"..Apa maning sing lagi rame diseluruh wilayah diseluruh daerah orang-orang pada sok-sokan dema-demo soal uu citpa kerja soal omnibus law yang ujung-ujungnya malah memberontak Pemerintahan yang SAH yakni mereka ingin menurunkan Presiden Jokowi, semua dari atasan sampai bawahan sibuk mencari sensasi sendiri-sendiri..".
 Ora perlu lah demo-demo tanpa arah tujuan seng jelas.. sebab Pemerintah ciptakan ruu cipta kerja ya untuk kita-kita juga sebagai buruh.."  dadi ora perlu demo ora perlu anarkis.." Timpal mas Dedi dengan logat bahasa Brebesnnya.Â
..Mas Dedi pernah ngak di bayar sama bosnnya denga Upah Per Jam? Saya kembali bertanya..
"Bukan pernah lagi tapi sering bahkan bisa dibilang setiap hari, kata mas Dedi..
"Iya itu tadi seperti yang Saya bilang bahwa kerja sebagai Tukang bangunan itu seperti sekarang yang jelas harus disesuaikan dulu sebeleum dikerjakan. Artinya jika tuan rumah menggendaki untuk diborong sampai selesai. Atau dengan harian dengan bayaran tukang 160 ribu rupiah dan kernek 130 ribu rupiah. Tergantung tuan rumah yang meminta.." jelas mas Dedi.
Ohh jadi sistemnnya borongan ya mas Ded? Timpal saya..
"Untuk saat sekarang ini yang sedang Saya kerjakan ini adalah sistem harian artinya kerja pada umumnya dimulai dari Jam 08.00 WIB sampai dengan jam 05.00 WIB sore. Jika dengan sistem borong maka akan kita lanjutkan dengan lebur yang dibayar dengan Upah Per Jam. Jadi misale dari jam 05.00 dilanjut sampai dengan jam 08.00 malam maka tiap Upah Per Jam nya misal 50 ribu rupiah tinggal dikaliin aja gitu.. Â sebab kerja lebur ada yang langsung dibayar dengan Upah Per Jam ada juga yang dihitung satu dua. Artinya masuk kerja satu hari dihitung dua hari. Jelas mas Dedi.
Penjelasan mas Dedi ini begitu mengena dihati, selain memberi tahu tentang omnibus lau dan ruu ciptaker juga semakin menjadi tambah wawasan Saya bahwasannya bekerja dalam bidang apa pun tidak ada yang hina dan tercela. Sebijak apa pun dan sebaik apa pun keputusan Pemerintah Wajib kita terima. Tidak ada di dunia mana pun seorang pemimpin yang mau menyengsarakan rakyatnya.Â
Belajar yang sungguh-sungguh maka akan ada hasil seperti yang Saya dapat pelajaran dari seorang tukang kuli bangunan mas Dedi serta bapak dengan dua orang anak ini yang sukses dalam menghidupi keluargannya.Â
Bahkan menurutnya kedua anaknya kini yang kecil umur 18 tahun telah menempuh pendidikan di MAN Negeri Brebes-Jawa Tengah dan yang kedua umur 24 tahun telah bekerja disebuah perusahaan dibilangan Jakarta Utara. Semuanya cowok anak dari pada mas Dedi yang masih jomlo seperti saya.