Kami kumpul setengah jam sebelumnya. Saya, Mba Dwi, Dedek, dan Kris mulai buka benang nilon dan menggulungnya di botol bekas.
Tapi ternyata oh ternyata... gulung tali nilon ga semudah di pikiran ulalaaaa... talinya ruwet, ga dapet ujungnya, ampunnn! Harus pelan dan sabar.
Hmmm, saya tau cara menghadirkan bala bantuan. Saya foto Mba Dwi dan anak-anaknya yang lagi mengurai tali lalu mengirimkannya di WAG lingkungan: "Hollaaa, apa ada yang bisa bantu kami? Kami perlu bantuan nih dari yang expert main layangan."
Dan bener loh.. gak berapa lama, bala bantuan datang bersama anak-anak mereka: Pak Suwirya, Bapak dan Ibu Satria, Pak Lingga, Mba Dwi FX, Mba Anik, Mba Dian, Kak Sil, dan Mas Titus.
Ya akhirnya para bapak dan ibu lain membantu kami untuk menggulung tali, memasang tali timbang, memasang ekor layangan, dan membantu anak-anak untuk menaikkan layangan. Fiufff... amazing!
Nah tinggal bantu naikkin layangan dan nemenin anak-anak main nih. Ada 12 anak yang datang bermain layangan bersama: Stella, Rio, Nico, Kris, Dedek, Mikael, Satria, Geo, Kevin, Nasya, Jo, dan Reynard.
Menaikkan layangan juga perlu beberapa kali; gagal coba lagi, gagal coba lagi, begitu seterusnya. Wajah beberapa anak sudah merengut karena mulai putus asa.
Di situasi seperti ini, teman atau bapak yang sudah berhasil menaikkan layangan membantu anak-anak lain yang belum bisa.Â
Yang endingnya ga semuanya bagus. Tetap ada yang sedih dengan wajah yang bermuram durja. Ada pula yang sedih tapi tetap aja happy dan bawa layangannya pulang, tapi hmm... ada juga yang ga mau pulang, hahaha.