Mohon tunggu...
Catatannisa
Catatannisa Mohon Tunggu... Penulis - Jurnal Keseharian dan Informasi

Assalamualaikum, Selamat datang di dunia CatatannisašŸ˜ā¤

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbah Kasti dan Kemurahan Hatinya

20 Desember 2019   22:58 Diperbarui: 31 Desember 2019   23:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini cerita pribadiku, cerita yang lahir dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ku tempuh di kabupaten Lumajang Proovinsi Jawa Timur. Saat itu aku dan kedua puluh temanku, ditugaskan untuk melakukan KKN di Kecamatan Tempeh dan menetap selama 30 hari di desa Sumberjati.

Salah satu kisah yang dapat menggugah sanubari aku peroleh dari sosok inspiratif "mbah Kasti" seorang nenek berusia 79 tahun yang tinggal persis disamping balai desa Sumberjati.Ā 

Beliau tinggal sendirian, karena sang suami telah mendahuluinya untuk bertemua Sang Maha Cintadan anak-anaknya memilih untuk hidup dengan keluarga kecil mereka masing-masing.

Meski beliau tinggal seorang diri, beliau merasa masih kuat dan sanggup melakukan aktivitas sehari-hari. Jika tidak ada yang beliau kerjakan, beliau akan duduk bersantai di kios potong rambut kecil depan rumahnya bersama orang yang bekerja disitu.

Badannya yang sudah mulai bungkuk tak membuat beliau menggantungkan hidupnya pada orang lain, tak mudah pula beliau meminta tolong selagi bisa dan merasa mampu meski sulit, beliau masih mau mengerjakannya sendiri dengan dalih tak mau merepotkan orag lain. Bahkan mbah Kasti masih seringkali berjalan-jalan mencari kayu bakar atau belanja keperluan sehari-hari di toko yang jaraknya lumayan jauh untuk ukuran orang tua umur 79 tahun.

Sedikit cerita awal kali pertemuanku dengan beliau, kami semua sampai di lokasi desa sumberjati dan menetap di balai desa 15 Juli 2019 pukul 16.10. Saat itu kami belum keluar untuk berjalan-jalan di sekitaran lokasi karena masih sibuk menyiapkan tempat yang akan kami buat tidur dan ruangan yang akan menjadi dapur selama 30 hari.

Pada hari ke dua, pagi sekitar pukul 05.30 aku dan temanku Sufi, untuk pertama kalinya berjalan-jalan di sekitar balai desa. MasyaAllah sekali, ketika bertemu dengan mbah Kasti dan setelah kami memperkenalkan diri sebagai anak KKN yang berasal dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, beliau langsung mengajak kami mampir untuk mampir bertamu di rumahnya dengan bahasa jawa halus "ayo nak, monngo pinarak" yang berarti *ayo silahkan duduk. Rasanya dalam hati berdecak kagum, luar biasanya beliau.

Dengan keramah tamahan mbah Kasti kami jadi sangat terbantu selama ada disana. Ā Mbah Kasti mengizinkan kami menjemur pakaian di halaman rumahnya, hingga aku sadar mbah Kasti sampai mengambil bambu tambahan agar pakaian yang dijemur bisa muat banyak. Kami juga diperkenankan memakai sumur kapanpun.

berselang satu hari kami tinnggal sebagai anak KKN, mbah Kasti datang dan membawakan kami dua buah pepaya yang enak sekali, manis dan segar, keesokan harinya kami mengembalikan pisau yang dipinjaman untuk memotong pepaya, karena saat itu kami ada banyak gorengan, kami bagi dengan beliau agar kami saling berbagi. Begitu senangnya Ā beliau diberi gorengan, kami diberi lagi biskuit kaleng, kaleng full baru dengan masa kadaluarsa masih dua tahun lagi. Haru menyeruak hati, betapa baik mbah Kasti ini.

Beberapa hari kemudian, ketika siang hari kami selesai survei keliling desa untuk menentukan proker, tiba-tiba mbah kasti datang ke ruangan kami dengan membawakan satu teko kopi panas dan satu piring besar pisang goreng, dan pisang gorengnya sangat enak dan legit.:')

selang beberapa hari, mbah Kasti kembali mendatangi kami dan memberi kami dua cengkeh pisang yan akhirnya kami olah menjadi kolak. Tentunya kami tak lupa untuk memberi Mbah Kasti, dan hal yang sama terulang, mbah Kasti sangat senang dan kami diberi jajanan roma malkist ukuran sedang bahkan suatu hari kami pernah repot untuk menjalankan proker kami yang terletak di dusun agak jauh dari balai tempat kami tinggal.Ā 

Saat itu beberapa baju milik temanku ada yang belum di ambil hingga 2 hari dari waktu keringnya, dengan kebaikan si mbah, baju-baju tersebut diambil dan diantarkan masuk hingga sampai depan ruangan tempat kami tidur. Beliau berujar "Saaken, be'e repot nak" yang berarti *kasihan mungkin repot . Hancur mendengar hal itu, kenapa sebaik itu pada kami, mungkin beliau ingat cucunya, namun dibalik itu beliau sangat luar biasa.

Aku sangat sering berkunjung dan sekedar main atau berbincang di rumah mbah Kasti, kadang juga sambil menjemur pakaian. 2 hari sebelum kami selesai KKN, untuk pertama kalinya aku mau diajak mbah Kasti sarapan di rumahnya, saat itu mbah memiliki banyak sekali lauk pauk dari acara salah satu warga. Aku pun sarapan dengan nikmatnya berdua bersama beliau, setelah itu mbah Kasti memberikan sebagian lauknya untuk teman-temanku yang saat itu ada di balai.

Kami bercerita banyak dan aku sangat terharu dengan sosok beliau. Beliau menceritkan segala hal padaku hingga banyak kebaikan dan hikmah yang aku petik dari setiap bincang hangatku bersama sosok yang ku labeli Inspiratif ini. Ada hal yang bagiku tak semua bisa merasakannya, rumah mbak kasti tergolong kecil, kecil dengan 3 buah kursi plastik untuk tamu dan meja kecil, lalu ada kasur lantai yang biasanya beliau gunakan istirahat siang, ya rumahnya amat sangat sederhana namun sepanas apapun cuaca di luar, rumah beliau akan tetap sejuk MasyaAllah.

Tahukah pesan yang bisa kalian ambil dari kisah KKN ku tentang mbah Kasti?.Ā 

1.Ā  Ketika kita mau berbagi, berbagilah dengan ikhlas baik itu pada orang yang lebih muda, maupun yang lebih tua.

2. Memberi/Sedekah/Beramallah, sesungguhnya itu tidak akan menjadikan kita miskin/ kekurangan. Buktinya setiap kali mbah Kasti memberikami, beliau sama sekali tidak kekurangan, hingga akhirnya mbah kasti terus dan terus memberi.

3. Mbah Kasti bukan orang kaya, rumahnya sangat sederhana, begitupun sang anak yang tinggal jauh dari belliau juga bukan seorang yang kaya harta, tapi atas kemurahan hati, mbah Kasti tetap hidup berkecukupan, beliaupun berbagi bukan hanya berlaku bagi kami. beliau juga sering bebragi pada tetangga dan sekitar

Masih mau kalah dengan yang tua? yuk kita petk hikmah luar biasa dari mbah Kasti.Ā 

-Catatannisa-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun