Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Editor - Bhinneka Tunggal Ika

Catatan samhudibhai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seperti Apa Kencan Online di Masa Pandemi?

17 Oktober 2020   16:41 Diperbarui: 17 Oktober 2020   17:19 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: @naydonuts on Twitter

Topik Pilihan yang menarik yang mengena dihatiku. Seketika membuat Saya teringat akan Akun Kompasiana milik Saya yang terblokir pada beberapa saat yang lalu. Loh kok bisa..? Apa hubungannya topik pilihan ini dengan akun kompasiana miliku yang terblokir..? Ada deh..

Ada sesuatu kata-kata yang menarik yang pernah Saya utarakan pada Kompasiana via Chat kala Saya bermaksud menanyakan keberadaan Akun yang terblokir pada saat yang lalu. Pasalnya Kata-kata itu lah yang sesuai dengan topik ini. Apa itu..? Ada deh..

Pada beberapa waktu yang lalu Akun Saya yang satunya tiba-tiba tidak dapat login. Detik itu juga Saya langsung lakukan investigasi dengan cara menghubungi Kompasiana via bagian faq yang tertera pada bagian bawah platform Kompasiana dan ditemukan faq yang berisi tentang bantuan Akun Kompasioner.

Saya langsung kirim surat via email dan tidak pula juga Saya hubungi dia via Chat di WhatSapp. Dia siapa..? Kepo deh..

"Mohon untuk dimaafkan pak, karena pada waktu itu ketika Saya selesai nulis artikel namun setelah selesai dan Saya klik ternyata tidak ada ditayangan.." 

seperti itulah kalimat terakhir yang Saya ajukan pada Kompasiana.

Bermaksud mengajukan banding dengan harapan Akun dapat kembali di akses kembali, seperti pada aplikasi-aplikasi lainnya yang jika memerlukan bantuan tentang akun umumnya dengan ajukan banding.

Namun dugaanku meleset. Akun Kompasiana punyaku yang Saya bikin pada tahun 2013 yang lalu tidak dapat juga diakses alias tetap terblokir. 

Dengan alasan telah melakukan pelanggaran berulang kali sampai memenuhi batas dari pada pelanggaran dan ketentuan Kompasiana tersebut. Perlu untuk diketahui bahwa Di akun Kompasiana apa bila anda telah melakukan kesalahan sampai 5 kali, maka habislah riwayat Akun tersebut.

Saya mendapat informasi ini langsung dari sumber yang valid yakni admin Kompasiana yang Saya hubungi via email dan nomor Whatsaap. 

"Hallo Kompasianer. Akun yang diblokir dikarenakan melanggar syarat dan ketentuan Kompasiana. Anda tidak dapat mengaksesnya kembali.." 

akhirnya saya mendapat jawaban Kompasiana seperti itu ketika Saya hubungi via chat.

"Apa tidak dapat dimaafkan pak..? Karena pada waktu itu setelah Saya Selesai Menulis Artikel dan klik tayang ternyata tidak bisa dilihat tayangannya. Mohon untuk dimaafkan pak mohon dibuka kembali akun Saya karena Saya JOMBLO pak yang ingin sekali kisahnya Saya tuangkan di blog Kompasiana. Balasan Saya pada Kompasiana.

Konyol apa tidak..? Masa komunikasi dengan Kompasiana bawa-bawa Status Jomblo..? Apa hubungannya..? Tau.

Wes emboh lah pokoknya reflek begitu saja. Saya sendiri tidak tahu, Mungkin karena Saya panik atau mungkin Saya keceplosan, yang pasti ini sudah terlajur Saya Katakan pada si dia sang pujaan hati. 

Bukan berati agar diterima atau biar dibuka kembali akunnya sehingga sampai bawa-bawa nama jomblo, Sama sekali tidak. Bukan itu maksud saya sayyy.

Sudah lama jatuh hati pada Kompasiana namun baru kali ini Saya berani mengatakannya. Ibarat mengejar cinta pada seseorang agar tidak bertepuk sebelah tangan. Seperti itulah Aku dan Kompasiana. Tidak mau kehilangan akun, namun nasi telah menjadi bubur, akun ku tetap terkubur. Dasar jomblo..

Jika boleh Jujur, gambar Cover pada Akun Saya yang terpampang diatas itu adalah hanya Saya yang jomblo sedang teman-teman sekola yang lain sudah pada punya anak dua. Cius neh..? Dua rius juga boleh. Wong saya yang ngomong kok. Kok rempong koen.

Menjadi jomblo bukan pilihanku, dan jomblo bukan berati tidak laku. Saya yakin akan indah jika sudah waktunya. Hanya menunggu waktu saja karena belum ada jodoh dari Allah swt.

Sering Saya Sampaikan kepada kawan tentang hal ini, ketika ditanya kapan nikah, sudah punya anak berapa dan bla..bla pertanyaan yang lainnya. Kek nya gemene gitu saat ditanya. Risih.. 

Namun semua penjelasan singkatku pada dia ditepis semuanya.  Mereka bahkan bilang dengan kata "halahh..". Contoh nih. Ini mah contoh..

"Halah.. kamunya saja yang tidak niat.."

"Halah.. kamunya saja yang pilah pilih.."

"Halah itu mah bisa-bisa an kamunya yang alasan yang ngeles.."

"Halah.. mblo..mblo.. dasar Jomblo..

Dan tepisan halah-halah yang lain dari teman cewe yang akrab dengan kalimat halah.  Lalu apa sih yang membuat betah bertahan jomblo. Jadi jomblo itu tidak enak loh. Kata temen cewe dengan senjata halah nya tadi.

Ada juga temen cowok yang juga sama, suka usil dengan status orang. Adalah Aris, teman sekola yang menanyakan hal ini pada Saya ketika menghadiri acara pernikahan Munaroh temen cewe pada akhir tahun lalu. Aris memulai obrolan. 

"Nikah kamu, Sampai kapan kamu ngak nikah-nikah. Mau sampai tua jomblo mulu..? Lihat teman-temen kamu sudah pada punya anak. Apa kamu ngak kepengen punya anak..? Umur sudah tua, kerjaan ada, penghasilan ada, duit ada, tampang boleh. Kalau tidak nikah buat apa..? Tanya Aris waktu itu sambil minum secangkir kopi dan cemilan jajan pasar di resepsi tersebut.

Apakah Kamu mencari yang sempurna..? Tanya Aris sambil menyemburkan asap rokok merk djarum super.  Tidak..! Jawab Saya. Apakah Kamu mencari yang Cantik..? Tanya aris. Tidak..! Jawab Saya. Atau apakah Kamu sudah punya pilihan lain..? Tanya Aris.  Tidak juga..! jawab Saya. 

"Lalu apa.. terus opo, lanjut Aris.." Belum ada jodoh saja mas.. kata saya. 

Seketika hening karena pengantin cowok datang menyalami Kami berdua. Ganti materi dengan yang lain sehingga serangan pertanyaan jomblo tak lagi aris sampaikan, habis secangkir kopi dan sebatang roko super, kemudian pulang setelah sebelumnya makan-makan.

Persepsi orang boleh berlainan. Aspirasi orang boleh berbeda, Opini orang boleh kritis, namun Komitmen Saya tetap satu. Belum ada jodoh dari Allah swt. Biarkan saja orang mau berbusa-busa ngomongin tentang status Saya seperti apa. Silahkan karena itu adalah hak prerogatif mereka.

Lagi, suatu ketika Saya datang pada acara pernikahan teman cowok dan dari saran teman tersebut yang sudah menikah bilang begini:

"kalau mau cari pacar yang ciusss yang mapan yang untuk sekali seumur hidup yang-yangan lah pokoknya biar kamu tidak jomblo terus, saya rekomendasikan untuk mencarinya di kencan online, di medsos-medsos itu banyak kata teman gemblung bin sableng tersebut.."

Saya diem karena dalam hati benar juga dan faktanya Saya akui saudara perempuan Saya pun menikah dari hasil mutualan via aplikasi facebook dan sampai kini sudah punya anak dua, temen cewek Saya pun sama dapat jodoh via aplikasi Facebook. Kalau kencan online nya bisa via apk messenger.

Namun bagi Saya kek nya gimana gitu dapat kencan online via medsos karena Saya belum pernah mengalaminya juga. Belum mencobannya.

Jodoh, rizqi dan mati itu adalah asrullah adalah rahasia Allah. Komitmen Saya tetap satu yakin saja sama Allah swt. Jika ikhtiar atau usaha dengan niat baik yang ada namun belum membuahkan hasil maka bittawakaltu alallah (berserah diri pada Allah) itu akan lebih baik jika dapat diamalkan. Inilah yang disebut dengan JOFISA (jomlo fisabilillah).

Kencan Online, kencan pacar, mau pun kencan pertama begitu menggoda dan selanjutnya terserah anda. Yeee kayak apaan ajah.

Adalah Anda sendiri bukan orang pertama orang kedua maupun orang ketiga (ditikung kalo orang ketiga mah). Anda adalah sang sutradara sebagai sang penentu arah untuk masa depannya bersama si dia insan yang tercinta. Ciyeee

Lain dari pada itu ada sang penentu bagi anda sendiri. Apa itu..? Karakter atau sifat atau akhlak atau kejiwaan seseorang yang juga mempengaruhi terkait kencan online tersebut. Ambil contoh dalam hal ini Saya sebagai peran utama untuk kecan online. Saya mau nya yang sederhana saja yang sedang-sedang saja. Jika cocok deal maka langsung bungkusss ngak pake lama. Langsung married.

Asal yakin bahwa Jodoh tak akan kemana maka insyallah Allah, akan indah jika sudah waktunya. Penting untuk digaris bawahi bahwa penentu dari semua Jodoh tersebut pun perlu yakni: 

"Terimlah aku ada apanya.." Yakin kan itu dalam hati maka akan datang "pucuk dicinta ulam pun tiba.."

Apa itu artinya mblo..? Halahh wes emboh aku dewe rak mudeng.. sebab Saya bukan pakar Cinta yang pandai mengurai kata bukan pula sang pujangga Cinta yang pandai merangkai kata, tapi saya adalah Jomblo yang belum ada seorang pun mampu taklukan hatinya. Dih pede amir.

Kencan online disaat pandemi disaat Covid-19, Saya rasa boleh juga namun untuk Saya pribadi belum pernah sih. Jika ada, Saya tidak menolak karena itu jauh lebih aman ketimbang kopdar. Sebab kencan online bagi Saya itu sudah mewakili sudah memenuhi tiga M yaitu: 

Menjaga jarak, Memakai Masker dan Menghindari kerumunan. Semua untuk sementara sebelum terjadi lebih lanjut, Yang ada seperti saat sekarang ini hanya dapat dilakukan melalui online. Baik phone or VC.

Kencan online adalah cara jitu untuk mendapatkan pasangan hidup via online. Bagaimana..? Apakah anda setuju dengan kencan online..? Anda bertanya aku pun sama.

Udahlah segitu aja dulu. Lama-lama baper nih. Pokoknya semoga yang belom mendapatkan jodoh segera bertemu jodohnya via kencan online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun