Dan jeng, jeng, jeng... jadilah kami ngecamp di Matantimali bareng temen-temen yang buanyakkk. Wkwk, seru banget. Gatau asalnya darimana, tapi ada aja bahan buat ngobrol dan ketawa. Kok bisa ya? wkwk. Kebetulan juga, banyak temen Backpacker Palu yang hobi fotografi, wah berubtungnya, jadi ciamik hasil jepretan malamnya. Bener-bener.. baru kenal langsung ngecamp bareng di Matantimali dengan hadiah pemandangan yang luar biasa. Sore, malam, dan pagi, semua sama indahnya. Malam hari, kami dihamparkan kelap-kelip cahaya lampu yang indah dalam diamnya, sedangkan sore dan pagi, kami ditakjubkan pemandangan perbukitan hijau yang pantang buat dilewatkan. Benar-benar superrrr.Â
Siang hari, sepulang dari Matantimali, setelah makan milu dan es kelapa muda, kami berpisah dengan rombongan, untuk menuju ke air terjun Wera di Sigi bersama salah satu dari mereka: Ziabiru yang lagi off hari itu. Jadi judulnya, mereka ngehost shift-shiftan :) Air terjun Wera tidak begitu besar. Menurut saya, keindahannya justru pada jajaran batu besar, yang terlalu angkuh saat kami lewati. Mereka bener-bener ga mau minggir, Geiss..Â
Malam itu, kami himpunkan rasa lelah dan happy kami ke kasur empuk di penginapan. Hahaha, karena schedule padat merayap, jadi imun dan badan fit pun harus terjaga. Kami mau diving 3 spot, jadi pompa energi. Ga hanya rehat, kami juga tarik lagi daya strong tubuh dengan hisapan sumsum di tulang kaki sapi atau lembu, kulinernya para bangsawan zaman dulu. Wajib loh hukumnya untuk menikmati kuliner Kaledo jika ke Palu atau Donggala. Cara nikmatinya juga unik banget, banyak perkakas yang ada di atas meja: garpu, pisau, sumpit, dan sedotan. Padanannya singkong atau ibu rebus, tapi yang ga biasa tetap disediakan nasi dan buras. Kaledo berasal dari bahasa Kaili, bahasa penduduk Palu. Ka berarti keras dan Ledo berarti tidak. Jadi, kaledo artinya tidak keras. Memang lembut banget sih, lembut dan yummy, asal jangan gigit tulangnya ya.
Untuk spot dive, Donggala mah memang super wow. Ada 1 spot yang baru: dekat dermaga. di beton-beton itu, astaga Geiss... banyak banget biota cantiknya... saya lanjutkan di artikel berikutnya ya. Saya rehat dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H