Bapak Dewa Edwin Pradipta adalah salah satu contoh Guru Penggerak Kota Denpasar Bali yang bisa anda jadikan isnpirasi. Saya mengenal beliau kurang lebih 5 tahun, karena pernah menjadi wali kelas anak saya selama belajar di SD 24 Pemecutan Kota Denpasar. Apalagi, saya juga pernah menjadi pengurus Komite Sekolah di sekolah tersebut.
Kini, Bapak Dewa Edwin Pradipta telah berpindah tugas sebagai punggawa di SD 6 Sumerta Kota Denpasar. Saya mencermati sekali gaya mengajar beliau yang menyenangkan, dan membuat peserta didik mampu menyerap mata pelajaran yang diampunya dengan baik.
Kini, setelah Kurikulum Merdeka telah digemakan di mana-mana, maka gaya pembelajaran peserta didik makin berkualitas. Apalagi, Kurikulum Merdeka memberikan ruang kebebasan bagi guru dan peserta didiknya. Guru Penggerak memberikan contoh proses belajar-mengajar menyenangkan yang mengandung muatan lokal. Belajar tidak harus di dalam ruang kelas yang formal. Guru Penggerak bisa mengajar peserta didik di luar ruang kelas dalam suasana yang lebih menyenangkan.
Guru Penggerak bisa mengajar peserta didik di halaman sekolah dalam kondisi santai. Peserta didik tidak harus memakai pakaian seragam sekolah yang formal. Mereka bisa memakai pakaian yang bebas dan sopan. Guru Penggerak bisa mengajarkan mata pelajaran sekolah layaknya sebuah permainan. Peserta didik diharap bisa menyerap mata pelajaran secara menyenangkan.
Waktu proses belajar-mengajar pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Bisa dilakukan kapan saja, ketika Guru Penggerak dan peserta didik sangat membutuhkan masukan atau informasi yang baru. Bahkan, proses pembelajaran tersebut bisa diselingi dengan muatan lokal. Pihak sekolah bisa menyediakan kuliner lokal untuk makanan peserta didik sehabis proses belajar-mengajar. Seperti, penyajian Nasi Jinggo khas Bali.
Penyajian Nasi Jinggo tersebut, bukan hanya mengenalkan kuliner lokal kepada peserta didik. Tetapi, peserta didik dituntut untuk mencintai produk dalam negeri. Konsep belajar-mengajar ini secara langsung menguatkan peserta didik tentang pemahaman Pancasila secara murni dan konsekuen.
Proses pembelajaran yang fleksibel tersebut memberikan kesan Guru Penggerak dan peserta didik tidak kaku. Itulah uniknya Kurikulum Merdeka dalam sistem pendidikan nasional. Di mana, Guru Penggerak bertanggung jawab suksesnya penerapan Kurikulum Merdeka yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Pengembangan soft skills dan karakter (melalui proyek penguatan profil belajar Pancasila).
- Fokus pada materi esensial (yang relevan dan mendalam, sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreatifitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi).
- Pembelajaran yang fleksibel (keleluasaan bagi guru untuk untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal).
Terciptanya profil pelajar Pancasila adalah muara dari penerapan Kurikulum Merdeka. Peran Guru Penggerak adalah contoh nyata, bahwa sistem pendidikan nasional harus menciptakan anak bangsa yang cerdas berdasarkan Pancasila. Estafet Guru Penggerak harus dilakukan secara berkelanjutan, agar penguatan pelajar Pancasila tidak berhenti di tengah jalan.