Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Desa Wisata Ramah Berkendara Carangsari: Sebuah Otokritik Dukungan Infrastruktur untuk Menggali Kreatif Lokal Berkelanjutan

10 November 2022   20:30 Diperbarui: 10 November 2022   20:34 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wisata Carangsari dinobatkan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Sumber: dokumen pribadi)

Tanggal 7 Nopember 2022 lalu, jalanan di Bali sedikit lengang. Volume kendaraan tidak seramai hari-hari kerja biasanya. Kondisi tersebut dikarenakan masyarakat Hindu Bali sedang merayakan Hari Raya Tumpek Landep.

Semua jenis kendaraan harus disembahyangi terlebih dahulu. Dengan tujuan kendaraan sebagai media kerja "dipercaya" bisa memberikan aura positif dan banyak rejeki. Itulah sebabnya, perjalanan saya kurang lebih 25 km dari Denpasar menuju Desa Wisata Carangsari dengan sepeda motor lebih cepat dari biasanya.

PRODUK WISATA DESA CARANGSARI

Perlu diketahui, ada hal menarik dari Desa Wisata Carangsari. Siapa yang tidak kenal pahlawan nasional dari Bali I Gusti Ngurah Rai? Pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajah Belanda, hingga titik darah penghabisan dalam Puputan Margarana itu, berasal dari Desa Wisata Carangsari.

Anda bisa melihat patung I Gusti Ngurah Rai berdiri gagah di seberang pasar Carangsari atau Puri Oka. Bahkan, anda juga bisa berkunjung ke monumen I Gusti Ngurah Rai yang jaraknya kurang lebih 500 meter ke utara dari patung tersebut. 

Patung pahlawan I Gusti Ngurah Rai (Sumber: dokumen pribadi)
Patung pahlawan I Gusti Ngurah Rai (Sumber: dokumen pribadi)

 

Monumen Pahlawan I Gusti Ngurah Rai (Sumber: dokumen pribadi)
Monumen Pahlawan I Gusti Ngurah Rai (Sumber: dokumen pribadi)

 

Tidak disangka, Desa Wisata Carangsari merupakan daerah penghasil coklat. Merek produk Pod Coklat atau Jungle Coklat yang dimiliki oleh putri lokal yaitu Inda Trimafo Yuda sudah mendunia. Bahkan, tempat pengolahan coklat tersebut menjadi destinasi wisata andalan.

Saya pernah berbincang-bincang dengan sang pemilik di sebuah acara di Denpasar. Alasan mendasar terciptanya merek tersebut adalah Desa Wisata Carangsari yang menghasilkan coklat unggulan harus dikenal banyak orang, baik di Indonesia maupun dunia. 

Dari kasus di atas, maka keberadaan desa wisata mampu menciptakan gen kreatifitas lokal. Mampu membangkitkan perekonomian masyarakat. Tentu, kreatifitas tersebut perlu mendapatkan dukungan, baik sarana maupun prasarana. Itulah sebabnya, penyelenggaraan Festival Kreatif Lokal (FKL) sangat bermanfaat, baik bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi pemerintah atau stakeholder lain yang berkepentingan.

Perlu diketahui, Festival Kreatif Lokal (FKL) ke-3 tanggal 8 Oktober 2022 diselenggarakan di Desa Wisata Carangsari Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

Kegiatan tersebut merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Adira Finance untuk Indonesia, di bawah pilar Sahabat Lokal yang berfokus terhadap pengembangan pariwisata, budaya, kearifan lokal, dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Dari ajang Festival Kreatif Lokal yang diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan Adira Finance tersebut bisa memunculkan produk-produk lokal yang bisa berdaya saing. Dan, meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

Juga, para pengunjung bisa memahami kondisi desa wisata yang bersangkutan. Sebagai contoh, desa wisata tersebut telah mempunyai sarana hotel atau penginapan yang memadai. Atau, pusat kuliner baru yang bisa dicoba. Bahkan, dari ajang Festival Kreatif Lokal bisa memberikan informasi ragam destinasi wisata unggulan di desa wisata tersebut.

Tempat penginapan atau hotel sangat penting (Sumber: dokumen pribadi)
Tempat penginapan atau hotel sangat penting (Sumber: dokumen pribadi)

 

Desa wisata Carangsari sendiri telah mempunyai beberapa destinasi wisata unggulan. Ada destinasi wisata yang memanfaatkan suasana alam yang mengagumkan, seperti Alam Tirta.

Bukan hanya pesona alam yang menjadi nilai penting. Tetapi, destinasi wisata tersebut menawarkan fasilitas wisata kekinian yaitu glamping. Tempat menginap yang ramah lingkungan, dengan memanjakan pesona alam ala petualang.

 

Wisata alam di Alam Tirta (Sumber: dokumen pribadi)
Wisata alam di Alam Tirta (Sumber: dokumen pribadi)

Desa wisata Carangsari juga menawarkan wisata yang mengandung unsur air. Perlu diketahui, bahwa desa wisata Carangsari dilalui oleh sungai Ayung yang merupakan sungai terpanjang di Bali. Maka, wisata arung jeram (rafting) telah dikembangkan di desa wisata ini.

Dari keberadaan destinasi wisata arung jeram ini, maka gen kreatifitas lokal bermunculan. Bukan hanya keberadaan tempat menginap, tetapi produk kuliner, transportasi pengantaran pengunjung, pusat konveksi dan jasa lainnya bermunculan.

Bagi pengunjung yang percaya dengan wisata keagamaan. Maka, Desa Wisata Carangsari mempunyai destinasi wisata relejius bernama Taman Beji Samuan, yang menjadi daya tarik wisatawan.

Destinasi wisata tersebut menjadi area sakral dan suci bagi umat Hindu Bali. Pengunjung bisa merasakan aura spiritual yang kuat di area ini. Bukan hanya itu, pesona pemandangan alam yang ada di sekitarnya mampu menghipnotis pengunjung.

Taman Beji Samuan digunakan sebagai tempat melukat atau menyucikan diri. Ada kepercayaan bahwa tempat ini mampu memberikan aura positif atau menghilangkan niskala (pengaruh negatif). Maka, pengunjung bisa mencobanya dengan mandi atau basah-basahan.

 

Destinasi wisata relejius Taman Beji Samuan (Sumber: dokumen pribadi)
Destinasi wisata relejius Taman Beji Samuan (Sumber: dokumen pribadi)

Sebagai informasi, kondisi infrastruktur jalan raya beraspal yang menuju destinasi wisata Desa Wisata Carangsari dalam kondisi baik. Pantas saja, jika desa Carangsari telah dinobatkan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara.

Bukan hanya infrastruktur jalan yang baik menuju destinasi wisata yang ada. Wisatawan juga dengan mudah mendapatkan bengkel otomotif dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

 

Desa Wisata Carangsari dinobatkan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Sumber: dokumen pribadi)
Desa Wisata Carangsari dinobatkan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Sumber: dokumen pribadi)

Infrastruktur jalan raya beraspal di kawasan protokol Desa Wisata Carangsari telah dilengkapi dengan lampu penerangan jalan. Tetapi, yang perlu menjadi perhatian, saya melihat infrastruktur jalan raya beraspal yang menuju destinasi wisata di Desa Wisata Carangsari masih minim lampu penerangan jalan. Kondisi tersebut bisa terlihat gelap saat malam hari atau mendung. 

Hal penting yang bisa dilakukan oleh masyarakat, pemerintah dan stakeholder adalah memanfaatkan debit air di saluran subak atau irigasi. Ide pembuatan instalasi pembangkit Mikro Hidro bisa menjadi solusi untuk menciptakan tenaga listrik baru yang ramah lingkungan.

 

Infrastruktur jalan yang baik menuju destinasi wisata Taman Beji Samuan (Sumber: dokumen pribadi)
Infrastruktur jalan yang baik menuju destinasi wisata Taman Beji Samuan (Sumber: dokumen pribadi)

Jika anda berkunjung ke Desa Wisata Carangsari, maka kontinuitas air yang ada di saluran irigasi depan Pura Dalem Carangsari bisa menjadi indikator penting. Bahwa, penciptaan Mikro Hydro di Desa Wisata Ramah Berkendara Carangsari bisa menjadi pekerjaan rumah masyarakat, pemerintah dan stakeholder. 

 

Debit air yang besar berpeluang untuk menciptakan tenaga listrik ramah lingkungan (Sumber: dokumen pribadi)
Debit air yang besar berpeluang untuk menciptakan tenaga listrik ramah lingkungan (Sumber: dokumen pribadi)

OTOKRITIK DESA WISATA

Percaya atau tidak, ada pelajaran menarik dari keberadaan Desa Wisata Carangsari. Perlunya dukungan dan perhatian pemerintah dan stakeholder secara berkelanjutan.

Dengan kata lain, perhatian dan dukungan tidak hanya di depan saja. Tetapi, perhatian dan dukungan diberikan, ketika desa wisata tersebut mengalami masa-masa kelam. Seperti, kondisi desa wisata saat Pandemi Covid-19.

Saya telah berkunjung ke beberapa desa wisata di Bali. Sebagai contoh, keberadaan infrastruktur jalan raya Desa Wisata Amed Kabupaten Karangasem sungguh memprihatinkan.

Infrastruktur jalan raya kawasan Jemeluk hingga Bunutan rusak dan berlubang. Apalagi, jalan penting di kawasan ini minim cahaya. Tambah lagi, saya tidak melihat keberadaan lampu penerangan jalan.

Jadi, kalau malam hari, kondisi di kawasan tersebut sungguh gelap. Wisatawan asing perlu menyalakan lampu di telepon pintarnya, ketika berjalan kaki di pinggir jalan. Saya sendiri beberapa kali hampir terjatuh dari sepeda motor, karena kondisi jalan yang gelap dan berlubang.

Saya tidak ingin desa-desa wisata di Indonesia, khususnya yang ada di Bali mengalami hal tersebut. Jangan hanya cuan (untung) yang diperhatikan, tetapi perwujudan desa wisata ramah berkendara justru bagai jauh panggang dari api.

Penobatan Desa Carangsari sejak tanggal 8 Oktober 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara, sejatinya menjadi otokritik tajam buat desa wisata lainnya. Apakah desa wisata tersebut sudah ramah bagi pengendara?

Jangan sampai pengunjung mengalami hal yang tidak diinginkan, ketika berkunjung ke desa wisata. Pengunjung susah mencari tempat pengisian bakar atau bengkel. Atau, wisatawan mengalami kecelakaan lalu lintas, karena kondisi jalan rusak dan gelap saat malam hari atau mendung.

Itulah sebabnya, kemajuan desa wisata perlu mendapatkan dukungan  dari pemerintah atau stakeholder secara berkelanjutan. Ketika, produk kreatif lokal mulai bermunculan, maka keberadaan alat transportasi sangatlah penting.

Pengiriman logistik dari pengrajin hingga ke pembeli membutuhkan transportasi yang handal. Salah satu dukungan penting adalah kondisi jalan yang aman untuk dilewati. Kecepatan pengiriman produk kreatif lokal adalah prioritas.

Dukungan lain yang tidak kalah penting adalah kemudahan kepemilikan kendaraan untuk pengiriman produk. Dari sinilah, peran stakeholder sangat penting.

Beruntung, perusahaan Adira Finance memberikan kemudahan masyarakat untuk memiliki roda empat atau roda dua. Jalan mudah yang bisa dilakukan adalah kredit kendaraan melalui Adira Finance.

Menurut saya, ada 3 hal penting yang bisa dicermati, jika anda kredit kendaraan melalui Adira Finance, yaitu: 1). Proses pengurusan kredit yang cepat; 2). Petugas pengurusan yang tanggap; dan 3). Pengumpulan data yang akurat.

 

Kredit kendaraan bisa diperoleh melalui Adira Finance (Sumber: dokumen pribadi)
Kredit kendaraan bisa diperoleh melalui Adira Finance (Sumber: dokumen pribadi)

Kita semua berharap, agar desa wisata seperti Desa Wisata Carangsari menjadi area yang menciptakan gen kreatif lokal yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Serta, pengiriman produk unggulan yang andal dan mudah. Karena, desa wisata tersebut telah dinobatkan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun