baru sesal kemudian.
 jika mereka saja bisa aktif maka kita harus lebih bisa lebih produktif dan lebih sehat.
 Namun dengan keindahan Indonesia, mereka malah terlena dengan sehatnya badan, mereka malah merusaknya dengan merokok, makanan-makanan yang tidak sehat.
Apa yang harus dilakukan ke depannya?
 jika kita capek berolahraga apakah kita tidak capek jika nanti sakit-sakitan?
 jika kita lelah beribadah apakah maksiat itu tidak melelahkan juga?