Mohon tunggu...
Cassy Denia Lie
Cassy Denia Lie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo , nama saya Cassy Denia Lie , hobi saya menyanyi dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat

19 Desember 2024   20:25 Diperbarui: 20 Desember 2024   07:50 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/Uc1xRqAvetAdyBwq6

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi sosial terdiri dari hubungan timbal balik antara individu, kelompok, atau antar kelompok. Dalam ilmu sosiologi, interaksi sosial dianggap sebagai dasar pembentukan struktur sosial di masyarakat. Kehidupan sosial berkembang dan terbentuk tanpa interaksi. Interaksi sosial dapat terjadi secara langsung, misalnya secara tatap muka, atau tidak langsung, misalnya melalui media.

Interaksi sosial memiliki dua syarat utama: kontak sosial dan komunikasi Kontak sosial mencakup hubungan fisik atau nonfisik, sementara komunikasi mencakup pertukaran pesan antara pihak yang berinteraksi.

Adapun pengertian interaksi sosial menurut para ahli:

Thibaut dan Kelley:

Definisi interaksi sosial adalah peristiwa yang saling memengaruhi satu sama lain, terutama saat dua orang atau lebih hadir bersama. Untuk menciptakan interaksi sosial, orang yang terlibat harus menciptakan suatu hasil dan saling berkomunikasi.

Bonner:

"Interaksi sosial merupakan hubungan antara dua orang atau lebih, di mana perilakunya saling memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu lainnya."

Max Weber:

Seorang ahli sosiologi dari Jerman, mengartikan interaksi sosial sebagai suatu proses yang terjadi antara individu-individu dalam masyarakat yang didasarkan pada tujuan dan makna yang mereka berikan pada tindakan tersebut. Weber juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap makna tindakan dalam memahami interaksi sosial yang terjadi.

Soerjono Soekanto

Berbagai hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antar kelompok manusia, maupun antara orang per orang dan kelompok manusia.

George Herbert Mead (1934)

Interaksi sosial adalah proses di mana individu mengambil peran orang lain dan melihat diri mereka sendiri dari perspektif orang lain, yang memungkinkan mereka untuk memahami dan merespons perilaku orang lain secara lebih akurat.

Berikut ini adalah bentuk-bentuk interaksi sosial yang umum terjadi di masyarakat:

 

1.Interaksi Sosial Berbasis Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif biasanya meningkatkan hubungan antar individu dan kelompok dan mengarah pada kesatuan atau kerjasama. Jenis interaksi ini termasuk:

a. Kerja sama (Cooperation)

Untuk mencapai tujuan bersama, individu atau kelompok bekerja sama. Kerjasama dapat terjadi di berbagai bagian kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, politik, dan budaya.

Contoh: Siswa bekerja sama dalam proyek kelompok; Petani membangun irigasi bersama.

Beberapa jenis kerjasama adalah sebagai berikut:

  • Perjanjian: Kesepakatan dalam perjanjian bisnis atau ekonomi
  • Co-optation: Proses penerimaan anggota baru ke dalam kepemimpinan organisasi
  • Koalisi: Kerjasama antar kelompok untuk mencapai tujuan tertentu
  • Kolaborasi: Kerjasama dalam bidang ekonomi atau usaha.

b. Akomodasi  (Accommodation)

Proses penyesuaian untuk mengurangi ketidaksepakatan atau konflik di antara orang atau kelompok dikenal sebagai akomodasi.

Ada beberapa jenis akomodasi, termasuk:

  • Kompromi: melibatkan penyelesaian masalah melalui saling memberi dan menerima
  • Mediasi: melibatkan bantuan pihak ketiga yang netral; dan arbitrasi, yang melibatkan pihak ketiga yang memutuskan solusi yang mengikat.
  • Toleransi: melibatkan menghormati perbedaan antar individu atau kelompok.

Contoh: Penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi yang melibatkan pemerintah desa

 c. Adsimilasi (Assimilation)

Ketika dua kelompok atau lebih dengan latar belakang yang berbeda berinteraksi dalam waktu yang lama terjadi asimilasi yang menghasilkan budaya baru yang diterima bersama. Pengurangan perbedaan antarbudaya merupakan tanda dari proses tersebut.

Contoh: Perkawinan campuran antara dua suku yang menciptakan budaya baru dalam keluarga baru.

d. Akulturasi (Acculturation)

Terjadi ketika dua kebudayaan bertemu, tetapi kebudayaan asli tidak sepenuhnya melebur, akulturasi adalah proses penerimaan budaya baru tanpa menghilangkan ciri-ciri budaya asli.

Contoh: musik dangdut menggabungkan elemen modern dan tradisional.

2. Interaksi Disosiatif Sosial

Interaksi disosiatif adalah jenis interaksi sosial yang menghasilkan konflik atau perpecahan karena perbedaan kepentingan, pendapat, atau nilai di antara individu dan kelompok.

a .Persaingan (Competition)

Persaingan adalah proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan tertentu tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Selama persaingan dilakukan dengan cara yang sehat dan sportif itu baik.

Contoh: persaingan antara siswa untuk mendapatkan nilai terbaik di kelas dan persaingan antara perusahaan untuk mendapatkan pelanggan.

b. Kontraversi (Contravention)

Kontraversi adalah proses persaingan dan pertikaian yang ditandai oleh ketidakpastian pribadi seseorang dan juga perasaan tidak suka yang disembunyikan pada kepribadian seseorang atau dengan kata lain pertentangan tentang pendapat atau sudut pandang seseorang. Kontraversi berasal dari bahasa latin yaitu controversus yaing berarti berpatah dalam arah bertentangan, inches daripada contra berarti melawan dan vertere berarti berpatah, berpusing, atau melawan.

Ada keraguan, ketidaksepakatan, atau penolakan yang tersembunyi dalam interaksi yang disebut konvergensi.

Seringkali, konflik muncul dari ketidaksepakatan. Sebagai contoh, Anda dapat menyebarkan ketidakpuasan ke

bijakan dan mengkritik atasan organisasi secara tidak langsung.

Lima jenis kontravensi berbeda:

  • Umum: Penolakan terbuka tetapi tidak agresif
  • Sederhana: Perdebatan pendapat tanpa tindakan keras
  • Rahasia: Upaya untuk merugikan secara sembunyi-sembunyi
  • Taktis: Mencari celah kelemahan lawan untuk dimanfaatkan
  • Intensif: Proses menuju konflik terbuka.

 

c. Pertentangan atau konflik(Conflict)

Konflik adalah jenis interaksi yang ditandai dengan perbedaan pendapat, kepentingan, atau nilai yang menyebabkan ketegangan dan permusuhan.

Namun, konflik dapat berpotensi menghasilkan perubahan sosial yang lebih baik, yang merupakan hal yang baik.

Contoh:

  • Aksi protes masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan.
  • Konflik antar suku karena perbedaan budaya.

Konflik dapat diatasi melalui berbagai cara, seperti mediasi, arbitrasi, atau kompromi.

3. Interaksi Sosial Berdasarkan Bentuk Hubungan

Selain dibagi berdasarkan arah perkembangan hubungan (asosiatif dan disosiatif), interaksi sosial juga dapat dilihat dari bentuk hubungannya, yaitu:

a. Interaksi Antarindividu

Interaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara langsung.

Contoh: Percakapan antara teman di sekolah.

b. Interaksi Antarkelompok

Interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lain.

Contoh: Pertandingan sepak bola antar sekolah.

c. Interaksi antara Individu dan Kelompok

Interaksi yang terjadi ketika satu individu berinteraksi dengan sebuah kelompok.

Contoh: Seorang pemimpin perusahaan memberikan pengarahan kepada tim kerjanya.

4. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya interaksi sosial antara lain:

1. Imitasi: Meniru perilaku atau sikap orang lain.

2. Sugesti: Menerima pengaruh dari orang lain tanpa berpikir panjang.

3. Identifikasi: Proses seseorang menjadi sama dengan orang lain yang dikagumi.

4. Simpati: Perasaan tertarik atau peduli terhadap keadaan orang lain.

5. Empati: Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Kesimpulan

Interaksi sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia karena menjadi landasan terbentuknya hubungan sosial dan struktur masyarakat. Bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua, yakni asosiatif yang mengarah pada kerjasama dan keharmonisan, serta disosiatif yang cenderung menimbulkan konflik atau persaingan.

Interaksi sosial tidak hanya terjadi secara individu, tetapi juga melibatkan kelompok yang lebih luas. Pemahaman tentang bentuk-bentuk interaksi sosial membantu individu maupun kelompok dalam membangun relasi yang  lebih baik, menyelesaikan konflik, dan menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah keberagaman.

Melalui interaksi sosial yang sehat, masyarakat akan terus berkembang menuju kehidupan yang lebih dinamis dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun