Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kucing Melly yang Cemumut Part 3

8 April 2016   11:13 Diperbarui: 9 April 2016   15:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Yeee ... GR ... capa yang cemburu ama loe. Ngaca...!" pekik Kucing Betina mencela ketika Kucing Jantan hilang ditengah malam yang pekat.

Kemudian Kucing Betina pun beranjak dari tempat itu kearah lain. Ia merasa sakit dengan perkataan Kucing Jantan tadi. Merasa terhina. Tiba-tiba Kucing Betina itu menguarkan air mata. 

"Hikz ...hikz ...hikz ... Hidup ini tak adil. Aku semenjak kecil selalu sendiri tak ada yang mengurus ... Jahaaat.... Semuanya jahat... hikz ... hikz ... hikz ..."

Air mata berderai membasahi pipi dan kumisnya. Kucing Betina merasa paling buruk dengan takdir hidupnya. Semenjak bayi ia dipisahkan oleh Bunda dan kedua saudaranya. Ia di buang jauh-jauh oleh manusia, yang tak suka dengan kehadirannya.

Ia tahu jika hidup ini memang pahit. Hidup harus berjuang sebisa mungkin untuk menyambung umur yang hanya sementara ini. "Tapi ... Kenapa kesenangan itu tidak berpihak kepadaku?!"

Kucing Betina terus menangis ngeong sedu. Ia pandang rembulan yang mulai tertutup awan mendung berarak memapas sinar indahnya. Suara simfoni angin mendayu lembut diiringi suara kekresekan dahan tertepa angin semilir.

Terbayang kilas balik ketika ia masih dalam asuhan sang Bunda. Ketika ia mempunyai saudara kembar dua. Kakak dan Adik, sedangkan ia di tengah karena lahirnya pun ia keluar merojol keras ketika Kakaknya keluar, itupun sedikit sulit karena terlahir nyungsang. Disusul dengan adiknya yang hanya mempunyai satu warna bulunya yaitu kuning. Sedangkan ia dominan putih dengan campuran kuning.

Canda ria dengan kedua saudaranya itu sangat mengasikkan. Saling menggigit, menjilat, membanting bahkan bermain Smack Down dengan cara dipiting, diapit, dibekep, dibekek dan ditekuk.

Versi POV 1 Curhat Kucing Betina.

Pada saat kami sedang tidur pulas bergumul dengan Kakak dan Adikku. Ibuku pulang dengan wajah sumringah karena telah berhasil menangkap Tikus untuk mengajarkan kepada kami sebagai makanan Alternatif kelak jika kami tak ada yang memberi makan.

Bundaku lebih dulu menelan kepala tikus itu. Sedangkan aku dan kedua saudaraku hanya disuruh mengendus aroma bau tikus, agar kami bisa melacak keberadaan tikus di manapun mereka bersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun