Untuk lingkungan kami, sebelum hari Natal, kami mebat bersama. Mebat artinya berkumpul untuk membuat masakan khas Bali secara bersama-sama. Kami berkumpul mulai pk 06 pagi, menggunakan pakaian adat ringan. hidangan Natal, mulai dari memotong babi, merajang bahan dan bumbu, melilit sate, dan memasak atau membakar satenya. Para wanita melayani mereka dengan membuatkan kopi dan teh, menyajikan kue, dan mempersiapkan meja-kursi dan peralatan makan. Unik kan? Hihi, kami yang wanita rasa aneh kalau cuman bikin kopi dan teh. Tapi sepertinya hari ini hari bahagia kami karena liat para suami memasak. Tapi mebat kali ini, para lelaki kewalahan karena sate yang dibuat berjumlah ribuan. Ada 3 ekor babi yang dipotong, jadi ya... kelenger juga mereka siapin semua. Jadi para wanita pun ikut membuat sate lilit.  Para lelaki ngajari kami caranya: dibuletin dulum lalu ditusuk dibuat memanjang ke bawah. Setalah itu dicubit-cubit hingga mengecil di bagian bawah. Saat nyubit harus pakai perasaan, ga bisa terlalu keras karena minyaknya akan keluar. Yes!!Suka bangettttt akhirnya bisa terlibat. Untuk keluarga saya, Natal kali ini, kami ngejot dan open house. Ini adalah kali pertama kami mempersiapkan makanan, memasak dalam jumlah banyak. Hihi biasanya kami keluar kota atau pulang kampung. Oya, ngejot artinya membawakan makanan hasil masakan sebagai tanda kasih ke para tetangga. Karena saya begitu kangen dengan Hidangan Natal di Tomohon, jadi hidangan Natal kali ini, saya siapkan makanan tradisi Natal seperti disana. Saya masak rica babi, rica ayam dengan daun kemanginya, sup brenebon, dan kwetiaw goreng. Awalnya sy juga pengen masak Klappertart untuk hidangan penutup, tapi apa daya, saya kecapean, wkwk.
Pakaiannya sih biasanya, tapi klo acara mebat, coba liat di tas slepangnya mereka, pasti muncul blakas atau pisau besar. Para lelaki yang akan menyiapkan semuaKarena ini kali pertama masak banyak, saya bener-bener deg-degkan menyiapkan Hidangan Natal ini. Saya kuatir masakan ga enak dan orang-orang ga suka. Di awal, saya search menu di gawai saya. Saya masak untuk gejot tanggal 24 Des. Di luar dugaan rasanya enak. Para tetangga memuji terutama kwetiaw gorengnya. Tapi saya ngerasa, no... that's not me banget. Akhrinya saya putuskan untuk masak menu yang sama ala saya - sang pengagum bawang putih. Saya memasak 2 kg ayam, 1,5 kg babi, dan 1 panci sup brenebon dengan kaldu ayam, dan sambel puedes campuran limpahan cabe dan bawang putih. Saya bener-bener main di bawang putih dan jahe. Saya menghabiskan setengah kilo bawang putih dan setengah kilo cabe, wkwk. Dan saat saya coba, yes! saya puas banget.
Dan ya ampunnnn.... di luar dugaan,Â
semua yang datang pas open house, bilang rasa masakan saya enak banget. Rasanya pas! YEahhhhhh saya ga tahan untuk sumringah. Saya bener-bener puas dan senang. Ini adalah pengalaman memasak saya yang terbanyak dalam Natal, tanpa men-skip misa Natal. Saya seneng banget.Yeahh, impian merayakan Natal secara utuh saya terkabul. Makasih banget, Tuhan. Merry Christmas!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI