Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak dan Kontribusinya dalam Mewujudkan Merdeka Belajar demi Penguatan Pelajar Pancasila

2 April 2023   19:11 Diperbarui: 2 April 2023   19:17 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta didik menikmati nasi Jinggo khas Bali. Dengan Merdeka Belajar, maka belajar makin menyenangkan (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)

Bapak Dewa Edwin Pradipta adalah salah satu contoh Guru Penggerak Kota Denpasar Bali yang bisa anda jadikan isnpirasi. Saya mengenal beliau kurang lebih 5 tahun, karena pernah menjadi wali kelas anak saya selama belajar di SD 24 Pemecutan Kota Denpasar. Apalagi, saya juga pernah menjadi pengurus Komite Sekolah di sekolah tersebut.

Kini, Bapak Dewa Edwin Pradipta telah berpindah tugas sebagai punggawa di SD 6 Sumerta Kota Denpasar. Saya mencermati sekali gaya mengajar beliau yang menyenangkan, dan membuat peserta didik mampu menyerap mata pelajaran yang diampunya dengan baik.

Bapak Dewa Edwin Pradipta (paling kiri) dan guru lainnya yang menggerakan Merdeka Belajar (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)
Bapak Dewa Edwin Pradipta (paling kiri) dan guru lainnya yang menggerakan Merdeka Belajar (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)

Kini, setelah Kurikulum Merdeka telah digemakan di mana-mana, maka gaya pembelajaran peserta didik makin berkualitas. Apalagi, Kurikulum Merdeka memberikan ruang kebebasan bagi guru dan peserta didiknya. Guru Penggerak memberikan contoh proses belajar-mengajar menyenangkan yang mengandung muatan lokal. Belajar tidak harus di dalam ruang kelas yang formal. Guru Penggerak bisa mengajar peserta didik di luar ruang kelas dalam suasana yang lebih menyenangkan.

Penerapan Merdeka Belajar bisa dilakukan dalam proses pembelajaran di luar ruang kelas formal (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)
Penerapan Merdeka Belajar bisa dilakukan dalam proses pembelajaran di luar ruang kelas formal (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)

Guru Penggerak bisa mengajar peserta didik di halaman sekolah dalam kondisi santai. Peserta didik tidak harus memakai pakaian seragam sekolah yang formal. Mereka bisa memakai pakaian yang bebas dan sopan. Guru Penggerak bisa mengajarkan mata pelajaran sekolah layaknya sebuah permainan. Peserta didik diharap bisa menyerap mata pelajaran secara menyenangkan.

Waktu proses belajar-mengajar pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Bisa dilakukan kapan saja, ketika Guru Penggerak dan peserta didik sangat membutuhkan masukan atau informasi yang baru. Bahkan, proses pembelajaran tersebut bisa diselingi dengan muatan lokal. Pihak sekolah bisa menyediakan kuliner lokal untuk makanan peserta didik sehabis proses belajar-mengajar. Seperti, penyajian Nasi Jinggo khas Bali.

Penyajian Nasi Jinggo tersebut, bukan hanya mengenalkan kuliner lokal kepada peserta didik. Tetapi, peserta didik dituntut untuk mencintai produk dalam negeri. Konsep belajar-mengajar ini secara langsung menguatkan peserta didik tentang pemahaman Pancasila secara murni dan konsekuen.

Peserta didik menikmati nasi Jinggo khas Bali. Dengan Merdeka Belajar, maka belajar makin menyenangkan (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)
Peserta didik menikmati nasi Jinggo khas Bali. Dengan Merdeka Belajar, maka belajar makin menyenangkan (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)

Proses pembelajaran yang fleksibel tersebut memberikan kesan Guru Penggerak dan peserta didik tidak kaku. Itulah uniknya Kurikulum Merdeka dalam sistem pendidikan nasional. Di mana, Guru Penggerak bertanggung jawab suksesnya penerapan Kurikulum Merdeka yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Pengembangan soft skills dan karakter (melalui proyek penguatan profil belajar Pancasila).
  • Fokus pada materi esensial (yang relevan dan mendalam, sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreatifitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi).
  • Pembelajaran yang fleksibel (keleluasaan bagi guru untuk untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal).

Terciptanya profil pelajar Pancasila adalah muara dari penerapan Kurikulum Merdeka. Peran Guru Penggerak adalah contoh nyata, bahwa sistem pendidikan nasional harus menciptakan anak bangsa yang cerdas berdasarkan Pancasila. Estafet Guru Penggerak harus dilakukan secara berkelanjutan, agar penguatan pelajar Pancasila tidak berhenti di tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun