"Hai, sudah habis makanannya?" tanya Noni seraya meraih lalu merangkul Kucing Melly dan dibelainya.
"Sebentar, kamu tunggu sini, aku akan membereskan sisa makananmu!" seru Noni sambil meletakan Kucing Melly di sofa yang empuk.
Noni pun beranjak keluar ke pelataran rumah dimana piring sisa makanan Kucing Melly berada. Setelah melihat, piring yang berisi makanan khusus yang diperuntukan Kucing Melly sudah habis hanya sedikit sisanya. Terperangahlah Noni. Tidak biasanya Kucing Melly menghabiskan makanan itu.
"Melly... Kamu doyan sekali sampai gak tersisa!" ucap Noni sambil membungkukan badan untuk mengambil piring makanan khusus kucing itu.
Sementara itu, Kucing Melly merasakan kasihan kepada Kucing Betina itu. Seperti ada sesuatu ikatan batin kepadanya. Ikatan yanga sangat dekat. Warna bulunya yang kuning dan putih di bawah perut, ia teringat akan kecil dulu ketika ia dipungut oleh seorang manusia, anak remaja putri tepatnya.
Remaja putri itu berkata setelah menggendongnya.
"Ihh... Kucing ini cantik sekali bulunya. Gemes liatnya!" Setelah berkata demikian, ia membawanya sambil membelai bulu anak kucing itu yang tidak lain kini diberi nama dan dipeliharanya bernama Melly. Sedangkan remaja putri itu adalah Noni.
Namun sebelum Kucing Melly dipelihara oleh Noni, ia ingat mempunyai dua saudara kembar, yang bulunya mirip Kucing Betina itu. Kucing betina yang diberinya makanan kaleng khusus kucing itu.
Hanya saja, terlihat kesan kotor bulu-bulunya dan memang tidak terusus terbukti banyak luka di salah satu persendiannya.Â
"Apa ia saudara kandungku?" tanya Kucing Melly dengann dirinya sendiri di dalam hati.
***