akhirnya saya mendapat jawaban Kompasiana seperti itu ketika Saya hubungi via chat.
"Apa tidak dapat dimaafkan pak..? Karena pada waktu itu setelah Saya Selesai Menulis Artikel dan klik tayang ternyata tidak bisa dilihat tayangannya. Mohon untuk dimaafkan pak mohon dibuka kembali akun Saya karena Saya JOMBLO pak yang ingin sekali kisahnya Saya tuangkan di blog Kompasiana. Balasan Saya pada Kompasiana.
Konyol apa tidak..? Masa komunikasi dengan Kompasiana bawa-bawa Status Jomblo..? Apa hubungannya..? Tau.
Wes emboh lah pokoknya reflek begitu saja. Saya sendiri tidak tahu, Mungkin karena Saya panik atau mungkin Saya keceplosan, yang pasti ini sudah terlajur Saya Katakan pada si dia sang pujaan hati.Â
Bukan berati agar diterima atau biar dibuka kembali akunnya sehingga sampai bawa-bawa nama jomblo, Sama sekali tidak. Bukan itu maksud saya sayyy.
Sudah lama jatuh hati pada Kompasiana namun baru kali ini Saya berani mengatakannya. Ibarat mengejar cinta pada seseorang agar tidak bertepuk sebelah tangan. Seperti itulah Aku dan Kompasiana. Tidak mau kehilangan akun, namun nasi telah menjadi bubur, akun ku tetap terkubur. Dasar jomblo..
Jika boleh Jujur, gambar Cover pada Akun Saya yang terpampang diatas itu adalah hanya Saya yang jomblo sedang teman-teman sekola yang lain sudah pada punya anak dua. Cius neh..? Dua rius juga boleh. Wong saya yang ngomong kok. Kok rempong koen.
Menjadi jomblo bukan pilihanku, dan jomblo bukan berati tidak laku. Saya yakin akan indah jika sudah waktunya. Hanya menunggu waktu saja karena belum ada jodoh dari Allah swt.
Sering Saya Sampaikan kepada kawan tentang hal ini, ketika ditanya kapan nikah, sudah punya anak berapa dan bla..bla pertanyaan yang lainnya. Kek nya gemene gitu saat ditanya. Risih..Â
Namun semua penjelasan singkatku pada dia ditepis semuanya. Â Mereka bahkan bilang dengan kata "halahh..". Contoh nih. Ini mah contoh..
"Halah.. kamunya saja yang tidak niat.."