MEMBACA 52 BUKU SETAHUN?
Keinginan saya begitu kuat untuk membawakan storytelling. Saya merasa kegiatan ini akan bermanfaat untuk anak-anak. Bayangkan saja, jika dalam 1 minggu mereka membaca satu buah buku, maka mereka akan membaca 52 buah buku dalam setahun. Tak hanya itu, mereka pun akan berimajinasi sesuai cerita, serta membawa dan melakukan pesan moral dari masing-masing cerita ke dalam kehidupan mereka.
STORYTELLINGÂ VS. MEDIA DARING
Kata storytelling terdiri dari dua kata, story berarti cerita dan telling berarti memberitahu atau menceritakan. Jadi storytelling adalah kegiatan bercerita atau mendongeng.Â
Biasanya para orangtua melakukannya pada saat menidurkan anak, entah itu pada siang hari maupun pada malam hari. Terkadang cerita justru dibuat bersambung untuk meningkatkan rasa penasaran anak dan keinginannya untuk mendengarkan cerita itu kembali.Â
Tanpa sadar, kegiatan ini melatih fokus anak sekaligus menjadi sarana bonding bagi anak dan orangtua. Hubungan mereka akan menjadi lebih dekat dan terbuka satu sama lain. Namun seiring perkembangan zaman dan tehnologi, kegiatan ini pun mulai bergeser digantikan dengan media daring yang lebih pasif dan tanpa bonding. Fenomena inilah yang memunculkan keraguan saya, apakah nantinya akan ada yang menyukai kegiatan storytelling ini?
TERTARIKKAH ANAK?
Namun, keinginan ini begitu kuat karena benefit yang besar untuk anak-anak. Setelah mendapat persetujuan dari ketua lingkungan, akhirnya saya memulai kegiatan storytelling pertama di lingkungan saya, tanggal 3 Januari 2024.Â
Teman-teman tau? Saya begitu shock gembira karena ada 12 anak yang datang pada waktu itu. Tidak hanya datang, mereka fokus dan semangat dari awal hingga akhir. Setelah storytelling, mereka pun mampu menjawab pertanyaan seputar cerita dan menyaring moral value dari cerita itu dan mengungkapkan dalam bahasa mereka. Benar-benar di luar dugaan, kan?
Suasana itu membuat semangat saya semakin menyala. Wow, anak-anak begitu antusias. Mereka pun bisa lepas dari gawai mereka dan fokus pada cerita yang saya bawakan. Luar biasa, kan? Ya, ternyata storytelling masih relevan untuk anak-anak sekarang. Kemarin adalah kegiatan anak kami yang keenam. Ada 12 anak yang selalu datang dalam kegiatan ini.Â
THE LOW OF ATTRACTION
Kegiatan storytelling yang postif inipun menarik orang-orang positif lain beserta energinya. Bonus-bonus tak disangka mengalir begitu deras. Saya mendapat teman-teman yang mensupport sekaligus mengambil peran dalam kegiatan ini. Mereka memberikan banyak ide baru yang menarik, mereka pun bersemangat dalam tiap persiapan.Â
It's really amazing, bukan saja untuk saya dan anak-anak, tetapi juga untuk teman-teman seperjuangan, hahaha. Kami bukan lagi person to person, tapi kami adalah tim yang saling bekerjasama.Â
Kami berbagi tugas; mempersiapkan tempat dan perlengkapan yang diperlukan, memimpin kegiatan, menemani anak, mendomuntasikan kegiatan, dan mempersiapkan konsumsi. Kolaborasi kami dengan para orangtua pun terjalin apik; ya.. kalau tidak, ga mungkin juga anak akan hadir tiap Rabu sore pk. 17.00-18.00 wita, kan? Mereka pun juga bergantian menyumbang snack dan bahkan perlengkapan perang storytelling. And the importing thing is... we are happy.
BENTUK KEGIATAN
Setelah kegiatan ini berjalan, sedikit demi sedikit kami mendapat bentuk kegiatan yang lebih baik. Kami menentukan tema tiap bulan, lalu mulai berbagi tugas siapa yang akan membawakan di masing-masing minggu.Â