Apa lagi jika bangunan rumah belom 100% jadi maka jika ngecor jika hari ini misalkan diadakan pengecoran atap maka seluruh aktifitas baik tukang maupun kernek fokus untuk satu perkerjaan itu. Ngecor dengan masing-masing tugas akan cepet selesai dan biasa dikerjakan paling cepet dua hari, itu juga langsung dengan Upah Per Jam ada juga yang harian tapi biasa kalau tukang dihitungnnya dengan Upah Per Jam sebab berbeda bidang kerjanya yakni mengatur adukan serta meratakan batu coral yang sudah jadi adukan tersebut untuk kemudian diplester dengan sedok kayu untuk menghaluskan bagian permukaan pada coran tersebut.
Ada juga bagi pemilik mesin molen itupun sama dengan Upah Per Jamnya seperti tukang tersebut namun agak sedikit berbeda. Mesin molen (mesin adukan batu coral) sehari bisa mencapai 1 jutaan sudah termasuk bensin maupun solar. Jika dihitung dengan Upah Per Jam kemungkinan besar jauh lebih menguntungkan jika satu jamnya mencapai 40 sampai dengan 50 ribu rupiah.
Disisi lain pengecoran bangunan rumah atau apa pun jika dalam bangunan tersebut hanya dikerjakan oleh tukang dua dan kernek dua hal ini sudah biasa dan umum jika Upah Per Jam disana ratakan dengan kondisi bangunan. Misle bangunan rumah 10×10 maka Upah Per Jam nya pun sama. Selesai dihari itu selesai juga semua mendapat bagian masing-masing dalam hal Upah Oer Jam yang biasa dibungkus dengan amplop.
Namun pengalaman Saya pribadi yang oernah juga ikut ngecor dalam hal ini bagian Saya bersama sepuluh teman yang lain adalah nenteng adukan itu biasa menerima Upah Per Jam 30 ribu jika dengan lembur sampai jam 06.00 WIB. Jika harian lepas maka dalam sehari yakni dimulai pukul 08.00 WIb pagi s/d jam 04.00 Wib sore 200 ribu rupuah dalam sehari.
Tukang ketika mengadakan kerja seperti ngecor beda lagi dalam soal Upah Per Jam nya yakni jika dengan lembur daru jam 04. 00 s/d jam 06.00 Wib sore maka tiap Upah Per Jam nya menjadi 60 ribu rupiah dan jika kerja lepas maka masing-masing tukang mendapat bagian bayaranya menjadi 300 ribu rupiah beda cepek dengan kernet. Ini khusus untuk bangunan rumah atau proyek yang dikerjakan dengan manual alias dengan tenaga orang. Semua sudah lengkap dengan makan siang makan sore plus rokok dan kopinya.
Itulah sedikit pengalaman kerja sebagai tukang kuli bangunan yang sampai sekarang pernah Saya jalani. Sekali lagi semua tergantung niat dan kerjaapapun yang penting halal insyallah barokah. Seperti yang saya kutip dari tukang mas Dedi yang hingga kini masih exis dibidangnnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H