Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Guru - Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 Saya Ibu dan guru, yang memiliki minat melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, yang cenderung senyap. Mengalami dan meresapi dengan berinteraksi dengan orang lokal, dengan penggiat alam atau pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanannya; ia puaskan dirinya dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap pengalaman yang singgah. Keajaiban yang ia percaya selalu ada dariNya, yang membuat ia bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih berguna, pun tumbuh dalam imannya yang ga seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Sumbing (3): Teman Se-frekuensi dalam Perjalanan

1 Januari 2024   22:59 Diperbarui: 22 Januari 2024   19:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghirup hangatnya sunrise Sumbing/Dok Pribadi

Tujuan Yang Sama

Yes! ini adalah sesuatu yang mutlak. Kami akhirnya menuju Gn. Sumbing bertiga. Tujuan kami jelas: melakukan pendakian bersama selama 2 hari 1 malam. Menikmatinya secara utuh. 

Perhitungan waktu ada dan tapi tidak mutlak digunakan. Itu membuat kami benar-benar menikmati pendakian ini. Kami bangun pk 03.00 untuk summit tapi karena ngumpulin nyawa dan ngopi, kami baru berangkat pk 05.00. Saat menuju puncak pun, kami berhenti di campsite Sikendi hanya untuk menikmati sunrise selama sejam. 

Di pos 4 pun, kami sempat tidur sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Obrolan, suasana diam, bully-an, tawa, dendangan lagu, pembuatan konten, teriakan-teriakan penyemangat, semua lebur menjadi satu, membuat rasa begitu lengkap.

Dari campsite ini, kami melihat jelas lahar Gn. Merapi/Dok Pribadi
Dari campsite ini, kami melihat jelas lahar Gn. Merapi/Dok Pribadi

Cara Mencapainya

Inipun sesuatu yang tidak bisa terpisahkan. Kami bertiga sepakat membuat trip ini hemat tanpa menghilangkan kualitas. Lebih murah pake bis dan angkot dari Stasiun ke Kaliangkrik, tapi kami pesan travel yang lebih mahal. 

Memang dari sisi budgeting lebih bengkak untuk pejalan ala backpacker, namun dengan travel, kami menghemat waktu untuk mencari, menunggu, dan kamipun bisa istirahat dalam mobil sepanjang perjalanan. 

Saat berangkat dari basecamp menuju pintu rimba pun sama. Saat itu, ojek libur, jadi pilihan kami adalah jalan kaki selama 2 jam (dengan ojek hanya 10 menit) atau menunggu hari berikutnya untuk melakukan pendakian, dan kami sepakat untuk jalan kaki sesuai dengan kesepakatan di awal.

Dan ya... 'teman sefrekuensi' inilah yang membuat perjalanan kami begitu menyenangkan, seruuu, dan tak terlupakan. Jadi, apa kalian sudah dapet temen sefrekuensi untuk trip berikutnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun