Mohon tunggu...
Cassava
Cassava Mohon Tunggu... Freelancer - Time traveller

No space

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ternyata itu Kamu!

1 Februari 2024   01:49 Diperbarui: 1 Februari 2024   01:49 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pojok Alun-Alun Kota Semarang (Foto: berita.99.co)

Pojok Alun-Alun Kota Semarang (Foto: berita.99.co)
Pojok Alun-Alun Kota Semarang (Foto: berita.99.co)

Kami pun beranjak keluar dari masjid. Di persimpangan jalan di pojok Alun-Alun Kota Semarang, kita melihat pedagang kaki lima. Tanpa berpikir lama, kita langsung menuju ke sana dan ternyata itu adalah penjual bakmi.

"Pak, bakmi gorengnya satu, es teh satu. Sama kalian mau apa?", katamu segera kepada penjual bakmi.

"Aku sama", jawabku.

"Aku bakmi yang kuah aja, Mas", sahut Rana.

"Minumnya apa? Chasna berarti teh juga, anget tanpa es kan? Rana mau minum apa?", timpalmu seketika.

Aku mengangkat jempol tanda persetujuan. Sementara Rana menjawab, "Aku es jeruk aja, Mas".

"Berarti bakmi gorengnya 2, bakmi kuah 1, es teh 1, teh anget 1, sama es jeruk 1 ya, Pak".

"Oke, Mas. Ditunggu, ya! Bisa duduk di sebelah sana!", jawab Bapak penjual bakmi sambil menunjuk gelaran tikar di pojok alun-alun.

Kami menunggu di atas gelaran tikar di tengah syahdunya Kota Semarang dengan jalanannya yang ramai. Sambil menunggu kita mengobrol, khawatir kalau-kalau harganya sangat mahal seperti lalapan yang kita beli saat di Nganjuk. Namun ternyata, harganya sangat murah dengan porsi segitu banyak dan banyak kondimennya. Per porsi bakminya hanya seharga Rp12.000,-. Oleh karena lapar, porsi banyak, dan harga murah ini, rasanya ini seperti bakmi terenak di dunia. Apalagi jika makannya bersama orang spesial.

Saat di Semarang kita sering bilang, 'Sampai jumpa di Semarang tahun depan ya, ges'. Apa kita akan benar-benar berjumpa di Semarang tahun depan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun